"Hari ini ngga ada tugas kan ya?" Audrey masuk ke kelas dengan menjinjing bekal dan helm nya.
"Hari ini IBB ngga ada yang mau belajar." Zalva menjawab dengan muka serius dan berjalan menuju kursi kosong tempat Jingga duduk.
Hari ini hari IBB telah di laksanakan, banyak sekolah dari luar yang mendaftar membuat para perempuan maupun laki-laki jatuh hati. Seperti perempuan lainnya Chasa dan juga Aurora kini kepincut oleh salah satu pemain dari luar.
Hari pertama telah selesai, Chasa dan Aurora yang tak pernah lesu untuk melihat pertandingan, selalu saja ada di barisan terdepan. Ntah mereka menonton pertandingan atau hanya menonton manusia-manusia yang ada di lapangan.
°°°
"Priitttt" suara sumprit an terdengar nyaring dari arah lapangan menandakan pertandingan pertama telah usai. Para anggota OSIS yang bertugas di lapangan langsung saja bergegas untuk menyapu agar lapangan tidak licin karena pasir yang dibawa oleh pemain.
"Lihat jingga, lapangan saja dia sapu. Tapi kalau di rumah, tidak ada yang dia kerja." Pak Jamal berbicara dengan nada heran.
Kami yang mendengar pun sontak tertawa karena perkataannya."Sebagai OSIS yang rajin pak, supaya di sayang guru kesiswaan." Salah satu teman kelas menjawab dengan nada bergurau.
"Heemm harusnya kalau gitu, di rumah juga rajin dong, masa cuma di sekolah rajinnya." Pak Jamal menjawab lagi.
Kami yang berada di samping nya hanya bisa tertawa tak henti karena pak Jamal yang selalu bisa menjawab.
"YEAAYYYYY" gemuruh suara sorakan memenuhi seluruh kawasan sekolah, dari ujung ke ujung hingga halaman luar sekolah pun di kerumuni banyak orang.
Pegasus nama team basket dari SMA Wiyata berhasil memasukkan 2 poin pertama di ring lawan. Membuat seluruh penonton bersorak dan bertepuk tangan tak henti-henti.
"Busettt jago juga." Amiza yang sementara meminum minuman lemon tea langsung saja terhenti.
"The real kecil kecil cabe ijo." Ucap Alea yang sedari tadi terdiam sembari menepuk tangannya.
"Kecil-kecil cabe ijo?" Andiva memikirkan seperti ada yang berbeda.
Setelah berfikir cukup lama akhirnya Andiva pun mengetahui dimana titik kesalahannya.
"KECIL-KECIL CABE RAWIT EGE." Andiva meninggikan suaranya di depan muka Alea yang sedari tadi fokus ke arah lapangan.
"Oh iya astagaaa." Alea yang sadar pun tertawa dan dibarengi oleh teman lainnya.
°°°
"Prittt" prrittt" prrittt" tim putri pertama telah selesai. Sekarang waktunya tim lainnya untuk bermain.
Di tengah-tengah permainan yang sengit, dan berapa shoot yang tidak lolos masuk ke dalam ring untuk mencetak poin, salah satu teman kelas yang juga ikut untuk menonton bertanya kepada pak Jamal.
"Pak, bisa main basket juga ngga pak?" Ia bertanya dengan nada menantang tapi juga bercanda.
"Lhooo main bola ginian juga.... Kalau bola yang gawangnya di bawah saja saya bisa, apalagi yang gawangnya di atas." Pak Jamal menjawab dengan santai dan juga senyuman menyeringai nya.
"Uwidihhhhhhhh" sontak siswa yang berada di dekatnya ikut tertawa dan juga bertepuk tangan.
Pak Jamal memang bukan hanya guru matematika wajib di sekolah. Dia juga salah satu guru yang aktif dalam bidang olahraga salah satunya sepakbola. Ia pernah ikut pertandingan sepakbola bersama dengan guru penjas dan juga siswa kelas 12. Ia pernah menang juara lomba event dan memenangkan juara 1 antar kabupaten.
°°°
Matahari berada di titik teratas siang ini, pertandingan pertama dan kedua telah selesai. Pertandingan ketiga yang tadinya di laksanakan harus di pending sementara karena waktu telah memasuki waktu zuhur. Gazali selaku ketua OSIS langsung mengarahkan seluruh anggotanya untuk membereskan apa yang seharusnya di bereskan.
"Nyapu dulu ngga siee." Jingga berdiri dari duduknya hendak menyapu lapangan basket. Di setiap ada kegiatan disekolah yang berbau olahraga ia dan juga Arabel selalu saja menjadi penjaga bola. Mereka berdua di tempatkan di setiap pojok lapangan, bertujuan untuk menjaga setiap bola yang keluar dan memasukkannya kembali.
Arabel Ananda Putri atau biasa di panggil Abel adalah anggota OSIS. Arabel adalah anak perempuan berkacamata, ia suka dengan hal hal lucu, dan juga suka yang beda agama. Mereka berdua adalah salah satu anggota circle yang masih bertahan di lingkaran api kehidupan SMA Wiyata.
°°°
"HA HA HA HA HAAAAA." Terdengar suara tawaan yang khas dari arah pintu, membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan terkejut."Kenapa lagi dah tuh anak." Audrey melihat Jingga yang sedang tertawa sembari menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
"Lagi di mode senang lagi tuh pasti." Anis Bagenda Atheera atau biasa di panggil Nis oleh teman temannya, Anis merupakan perempuan yang suka bermain game, menonton anime, dan suka yang beda dimensi.
Seperti biasa mereka berdua adalah tim yang membawa bekal dari rumah, jika sudah waktunya makan siang mereka akan memojok di belakang untuk menghabiskan bekal makan siangnya.
"GAIS AAKKKKKKK, GA KUAD ASTAGAAA." Jingga berlenggak lenggok dan memegang kepalanya seperti ingin pingsan.
"Masa tadi di lapangan." Jingga menjeda ceritanya dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Orang kalau ngomong setengah setengah, beraknya juga setengah setengah." Andiva melihat sinis ke arah Jingga.
"AAAAAA AHAHAHAHA." Saat ini Jingga semakin terbahak dan juga menggeliat.
"Ck nyebelin banget lu Jing."
"Jingga kebiasaan ya Jingga."
"Kenapa si a*ying, kayak ulet gayanya."
°°°
.
.
.
.
.Allohaaaa....
Hai haii gimana nih kabar kalian??
Maaf baru up lagi soalnya kemarin lagi sibukkkk bangettt..
.
.
.
.
.
FYI buat kalian yang belum follow ig aku, kalian bisa follow @mouchiowoo._ ya...Arigathanks..
☘️☘️☘️

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja untuk Danau
RandomMemendam atau mengungkapkan, mungkin lebih bagus jika di pendam saja, menyukai mu secara diam diam, memandang dari kejauhan, dan memperhatikan hal hal kecil yang kau lakukan, mungkin lebih nikmat daripada harus memenuhi ego ku untuk memiliki mu seut...