Ejekan

40 7 0
                                    

Awal pagi dengan matahari yang muncul dengan malu malu. Mobil merah tak asing di mata banyak orang, parkir di halaman.
rok abu-abu, kaus kaki putih dan sandal ungu andalannya mulai melangkah untuk turun dari mobil.

Jingga Sea Riezky. Anak dari wakil kepala sekolah SMA 18 Wiyata. Mempunyai humor yang receh dan memiliki kesabaran setipis tisu. Dipertemukan dengan sekelompok manusia yang mempunyai sifat random masing masing membuat kehidupan sekolah Jingga makin berwarna. (warna abu-abu:v)
Setiap harinya Jingga datang lebih awal daripada siswa lainnya. Lalu disusul oleh temannya yang juga datang tak lama setelah dirinya berada di sekolah.
Ciyya Izzaya Okta, atau biasanya di panggil Cio oleh teman-temannya. Anak perempuan yang selalu datang bersama kepala sekolah membuat keduanya menjadi penghuni kelas pertama kali.

"Eh ada Cio, sama siapa lu?" Jingga menaikkan sebelah alisnya bertanya.

"Biasalah." Ciyya membalas menaikkan sebelah alisnya.

Beberapa menit keduanya berbicara, tiba-tiba saja kelas mulai sesak diisi oleh siswa siswa yang mulai berdatangan.
07.15 waktu apel di mulai, seperti biasa toa putih mengeluarkan suara nyaring yang membuat semua orang berlari untuk baris di tempat yang sudah di siapkan.

"Jingga ege lu barisannya dimana sih." Ciyya yang selalu menjadi bahan desak desakan Jingga, selalu sabar menghadapinya.

Belum berapa menit Jingga menetap di barisannya, ia langsung mencari celah untuk pindah ke barisan yang lainnya.

"Misi - misi." Jingga meluruskan tangannya untuk menerobos barisan dan tersenyum tanpa rasa bersalah.

"HEH EGE MAKSUD LO APAAN." Aurora Shivanya Rafandra, atau biasa di panggil Rora oleh teman-temannya yang memiliki emosional senggol bacok, selalu tidak bisa sabar jika Jingga mulai membuat ulah di barisan.

Tak ada kata henti untuk seorang Jingga yang selalu saja membuat onar. Langsung saja mundur ke barisan paling belakang untuk mengganggu temannya yang lain.

"Dia lagi dia lagi, anteng seharian bisa ngga si lu Jing." Putri Andiva Agisha, biasa di panggil Ipeh oleh teman temannya. Memiliki sifat yang cenderung diam tak banyak bicara. Tapi sekali bicara, langsung menusuk ke jantung.

"Jing Jang Jing Jang, lu kata geweh a*jing apa??" Jingga memutar bola matanya dan pergi ke barisan yang lebih sempit dan melanjutkan kerusuhan nya.
(Geweh: gue)

°°°
Jam pertama di kelas XI IPA 2. Pelajaran pertama Bahasa Indonesia yang di isi oleh wali kelas.

Pelajaran kali ini berkelompok. Ciyya, Aurora, dan Jingga berada di satu kelompok. Bukan tanpa alasan mereka satu kelompok, karena Ciyya lupa membawa tugas proposal pekan lalu.

"Ya silahkan anak-anak proposal nya di amati dan berikan petunjuk yang sesuai di papan tulis."

Sebelum mengerjakan, Jingga, Aurora, dan juga Ciyya saling bertatapan. Entah apa yang sedang mereka pikirkan, tapi langsung saja tertawa bersamaan.

"Kerjain Jing." Aurora mendorong kertas proposal ke hadapan Jingga.

Jingga tidak menolak, toh kan dia yang membuat proposal nya.

Beberapa menit berlalu, Jingga yang mulai frustasi, di salah fokuskan oleh siswa yang duduk di bangku seberang.

"We wee, Naisa sok asik bener. Nanya Mulu dari tadi ke ibu guru. Caper tuh pasti." Aurora memasang muka julit nya.

"Si a*jir, caper tuh caper." Jingga menambahkan dengan muka julit nya.

Setelah meroasting beberapa temannya yang selalu bertanya dan sok paham, akhirnya mereka pun melanjutkan untuk menyelesaikan tugas nya.

"Aduh kepala geweh, kayak ada yang gentayangan di dalamnya. Perasaan kemarin dah naik mobilnya, masa mual nya baru kerasa sekarang." Jingga bergaya seperti iklan sakit kepala di tv saat azan magrib di kumandangkan:v.

"Emang lu kemarin kemana?" Ciyya bertanya dengan muka bingungnya.

"Kemarin kan si Aiza ulang tahun. Lu juga pergi kan kemarin?? Jingga membalas dengan nada lebih bingung.

"OHHHH IYYA, ASTAGA LUPA GUE." Ciyya menaruh kedua tangannya di atas kepala berusaha mengingat.

"Kasian mana masih muda." Aurora menyaut ikut kesal.

"Hadeuhh, ini rill gue oleng coy." Jingga masih menahan kepalanya menggunakan pulpen.

"Oleng karena cowok kelas sebelah tuh kayaknya." Ciyya membalas asal.

"Heummm bener tuh Jing pasti di dalam kepala lu di hantuin sama Danu."

"Hahayyy iya Ra. Danuuuuu." Ciyya menambahkan dengan suara yang berbisik.

"Suara lo berdua a*jir, gede banget, ntar kedengaran sama orang. Lagian apasi a*jir, geli bod*h." Jingga memutar bola matanya.

"Geliii apaan, hidung lu aja kempas kempis gitu." Aurora menggoda Jingga dengan menunjuk hidung milik nya.

°°°

Matahari berada di atas kepala. Azan zduhur di kumandangkan. Waktu yang pas untuk makan siang. Jingga yang tidak membawa bekal dari rumah mengajak Ciyya untuk jajan di penjual cilok depan gerbang.

"Balik belakang aja kelihatan ganteng coy." Jingga berbicara sendirian dengan nada gemas.

"Hah? Siapa weh?" Ciyya yang sedari tadi hanya diam di gandengan Jingga. Langsung terkejut dan bertanya dengan cepat.

Belum sempat Jingga memberitahukan, ada seseorang yang menyebut nama wakil kepala sekolah dari arah samping. "Jamaluddin". Jingga yang mendengar pun langsung menoleh dengan mata melotot kaget.

Danu Bantara Situma, tetangga kelas yang telah lama di taksir diam-diam oleh Jingga. Anak laki-laki yang memiliki kemampuan dalam bidang olahraga salah satunya yaitu voli. Tidak hanya itu ia juga salah satu anggota paskibraka yang cukup terkenal di setiap angkatan kelas.

"Bejoo." Jingga membalas dengan muka kesal, tapi juga tersipu.

"Jamal." Masih melanjutkan.

"Bejo, Bejo, Bejo." Jingga mengoceh tak henti sampai kepalanya terhalang oleh dinding kelas.

Sesampainya di koridor kelas, Ciyya yang menyaksikan langsung menceritakan semuanya di hadapan teman-temannya.

"Iiii teman teman, iiiii lucuuuu." Ciyya melihat Jingga dengan sinis dan senyuman lebar.

Jingga yang sudah baper tak ketulungan hanya bisa teriak histeris seperti ingin mati:v

"Masa tadi si Jingga papasan sama Danu, terus kata Jingga "gila dari belakang aja ganteng". Ciyya menjelaskan dengan heboh.

"Cieeeeeeeee, bener-bener dah falling in love nih kayaknya."

"Anak nya pak Jamal bener bener dah gede."

"Apa Jing? Dari belakang aja udah ganteng??"

Semua komplotan makcomblang langsung menggoda Jingga yang sudah baper tak tertolong.

°°°
.
.
.
.
.

whwhwhwhwheh
hai maniezzzz author datang lagi nih.

Kalau kalian jadi Jingga kalian bakal gimana nihh??
☘️☘️☘️

Senja untuk DanauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang