𝐀𝐯𝐞𝐮𝐠𝐥𝐞 - 𝐇𝐰𝐚𝐧𝐛𝐛𝐲

943 54 5
                                    

Junghwan, seorang remaja berusia 18 tahun yang menduduki kelas akhir di Tracer High School. Bertubuh tinggi dan memiliki wajah tampan yang sayangnya jarang berekspresi. Memiliki sahabat yang bisa dihitung dengan jari, selebihnya hanya sebatas mengenal nama.

Ciri-ciri cowok yang dikagumi banyak orang, entah itu laki-laki ataupun perempuan. Rahang tegas dan mata yang tajam, hidung mancung dan bibir yang lumayan tebal. Kissable. Jangan lupakan sepasang mata yang selalu menatap datar seakan tak berminat dengan hal-hal disekitarnya.

Namun itu saat dia ada di sekolah, berbeda lagi jika dia sudah bersama keluarganya -- apalagi sang Bunda. Dia akan berubah menjadi seperti bayi besar yang manja. Hingga terkadang membuat sang Bunda kewalahan.

Yah, diluar itu semua, Junghwan aslinya memiliki hati yang baik. Dia kerap menolong orang yang membutuhkan. Sikapnya selalu sopan kepada yang lebih tua. Dan semua sifat itu hanya tertutupi oleh raut wajahnya yang khas.

"Lo bawa motor atau mobil, To?" tanya Junghwan saat mereka sedang makan di kantin.

Haruto menaikkan sebelah alisnya. "Dianter sopirnya Mami, soalnya motor gue lagi masuk bengkel. Kalo mobil, tadi pagi dipake sama kak Sahi."

Junghwan terlihat menghembuskan nafas, dia lalu beralih menatap Jeongwoo yang masih sibuk dengan makanannya. "Kalo lo, Woo?"

"Gue bawa motor, tapi boncengan sama bang Junkyu." jawab Jeongwoo setelah menelan makanannya lebih dahulu.

Junghwan kembali menghembuskan nafasnya. Haruto dan Jeongwoo saling melirik, seakan bertanya ada apa dengan sahabat mereka ini.

"Emangnya kenapa? Tumben nanya."

Mendengar pertanyaan dari Haruto membuat Junghwan menumpukan wajahnya di tangan. Dia terlihat sangat malas hanya untuk sekedar menjawab. Tapi aslinya memang seperti ini modelan nya Junghwan.

"Lo ngga bisa nganterin gue pulang dulu, Woo? Baru abis tu lo jemput bang Junkyu?" harapnya. Jeongwoo langsung menggeleng.

"Sayangnya gue gabisa, soalnya ngepas banget jam kuliahnya bang Junkyu selesai barengan sama jam pulang kita. Kalo gue nganterin lo dulu, yang ada uang bulanan gue dipotong gara-gara telat jemput dia." jelas Jeongwoo merasa bersalah.

Haruto memukul lengan Junghwan dengan kesal. "Minimal pertanyaan gue dijawab, anjir!" serunya. Junghwan akhirnya menjelaskan meski dengan malas-malasan.

"Gue tadi dianter Bunda, gara-gara motor gue dibawa bang Jihoon."

"Tumben bawanya motor?" tanya Jeongwoo sembari menyeruput es teh nya.

"Katanya buat modus ke kating nya. Tau dah," ucap Junghwan tak acuh. "Lhoh, berarti mobilnya kan nganggur? Kenapa ngga lo pake aja?" kini giliran Haruto yang bertanya lagi.

Junghwan menyandarkan punggungnya, "Niat awal gitu. Tapi ternyata, kuncinya juga dibawa sama tu orang. Nyebelin banget, kan?"

Haruto dan Jeongwoo saling tatap lalu kemudian tertawa kencang. Jeongwoo bahkan sampe tersedak karena dia baru saja selesai makan. Haruto dengan murah hati menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu.

Setelah reda, baru Jeongwoo bersuara kembali. "Terus Bunda lo ngga bisa jemput?" Junghwan mengangguk.

"Lo pulang sama salah satu dari fans-fans lo itu aja." saran Haruto setelah hening sejenak. Dia sedikit menahan tawanya. Ya, Haruto memang sengaja sedikit mengejek Junghwan.

Junghwan yang mendengarnya mendengus. "Mendingan naik bus, anjir!"

"Yaudah lah ya, kalo gitu naik bus aja~" ucap Jeongwoo dengan cekikikan. "Sialan lo berdua!" umpat Junghwan kesal.

Treasure Story [bxb]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang