𝐄𝐩𝐨𝐜𝐡 - 𝐊𝐲𝐮𝐬𝐚𝐡𝐢

3.8K 86 57
                                    

❝ 𝐄𝐩𝐨𝐜𝐡, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐚𝐫𝐭𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠.
𝐄𝐩𝐨𝐜𝐡, 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦𝐛𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐢𝐦 𝐉𝐮𝐧𝐤𝐲𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐚𝐠𝐢 ❞

####

Berubah drastis, kalimat itulah yang kini melekat pada pemuda yang sering disebut mirip dengan koala -- Junkyu. Bukan tanpa alasan, perubahannya ini karena reaksi dari sebab-akibat yang pernah terjadi.

Sebuah peristiwa yang membuat ia sangat benci hingga saat ini. Meskipun sudah setahun berlalu sejak kejadian itu menimpanya. Ikhlas? Haha! Junkyu tidak akan pernah bisa bersatu dengan kata tersebut.

"Kyu, pulsek ini pada mau nongki di tempat biasanya, lo ikut ngga?" tawar Jihoon, salah satu sahabatnya yang tahu tentang alasan perubahan Junkyu.

"Ngga, gue mau ketemu Mashi." jawab Junkyu lalu pergi meninggalkan kelas. Jihoon hanya dapat menatap kasihan punggung yang perlahan menghilang di balik pintu.

Plak

Seseorang menepuk pundak Jihoon, membuat sang empu menoleh. "Masih sama?" tanyanya. Jihoon mengangguk dengan helaan nafas yang keluar dari mulutnya.

"Ngga pernah berubah dari setahun yang lalu, Suk." balas Jihoon lesu. Sahabatnya itu -- ah, benar-benar miris.

Hyunsuk mengusap lembut pundak Jihoon, "Ngga usah terlalu dipikirin, yang penting kita selalu dukung dia aja." katanya menyemangati.

Jihoon perlahan tersenyum, membenarkan perkataan pacarnya ini. Meski dia juga tak ingin Junkyu terlalu larut dengan masa lalu, tapi jika orangnya saja tidak mau maju, Jihoon bisa apa selain hanya bisa mendukung saja?

"Yuk, cabut!" ajak Hyunsuk.

Mereka berdua keluar dari kelas dengan Jihoon yang merangkul pundak Hyunsuk posesif. Tak masalah, Hyunsuk malah menyukainya.

####

Seorang pemuda tengah berjongkok di samping sebuah gundukan tanah. Tangannya mengelus lembut nama yang terukir di atas batu nisan. Tatapannya sendu, menyiratkan kesedihan yang mendalam.

"Hai." sapanya dengan suara pelan.

"Aku kembali, maaf baru datang sekarang. Kamu tahu, aku masih sepengecut dulu. Buktinya, baru hari ini aku berani datang lagi, pulang kemari dan menemuimu. Lama banget ya? Haha," tawa sumbang mengalun lirih.

"Nyatanya, mengikhlaskan mu memang tak semudah itu," tambahnya.

"Maaf juga baru bisa mengabulkan permintaan mu hari ini. Aku janji, aku akan mencoba untuk melakukannya. Meskipun aku mungkin bisa sedikit menebak reaksinya nanti. Tapi tak apa, asal kamu yang minta, aku pasti akan dengan senang hati melakukannya." ucapnya dengan senyum tipis.

Dia menyeka air mata yang mulai turun. Kelopak matanya berkedip-kedip, berusaha menghalau agar tak semakin banyak air mata yang jatuh. Ia kemudian menarik nafas pelan dan menghembuskannya.

Treasure Story [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang