09. drama yang sulit

70 5 0
                                        


BRAKK

Baru saja menutup mata, Haruto membukanya kembali dengan cepat saat indra pendengarannya menangkap suara yang cukup keras.

"Jeongwoo anjing!! Gue baru aja masuk mimpi, bangsat! " umpat Haruto. Sedangkan yang mendapatkan umpatan hanya menampilkan cengiran tanpa rasa bersalah sama sekali.

Jeongwoo si pelaku pendobrakan pintu mulai melangkahkan kakinya menuju ke ranjang Haruto. Si pemilik kamar sudah duduk di pinggir ranjang dengan wajah kesalnya.

Belum sempat sampai ke ranjang, mata Jeongwoo malah menangkap sebuah benda yang sedikit mengkilap di pinggir lemari.

Langkahnya berputar mendekati benda tersebut kemudian mengambilnya. Beberapa detik kemudian wajahnya berubah usil bibirnya membentuk senyum jail.

"Ekhem ekhem Jang Wonyoung nih, " ledek nya. Wajah Haruto yang awalnya kesal berubah menjadi dingin karena ledekan Jeongwoo.

Jeongwoo menjalankan kakinya perlahan wajahnya masih sama terlihat menyebalkan. "Udah sejak kapan lo deket sama dia? " tanya Jeongwoo setelah sampai di dekat Haruto, Jeongwoo mulai mendudukkan dirinya di samping pemuda april tersebut.

"Ngak usah banyak tanya!, itu bukan urusan lo! " tekan Haruto membuat Jeongwoo yang berada di dekatnya terkekeh kecil.

"Yaudah deh yaudah, terserah orang jatuh cinta" Haruto tidak menanggapi dia sudah sangat malas. Perlahan lahan Haruto membaringkan tubuhnya kembali.

"Oh ya gue tadi mau tidur di sini, numpang kamar ya to" tanpa di jawab, Jeongwoo ikut merebahkan tubuhnya.

Mereka berdua mulai masuk ke alam mimpi.

°°°

Pagi yang melelahkan sungguh, Jihoon rasanya tidak ingin pergi ke sekolah tapi apalah daya, mamanya tadi menegaskan agar ia pergi bersekolah.

Karena Jihoon anak yang baik (kadang kadang) jadi ia menuruti perkataan rose.

Di sinilah dia sekarang berada di taman belakang sekolah sendirian. Ia menyenderkan punggungnya pada pohon di belakangnya menatap lurus ke depan.

"Heyy!, Jihoon kenapa sendirian? " seruan dan sebuah kalimat tanya itu mengalihkan atensi Jihoon kepalanya menoleh dan mendapati seorang gadis bersurai panjang yang tersenyum manis padanya.

"Karina, ngak apa apa sih cuma pengen di sini aja" jawab Jihoon. Memang hari ini seperti sesuatu yang mustahil Jihoon yang biasanya berangkat telat bahkan hari ini berangkat 30 menit lebih awal.

Karina mengangguk. "Nih, gue bawain minuman buat lo rasa coklat" mendengar itu tangan Jihoon terulur menerima sekotak susu coklat yang di sodorkan karina kepadanya.

"Makasih"

Karina kembali mengangguk.

Hening.

Itu adalah kata yang tepat untuk keadaan dua anak yang sedang terduduk di atas rerumputan.

Jihoon ingin memecah keheningan tapi entah mengapa suasananya jadi sangat canggung.

Kringgg

Akhirnya bel berbunyi lah yang membuang keheningan itu.

"Ayo ke kelas bareng! " ajak Jihoon.

Mereka berdua berjalan pergi meninggalkan taman.

Having FunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang