Seorang laki-laki bersiap untuk tidur. Meski waktu masih menunjukkan pukul 07.26 malam, ia sudah merasa mengantuk. Dia bahkan terlihat menguap beberapa kali. Sebelum merebahkan diri di kasur, dia pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Tak lupa menggunakan krim malam agar wajahnya senantiasa terjaga kehalusannya.
Bruk
Laki-laki itu mulai berbaring. Menarik selimutnya dan mencari posisi yang nyaman. Matanya benar-benar sudah terasa sangat berat. "Hoahmm. . . Jalja! Semoga masih bisa bertemu hari yang baik esok pagi!" ucapnya kemudian terlelap.
####
Haruto bersiul pelan, berjalan kaki sendirian di malam hari seperti ini tidak buruk juga. Dia sangat menikmatinya, lalu hingga tanpa sengaja, saat ia sedang menendang-nendang kerikil yang ada di depannya, Haruto tiba-tiba mendengar erangan kecil. Dia terdiam, suasana sedang sepi, jadi dia bisa mendengarnya dengan jelas.
Itu apa, ya?
Haruto terlihat berpikir, dia kemudian melihat sekelilingnya dan menemukan seseorang yang sedang mengelus kepalanya sambil menunduk dengan bibir yang mengerucut. Sepertinya, kerikil yang ia tendang asal tadi mengenai pemuda itu. Haruto berjalan menghampirinya.
"Mian, apa itu sakit?" tanya Haruto saat sudah berdiri di depan pemuda itu. Dapat dia lihat jika kepala yang menunduk itu mulai mendongak perlahan. Ekspresinya menunjukkan keterkejutan saat sudah bertatapan dengan Haruto.
"Y - ya! Kau bisa melihatku?!" pemuda itu bertanya balik dengan menunjuk Haruto. Wajahnya masih memperlihatkan rasa terkejut yang sangat jelas dengan mata melotot dan mulut sedikit terbuka. Tapi itu malah terlihat lucu di mata Haruto.
Tapi sedetik kemudian, Haruto mengernyit heran mendengar pertanyaan yang keluar dari pemuda itu. "Maksudmu?" bingung Haruto. Menurutnya, pertanyaan itu terdengar aneh. Tentu saja dia bisa melihatnya, dikira buta, kali ya?
Pemuda tadi langsung menggelengkan kepalanya dengan kedua tangan yang melambai di depan dada. "Ani ani! Lupakan saja! Jadi, kamu yang melempar batu tadi kepadaku?"
Haruto makin mengernyitkan dahinya, pemuda di depannya ini sedikit berlebihan. Dia tadi hanya tak sengaja menendang kerikil, bukan melempar batu seperti yang dibilang barusan.
"Aku hanya tak sengaja menendang kerikil yang ada di jalan lalu mengenaimu. . . Itu hanya kebetulan." sanggah Haruto.
"Apapun itu, ini sakit sekali! Arghhh! Aiguuu! Sepertinya aku akan menderita gegar otak!" ucap pemuda itu tiba-tiba mendramatisir dengan memegang kepalanya dan mengerang kesakitan.
Haruto speechless, jika ada penghargaan dengan nominasi perilaku yang dilebih-lebihkan, ia yakin jika pemuda ini akan menang dengan mudah. "Lalu, sekarang apa?" meski demikian, Haruto tetap menanggapinya.
Pemuda itu terlihat membuka sebelah matanya, mengintip. Dia lalu kembali mengerang kesakitan. "Arghh, sepertinya kamu harus memberiku makan agar sembuh. Aiguuu! Ini sakit sekali!" kata pemuda itu yang bahkan kini berjongkok untuk mendukung aktingnya.
Haruto tak habis pikir, sepertinya pemuda ini memang sangat penuh dengan drama. Lihatlah betapa pintarnya dia melakukan semua itu. Bilang saja jika kamu lapar batin Haruto. Dia menggeleng pelan. Acaranya untuk berjalan santai di malam hari menjadi terganggu karena pemuda yang masih berjongkok di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Story [bxb]
Fanfiction[discontinue] 📍All pair Treasure random ship! bisa oneshot, twoshot, threeshot atau bahkan lebih. ⚠️ update kalo ada ide hehe ⚠️ semuanya murni cuma imajinasi! ⚠️ don't judge! ⚠️ bxb area! jangan salah lapak! © 𝐝𝐝𝐚𝐥𝐟𝐲𝐨𝐬𝐡