Toa putih berdiri kokoh di atas bangunan pos satpam mengeluarkan suara nyaring. Suara siswa riuh gembira tepuk tangan membuat sekitaran halaman sekolah penuh. Osis SMA 18 Wiyata sedang mengadakan IBB volt. III, dengan dukungan yang diberikan oleh seluruh warga SMA membuat pembukaan acaranya begitu lancar.
(IBB: invitasi bola basket)"AAAAAAA AAAAAAA HIKS HIKS HIKS." Jingga berjalan lenggak-lenggok ke arah kumpulan teman-temannya di depan koridor kelas.
"Apaan lagi tuh anak." Aurora melihat Jingga dengan malas."
"Gais geweh ga bisa di giniin. sumpah pesertanya pada ARRRGHHH." Jingga menjelaskan dengan wajah salting.
"Heh Jingga ingat Danau. Ayo Ra ke lapangan, siapa tau ketemu jodoh." Chasa kali ini ikutan salting dan menarik lengan milik Aurora.
"Ca ingat kakel Ca." Zalva Nugraha biasa dipanggil Zal oleh teman-temannya, perempuan yang tidak gampang terkena love boombing, kecuali kalau laki-laki tersebut memiliki kriteria di atas rata-rata:v.
"Untuk edisi IBB kakel itu lupain saja dulu." Chasa melambaikan tangan kepada semua teman-temannya.
"IHH CA, DI DEPAN GERBANG CA, CEPETAN." Aurora menarik lengan Chasa dengan meronta.
Teman-temannya yang berada di koridor kelas hanya bisa menyaksikan ketiga temannya itu. Mereka sudah terbiasa dengan mereka yang memiliki perilaku random.
Di dalam satu circle terdapat 13 anggota, di dalamnya ada orang yang petakilan, bucin akut, islam ebel, anime 24/7, halu no kecot, truth issue, dan banyak lagi. Tapi yang paling membuat circle milik Jingga menonjol, yaitu tadi. Menyukai orang random.
°°°
Jam kedua di kelas XI IPA 2, pelajaran matematika yang diisi oleh pak Jamal. Kelas yang biasanya adem ayem kini tidak lagi. Semua siswa tidak fokus karena suara tepuk tangan yang meriah dari arah lapangan membuat seisi kelas terburu untuk menyelesaikan presentasi pekan lalu.
"Pak habis ini langsung nonton ya pak." Salah satu siswa memohon.
"Iya pak ga lama lagi SMAWi main pak." Yang lain menambahkan.
"Saya masih mau mengajar." Pak Jamal melanjutkan dengan senyuman khas miliknya.
"Duh pak ngga usah lama-lama dong pak, satu kelompok aja ya pak." Siswa yang bisa dikatakan sangat dekat dengan pak Jamal karena pintar matematika dan sempat ikut KSN matematika di sekolah memberikan ajuan.
"Ngga ada, saya suka ngajar." Pak Jamal masih tersenyum bergurau.
"Yaaa pak." Sekelas bersorak kecewa.
"Pak peserta udah pada berdatangan loh pak." Aurora menunjuk keluar di balik kaca."Ya Allah jodoh gue ya Allah, ganteng banget." Kali ini Aurora menempelkan wajahnya di kaca jendela.
Pak Jamal yang melihat pun langsung memukul mejanya menggunakan spidol dan dengan muka tersenyum karena melihat tingkah laku Aurora.
"Ya kalau begitu setelah kelompok ini selesai, kalian boleh keluar. Tapi tidak boleh ada yang ribut." Pak Jamal memberikan tantangan.
Setengah jam pelajaran matematika dimulai dengan diam tak bersuara, dan hanya ada suara kelompok yang menjelaskan. Chasa dan Aurora terlihat begitu serius untuk memperhatikan.
"Ya mungkin hanya ini yang kami presentasikan, kurang lebihnya mohon di maafkan karena kesempurnaan itu hanya lagu milik Rifki pebian trims."
Dari sekian banyaknya rumus dan sepatah kata yang di ucapkan, akhirnya ada kata kata yang sedari tadi di tunggu tunggu akhirnya di ucapkan. Semua seisi kelas bersorak gembira dan berterimakasih kepada pak Jamal.
°°°
"Ya tinggal sepuluh detik lagi. Sembilan, delapan..."Permainan bola basket telah dimulai beberapa menit yang lalu, para gerombolan Jingga dkk akhirnya keluar juga, tapi sayangnya Jingga dan satu temannya yang juga OSIS tidak bisa ikut bersama yang lainnya, mereka langsung memasuki lapangan dan menjalankan tugas sesuai instruksi dari ketos.
Arabel Ananda Putri atau bisa dipanggil Abel. Salah satu teman Jingga yang masih bertahan di organisasi OSIS bersama dengan Jingga.
Sebenarnya ada tiga orang yang ikut menjadi OSIS yaitu Jingga, Arabel, dan juga Zalva. Tapi karena Zalva tidak diberikan izin lanjut ke pengurus gen 16 ia pun lengser di gen 15.Kali ini babak pertama permainan di isi oleh SMA Aruma dan SMA Phoenix. Chasa dan Aurora yang baru tiba di lapangan langsung saja melihat seorang laki-laki yang berbadan tinggi dengan sedikit otot lengan yang terbentuk. Tak tunggu lama Chasa pun mengeluarkan hp nya dan mengambil foto peserta tersebut dengan diam-diam.
"Buset Ca, nomor 8 Ca." Aurora menggoyangkan badan milik Chasa.
"Iya a*jir, ini gue lagi paparazi." Chasa masih menekan benda pipih di tangannya.
"Buset kencang amat. Aurora melihat Chasa dengan senyuman menyeringai. Belum sempat berkedip Aurora kembali di salah fokuskan dengan peserta yang sedang mendribble bola dengan nomor punggung 12 langsung saja Aurora menyuruh Chasa untuk mengambil foto milik peserta tersebut.
"Lihatlah teman teman kalian." Alea menggelengkan kepala.
"Temen lu aja." Andiva menggerakkan bahunya dan merinding."
Sontak teman-temannya yang melihat langsung ikut tertawa karena perlakuan dirinya.
°°°
.
.
.
.
.
hai hai haiii author disini...
Mohon maaf sebanyak banyaknya seperti dosa Rora dan Chaca:), author baru up lagi karena keadaan dan mood saya ngga bisa di ajak damai^^Terima kasih sudah baca yaa
☘️☘️☘️
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja untuk Danau
عشوائيMemendam atau mengungkapkan, mungkin lebih bagus jika di pendam saja, menyukai mu secara diam diam, memandang dari kejauhan, dan memperhatikan hal hal kecil yang kau lakukan, mungkin lebih nikmat daripada harus memenuhi ego ku untuk memiliki mu seut...