05

8 3 0
                                    

BAB 5

Sudah hampir dua minggu kris dikurung di dalam kamar putih ini, tidak boleh keluar sama sekali. Hari-hari kris dilalui dengan menatap ke luar dari jendela lantai dua ke pekarangan rumah changmin.

Kris sudah merasa begitu muak dan frustrasi karena bosan. Setelah memaksakan kehendaknya malam itu, changmin tidak pernah mengunjungi kris lagi.

Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya. Kris mencibir, mencoba mengabaikan perasaan seperti tercubit di dadanya. Tetapi kalau memang benar begitu, kenapa changmin tidak melepaskannya?
Apakah karena lelaki itu tahu bahwa kris berniat membunuhnya, jadi dia menawan kris di sini karena menganggap kris ancaman yang berbahaya? Kalau begitu kenapa changmin tidak membunuhnya sekalian?

Beberapa lama terpaku di jendela, kris menyadari bahwa ada kesibukan yang tidak biasa di luar sana. Beberapa mobil tampak lalu lalang keluar masuk rumah Mikail yang biasanya lengang

Sehari-hari pemandangan yang didapat krisbhanyalah pemandangan pengawal-pengawal changmin dan beberapa pelayan yang lewat di halaman depan rumah.
Kali ini kris melihat ada mobil bunga dan mobil katering. Apakah changmin akan mengadakan pesta? Kalau iya, mungkin saja kesempatan kris untuk melarikan diri bisa muncul kembali.
Sedang larut dalam lamunannya

tiba-tiba pintu kamar putih membuka. Lana bahkan tidak menolehkan kepalanya sedikitpun. Karena yang masuk ke kamar ini selalu hanya lay yang mengantarkan makanan, dan pelayan yang membersihkan ruangan dan membawakan pakaian ganti untuknya - tentu saja di bawah pengawasan lay.
Kris tidak pernah berinteraksi dengan lay lagi setelah kejadian kemarin, dan sepertinya lelaki itu juga tidak berniat untuk mengajaknya berbicara. Lagipula rasa bersalah yang ditanggung kris terlalu besar. Karena dialah lay dihajar oleh changmin, bekas-bekas hajaran itu masih ada dari memarmemar di wajah lay dan hidungnya yang patah.

Setiap melihat lay, kris disergap perasaan ngeri dan rasa bersalah yang luar biasa. Changmin mengancam akan membunuh siapapun yang lengah dan membiarkan kris lolos. Apakah sepadan mengorbankan satu nyawa demi meloloskan diri?
Kris memang tidak kenal dengan lay, tetapi kalau mendapatkan kebebasan dengan mengorbankan nyawa orang lain, tetap saja terasa tidak benar baginya.... "yifan."
Itu suara changmin. Kris terlonjak saking kagetnya. Dia menolehkan kepalanya, dan changmin-lah yang berdiri di tengah ruangan, lelaki itu tadi sepertinya terdiam, mengamati kris yang sedang melamun sambil memandang kris yang sedang menatap ke luar jendela.
Otomatis kris mengepalkan tangannya, reaksi impulsifnya ketika menyadari aura changmin yang berkuasa memenuhi ruangan. Changmin melirik tangan kris yang terkepal, dan senyum sinis muncul di bibirnya. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke belakang dan kris baru menyadari ada orang lain di belakang changmin seorang laki-laki berbadan kecil dan sedikit gemulai,
"Ini taeil," gumam changmin tenang, "Dia akan mempersiapkanmu untuk nanti malam," Setelah berkata begitu, changmin melangkah mundur, membalikkan tubuhnya dan meninggalkan kamar itu.
Mempersiapkannya untuk apa?

***

"Kau sebenarnya cantik sekali tuan muda, hanya saja kau tidak pandai berdandan," taeil bergumam dengan suara gemulainya, memoles wajah kris yang masih memejamkan matanya di depan cermin,
Sementara kris masih memejamkan matanya, diam karena didandani oleh taeil.... Kalau changmin menyuruhnya didandani, maka dia pasti akan diperbolehkan untuk turun ke pesta yang diadakan changmin. Hal itu berarti ada kesempatan baginya untuk melarikan diri dari rumah ini.
"Nah, sudah selesai, coba buka matamu," gumam taeil. Ada nada puas dalam suaranya, kris membuka matanya pelan-pelan karena bulu mata palsu terasa memberati matanya. Dan dia terpana menatap sosok yang balas menatapnya di depan cermin itu.
Yang menatapnya bukannya kris, lelaki yang seumur hidupnya sangat jarang berdandan, yang ada di depannya adalah lelaki yang sangat tampan tp juga cantik. Luar biasa pesonanya dengan riasan yang tidak terlalu tebal tapi sangat pas di semua sisi.
Taeil memang perias yang sangat berbakat, dan sangat terkenal tentunya dengan tarif sekali riasnya yang amat sangat mahal. Kris sering sekali mendengar nama perias ini di media sebelumnya, tapi tidak pernah berfikir bahwa dia akan merasakan tangan dingin sang perias berbakat ini.
Matanya tampak begitu lebar, kuat, sekaligus rapuh dengan polesan warna cokelat keemasan, dan taeil sedemikian rupa menonjolkan struktur tulang pipinya yang tinggi sehingga tampak menarik dan aristrokat.... Dan bibirnya dipoles dengan lipstik warna peach dengan nuansa yang membuat bibirnya seolah-olah selalu basah.
Kris menyentuh pipinya ragu, dan bayangan cantik di depannya juga menyentuh pipinya. Mata kris terpaku, masih terpana akan bayangan di depannya.
Taeil mendecak kagum melihat hasil karyanya sendiri, kemudian bergumam, mengalihkan perhatian kris,
"Kau paling berbeda dari kekasih-kekasih Tuan changmin sebelumnya," taeil meringis, "Bukan berarti kau kurang cantik, tapi kau kurang glamour, kurang mempesona. Kekasih-kekasih changmin sebelum-sebelumnya selalu cantik luar biasa, bagaikan dewi"
Kris mendengus sinis, apakah changmin juga menyuruh perias ini untuk mendandani kekasih-kekasihnya?
Taeil sibuk merapikan peralatannya di belakang kris sambil terus bergumam, "Tapi kau istimewa, harusnya kau bersyukur, Tuan changmin tidak pernah menyuruhku mendandani kekasih-kekasihnya yang lain," gumaman taeil itu telah menjawab pertanyaan kris sebelumnnya, "Dan yang paling sensasional adalah jas ini, Tuan changmin menyuruhku memesannya langsung dari perancangnya di Paris. Pesanan khusus karena diselesaikan hanya dalam waktu 1 minggu, jas ini khusus dibuat untukmu, tiada duanya di dunia ini. Taeil berseru kecil dengan feminim, tampak terpesona dengan sesuatu di tangannya, "Kau harusnya bersyukur karena Tuan changmin memperlakukanmu dengan istimewa"
Kris menoleh, ingin tahu apa yang begitu menarik perhatian Taeil, dan sekali lagi dia terpesona. Di tangan taeil digantung di gantungan baju yang elegan, ada sebuah jas yang luar biasa indahnya.

sleep with the devilWhere stories live. Discover now