Disclaimer : cerita ini mengangkat era masa perang dan berisi sejarah yang tidak nyata karena cerita ini real dari imajinasi author. Jangan mengaitkan cerita ini dengan sejarah yang ada, karena cerita ini hanyalah fiktif belaka.
Latar cerita ini mengambil negara fiktif yaitu negara Priyanka yang berperang dengan negara Vinan yang merupakan negara persemakmuran dari negara Harag. Apa yang kalian baca disini tidak ada yang nyata.
Maaf jika ada kesamaan tokoh, tempat, alur, dan cerita. Cerita ini tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Pemikiran Open minded dan bijaksana sangat diperlukan saat membaca cerita ini, Terimakasih 🙏
Penjelasan singkat mengenai negara Priyanka, negara dengan bentuk pemerintahan raja melayani rakyat "Kepala Negara", dan dibawah ketentuan konstitutional Priyanka dan pemerintahannya dipimpin oleh perdana menteri yang dibantu oleh para menteri serta parlemen parlemen lainnya.
Sedangkan mengenai negara Vinan, negara Vinan adalah negara tetangga dari Priyanka, negara ini merupakan negara persemakmuran dari negara Harag. Persemakmuran berarti menyatukan negara negara bekas jajahan dari Harag setelah negara Vinan mencapai kemerdekaaanya. negara Vinan dan Harag memiliki sistem komunis sebagai dasar negara mereka. Negara Vinan dan Harag dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih melalui rapat internal partai komunis negara tersebut. Dengan sistem otoriter negara yang terkenal sangat kaku dan keras ini tengah memiliki keinginan menjadikan negara negara dikawasan selatan menjadi bagian dari negara mereka.
Selanjutnya adalah negara Harag, negara dengan sistem otoriter komunis ini berkomitmen ingin menjadikan seluruh negara tunduk kepadanya. Menjadikan negara Harag menjadi negara superpower sehingga dapat berkuasa untuk kemajuan dunia.
Negara Palixena adalah negara dengan kepulauan kecil kecil disekitar Pariyanka dan Vinan, negara ini dipimpin oleh presiden dan negaranya menggunakan sistem Liberal. Sistem ini mengutamakan kepentingan setiap individu dan menjunjung tinggi mengenai Hak Asasi Manusia.
Negara Parlan adalah negara besar yang menjadi superpower sejak tahun 1920an, teknologi negara ini cukup maju karena banyak ilmuwan ilmuwan terkenal berasal dari negara ini. Terlebih majunya pendidikan serta pola pikir mereka tak ayal jika dibidang militer mereka cukup bagus. Negara ini dipimpin oleh seorang presiden dan negaranya menggunakan sistem Demokrasi liberal. Namun ditahun 1940 negara ini ingin menarik kembali Guwenu yang merupakan negara pecahan dari negaranya sehingga kekuasaan negara ini kembali luas. Keputusan pemerintah yang ingin merebut kembali negara Guwenu ini sangat di dukung oleh rakyat Parlan karena mereka beranggapan selama ini Guwenu masih merupakan bagian dari negara mereka.
Guwenu merupakan negara pecahan dari negara Parlan, negara ini baru dibentuk tahun 1930an dengan melakukan perjanjian perjanjian panjang terlebih dahulu. Alasan Guwenu keluar dari Parlan karena mereka menganggap pemerintah Parlan tidak becus memimpin negara ini lagi, mereka ingin membentuk negara dengan kebebasan yang tiada batas karena adanya hukum yang membatasi. Negara Guwenu terkenal sangat bebas, bahkan minim sekali aturan disini, sehingga tidak ayal jika negara ini memiliki tingkat kriminalitas yang sangat tinggi. Mengenai kemajuan teknologi, negara ini cukup kurang dibanding negara Parlan, namun tingkat kerjasama nya dengan negara negara lain termasuk Parilanka bisa dibilang cukup bagus. Maka tak heran saat Parlan menyerbu negara Guwenu, negara ngeara yang bekerjasama dengan negara Guwenu pun turut membantu dalam perang, termasuk negara Parilanka.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWAN.AN [New pov]
FanfictionDisclaimer : cerita ini mengangkat era masa perang dan berisi sejarah yang tidak nyata karena cerita ini real dari imajinasi author. Jangan mengaitkan cerita ini dengan sejarah yang ada, karena cerita ini hanyalah fiktif belaka. Latar cerita ini men...