"Aa… apa maksud pho, New ngak ngerti."
"Ngak usah berlagak polos New, pho dan mae mu sudah menaruh curiga kepadamu sejak Tay pergi dari sini dan kamu menjadi berubah. Jadi jelaskan pada kami ada hubungan apa kamu dengan anak Tuang itu?"
"Nee…newww cuma teman pho sama Tay" aku mencoba tetap bersikukuh dengan kebohonganku yang selama ini aku pendam.
"Jika kamu tetap bersikukuh seperti itu, ku harap surat dalam amplop ini dapat membantumu untuk sadar !!" Ucap mae sambil menunjukkan sebuah amplop terbuka dengan secarik kertas yang terlipat tidak rapi tengah ada di atas meja kayu ruang tamu rumah kami.
"Ss…ssurat?? Surat apa pho? " Tanya ku terkejut dan segera ingin mengambil surat itu untuk mencari tahu siapa dan apa isi dari surat beramplop coklat muda itu.
"Tadi pagi pegawai kantor pos datang ke rumah kita sambil membawa sebuah surat kecil lengkap dengan perangko khas kota Grind Bay berada. Dan kamu tahu New surat itu dari siapa? Surat itu dari Tawan Vihokratana dari kota Grind Bay dan tertulis jika surat itu untuk Hin kekasih tersayang"
"Hah? " Aku pun semakin bergegas ingin segera mengambil surat itu namun langkahku ditahan oleh ayahku dan ibu ku pun segera mengambil surat tadi dan membawanya dalam dekapan tangannya.
"New kami butuh penjelasan" ucap ayahku dengan raut wajah serius.
".........." Hening, aku tidak tahu harus menjawab apa sekarang. Meskipun aku berbohong lagi pun sudah tidak ada guna nya karena aku yakin mereka sudah membaca isi surat itu dan sudah menemukan jawaban atas pertanyaan mereka sebenarnya. Mereka bertanya kepadaku hanya ingin sebuah formalitas belaka.
"Kamu masih tidak mau mengaku New? Baiklah kami tunggu sampai kamu buka suara. Kamu ingin kita seminggu berdiri dengan posisi seperti ini juga tidak masalah !!" Jawab pho ku lembut namun terkesan mematikan.
Sudah tidak ada peluang bagiku untuk menggelak, berbohong pun terasa percuma sekarang. Terlebih posisi diriku yang tidak menguntungkan membuatku mau tidak mau harus mengakui semuanya.
"Apa yang kalian ingin ketahui? Bukankah semuanya sudah jelas? Semuanya IYA SESUAI DENGAN APA YANG KALIAN DUGA DAN KALIAN PIKIRKAN ?" ucapku dengan nada meninggi karena merasa terpojokkan.
"PLAKK…" sebuah tamparan keras berhasil melayang ke pipi kiri ku. Rupanya mae ku lah yang menampar pipi kiriku.
"IYA AKU BERPACARAN DENGAN TAY !! IYA AKU MENJALIN HUBUNGAN DENGAN TAY !! DAN IYA AKU MENCINTAI TAY!!" ucapku menatap nanar ke arah ibuku sambil berteriak mengakui semua fakta jika aku memiliki hubungan dengan Tay.
"PLAKKK.." sebuah tamparan kembali dilayangkan ke arah pipi kiriku oleh ibuku. Namun kali ini dengan pukulan yang lebih keras.
"KENAPA? MAE NGAK SUKA ? KATANYA KALIAN MAU DENGERIN PENJELASANKU? KATANYA KALIAN MAU KEJUJURAN, YAH INI !! YAH INI KEJUJURAN YANG ADA !!!" ucapku sekali lagi dengan nada marah. Marah karena ibu dan ayahku terlihat tidak bisa memahami posisiku atau sekedar mendengarkan penjelasanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWAN.AN [New pov]
FanfictionDisclaimer : cerita ini mengangkat era masa perang dan berisi sejarah yang tidak nyata karena cerita ini real dari imajinasi author. Jangan mengaitkan cerita ini dengan sejarah yang ada, karena cerita ini hanyalah fiktif belaka. Latar cerita ini men...