Malam harinya mereka benar benar pergi ke tempat yang di duga tempat jennie berada. Mereka mengendap endap.
Di depan mereka sekarang berdiri pagar yang lumayan tinggi.
"Ini terlihat menakutkan" ujar junghwan saat melihat pagar yang menjulang di depannya. "Kau takut hwan?" pertanyaan jeongwoo dibalas gelengan kuat oleh junghwan dia tidak takut hanya tidak berani saja.
Haruto mendekat dia memeluk bahu junghwan membuat sang empu hampir jatuh. "Tenang ada abang haru yang bakal jaga"
Ucapan haruto membuat jeongwoo mendecih. "Nanti lo yang sembunyi di belakang gue" ujar jeongwoo meremehkan. "Yakin?" tanya haruto terdengar meremehkan.
"Udah udah, ributt terus" jihoon memutar bola matanya malas.
"Ayo manjat pagar! " ajak sehun.
"Aku akan meloncat" hyunsuk menggulung lengan bajunya kemudian dengan kelincahan nya memanjat pagar yang lumayan tinggi itu.
Hyunsuk menghela nafas lega saat sudah sampai di atas tanpa aba aba ia melompat turun ke bawah.
"Ketahuan banget sering telat sekolah" julid jihoon yang membuat sedikit tawa di wajah doyoung dan haruto. "Sudah sekarang siapa? " tanya mingyu.
Jihoon berjalan ke arah pagar ia menundukkan badannya. "Yoshi junkyu naik! " perintahnya. "Kami bisa memanjat" tolak yoshi mau bagaimanapun ia tidak akan tega melihat jihoon kesakitan.
"Tidak mengapa, ini agar lebih cepat" paksa jihoon.
"Tap--"
"Naik atau tidak" belum selesai junkyu melontarkan kalimatnya jihoon sudah membuat ancaman. Akhirnya mereka berdua mendekat.
Yoshi mulai menaiki punggung jihoon dan dengan lambat jihoon berdiri membuat yoshi dengan mudah sampai di atas. Begitu pula yang dilakukan junkyu.
Setelah dua saudaranya naik jihoon melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan hyunsuk.
Yuta jadi memiliki inisiatif seperti itu kepada ketiga anaknya jadi ia juga melakukan seperti yang jihoon lakukan. Tanpa menolak mashiho, jaehyuk, dan Asahi naik secara bergantian.
"Ayo kalian semua naik juga" suruh yuta. "Tidak usah paman kami sudah terbiasa untuk loncat pagar" haruto tersenyum menolak halus.
"Tidak, cepat lakukan sebelum ada yang tau"
Mereka semua akhirnya naik dengan bantuan punggung yuta. Setelah para anak anak sudah turun para bapak memanjat dengan lincah nya.
Ibu ibu tidak di ajak bagaimanapun mereka semua khawatir jika terjadi apa apa.
Di dalam dapat dilihat dengan jelas bangunan kumuh yang masih berdiri tegak. Bulu kuduk junghwan berdiri ini menakutkan.
Tangannya dari tadi menggenggam pergelangan tangan haruto kencang, haruto yang menyadari hal tersebut menoleh ia hampir tertawa tapi tidak ingin mengejek junghwan karena ini sedang berada di situasi yang serius.
"ADA PENYUSUP" teriakan itu mengalihkan perhatian mereka dan terlihat di sana ada mungkin puluhan penjaga yang sedang berlari menuju mereka.
Para anggota dan para bapak mulai mengeluarkan senjata masing masing.
Pertempuran tak dapat dihindari.
Haruto mengeluarkan pisaunya. Tunggu, sepertinya dia salah mengambil pisau tadi. Haruto dapat melihat jelas di pegangan pisau terukir apik nama seseorang.
Tidak terlalu memperdulikan hal tersebut haruto menusuk seseorang di depannya. 'Lumayan tajam aaa tidak, sangaat tajam' puji nya dalam hati kemudian melanjutkan aksinya.
Mashiho merutuki dirinya sendiri kenapa di saat seperti ini dia lupa membawa pistol. Ayolah mashiho adalah petarung jarak jauh ini akan menjadi sangat sulit.
Sekarang dengan sekuat tenaga dan apa saja yang telah ia pelajari mashiho menendang, memukul dengan sebisanya.
Cukup sulit.
Asahi meniup ujung pistolnya saat ia bisah menghabisi tiga orang sekaligus. Matanya menatap ke sekeliling mencari mangsa baru tetapi malah menemukan mashiho yang dengan susah payah menghajar lawannya. Dahi Asahi mengernyit heran.
"Kenpa mashiho tidak menggunakan pisto? " tanyanya pada dirinya sendiri. Kemudian dengan otak cerdasnya Asahi dapat dengan mudah menemukan jawabannya ia mengambil satu pistolnya dari saku.
"MASHIHO TANGKAP INI" teriakan Asahi membuat mashiho menoleh lalu dengan senyum yang merekah di bibirnya ia menangkap pistol yang Asahi lempar.
"Makasih Asahi" ujarnya yang tidak dapat di dengar oleh asahi.
Para pengawal itu semakin berdatangan. Semua sudah mulai merasa lelah.
Hingga tiba tiba ada beberapa orang yang juga keluar dari gedung tersebut.
'Kenapa semakin banyak' gerutu jihoon dalam hatinya. Seperkian detik kemudian ia membulatkan matanya lebar dengan mulut yang menganga.
Di depan sana para orang yang baru saja keluar dari gedung menembak habis pasukannya sendiri.
Para anggota bahkan para anak menganga lebar bagaimana bisa menghianati teman sendiri.
Saat di rasa sudah habis dua diantara orang orang tadi mendekat ke arah mereka.
"Haii" sapanya ramah.
"Kau" tunjuk hyunsuk mengingat ingat dua orang yang berada di depannya. "Kau tidak mengingat kami" mereka berdua terkekeh.
"Sudah ku bilang bukan, aku dapat membantumu tapi saat itu kau malah menolaknya" ujar salah satu dari mereka.
"Kau yeonjun dan soobin" tebak hyunsuk saat berhasil mengingat dua anak yang dia temui saat akan pulang dari restaurant.
Waktu itu mereka semua selesai makan hyunsuk meninggalkan mejanya dan anak anak hanya untuk membayar makanan yang sudah mereka makan.
Tiba tiba dua anak ini menemuinya dan berkata bahwa mereka dapat membantu hyunsuk menemukan mamanya. Tentu saja hyunsuk bingung karena pada saat itu hyunsuk belum tau bahwa jennie di culik.
Jadi otomatis hyunsuk akan berfikir bahwa mereka hanyalah dua anak iseng yang ingin mengerjai nya dan kemudian hyunsuk di suruh membayar jadi hyunsuk menolaknya.
Sebenarnya yeonjun dan soobin sudah memaksa hyunsuk berkali kali dan berakhir saat hyunsuk membentak dua anak itu mereka menghela nafas berat dan pergi.
Tujuan mereka mendatangi hyunsuk ingin mengajak anak itu bekerja sama mengatur strategi agar tidak terlalu rumit.
"Maafkan aku telah membentak kalian" sesal hyunsuk membuat yeonjun dan soobin tersenyum. "Tidak masalah kami tau, tadi siang memang sedikit mencurigakan apalagi dengan dirimu tidak mengetahui kejadian itu" ujar yeonjun membuat rasa bersalah di dada hyunsuk sedikit memudar.
Jeongwoo terharu ia ingin menangis sekarang tapi matanya tidak mengeluarkan air mata anggota tubuhnya itu malah menangkap sesuatu yang membuat dahi pemiliknya mengernyit heran.
"Pisau siapa haru? " tanyanya sedikit menyentuh pisau yang sedang haruto genggam. Haruto terperanjat refleks ia menarik pisaunya dari sentuhan jeongwoo. "I-ni punya sendiri" jawabnya sedikit gugup.
"ayo mengendap endap masuk"
Rasa penasaran jeongwoo masih belum terbayar tapi yeonjun sudah menyuruh untuk masuk. Mau tidak mau rela tidak rela jeongwoo harus mengikhlaskan rasa keponya.
"LETS GO"
°°°
Oh ya, gimana sama chapter ini.
Kalau ada salah tolong di beritahu ya!
Seperti salah penulisan, tanda baca, dan lain lain.Dengan kalian memberitahu author maka itu artinya kalian peduli dengan cerita ini dan peduli sama author juga hehe.
Asfaptri
Vote
![](https://img.wattpad.com/cover/335534702-288-k851839.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Having Fun
Mystery / Thriller[secret season 2] sekarang mereka telah menjadi remaja seperti biasa yang hanya memikirkan cara bersenang senang. Tapi bukankah sangat sulit untuk mengubah kebiasaan faktanya mereka masih nyaman dengan darah. publikasi :16-03-2023 end :__