sebelas

29 2 0
                                    

Malam harinya, minju tidak berada dirumah tapi ia sedang berada di sebuah mall dekat sekolahnya bersama lino.

"masih ngambek lo?udah dikasih makan juga" lino menyamakan langkahnya dengan minju.

Tak menjawab pertanyaan dari lino minju malah mempercepat langkahnya mendahului lino

"mau apa lagi ju?susu stoberi?semangka?cupcake?oreo?macaron?cokelat?macha?kucing?" tanya lino bertubi-tubi

"Berisik!,gue mau semua!" minju mendengus kesal

Lino terkekeh gemas melihat minju. Bagaimana bisa ada orang selucu ini?

"beneran mau semua?" lino kembali menyamakan langkahnya dengan minju

"iya!!!" ujar minju ketus

"galak amat" lino menepuk-nepuk kepala minju pelan

Bugh
Satu tonjokan mendarat di wajah mulus lino,pelakunya bukan lain adalah minju.

Jelas sekarang mereka menjadi pusat perhatian. Sebagian dari mereka gemas dengan interaksi minju dan lino sebagian menatap minju tak suka karena ia sudah berkali-kali memukul wajah dan bahu lino dengan keras, sebagian lainnya terpesona dengan ketampanan lino maupum kecantikan minju. Namun diantara mereka ada 1 perempuan yang mengepalkan tangan menahan amarahnya melihat interaksi si kucing dan si rubah itu.

"lama-lama gue cekek lo no!" desis minju

"cekek aja kalo berani,paling lo yang malu diliatin orang-orang" ujarnya

Seorang perempuan tiba-tiba menghampiri mereka berdua. Matanya memancarkan kemarahan.

"loh lia?ngapain disini?" tanya lino basa-basi

"kamu juga ngapain jalan sama dia" lia melirik minju sinis.

Rasanya minju ingin menendang tubuh lia menjauh dari penglihatannya tapi ia sadar siapa orang disampingnya.

"oh,mau ngebujuk dia biar ga jadi singa" jelas lino singkat

Apa-apaan?bahkan saat ia marah kepada lino tidak pernah diperlakukan seperti ini.lia mengeraskan rahangnya,ia ingin menampar minju saat ini juga!

Minju yang melihat lia mengepalkan tangannya kuat-kuat hanya bisa mengumpati lia dalam hati.

"kenapa?" tanya lino

"ikut aku" tanpa basa-basi lia langsung menarik tangan lino pergi entah kemana.

"anjirr!" minju diam-diam mengikuti lino dengan lia.

Lia membawa lino pergi ke parkiran didalam ruangan. Jaraknya sangat jauh dengan tempat mereka bertemu.

"kenapa kamu jadi gini sih?!"

"gini gimana?" tanya lino heran

"aku ga suka liat kamu sama minju barengan terus!" lia mulai menangis dan mengeluarkan unek-unek nya kepada lino

Lino menghela nafas. Entah lah ia sangat malas jika melihat lia.

Sedangkan minju yang sedang menguping dipintu parkiran sedikit terkejut melihat lia menangis

"minho!!" lia mulai berteriak kemudian mengusap air mata dipipinya kasar hingga menimbulkan kemerahan

"kita putus. Muak gue sama kelakuan lo"

"MINHO INI PASTI GARA-GARA MINJU KAN?!" lia berteriak histeris,suaranya derdengar hingga keluar ruangan

"ga usah bawa-bawa minju,dia ga salah." lino pergi meninggalkan lia sendirian diparkiran sepi itu.

Saat minju melihat lino mendekat kearah pintu, ide jahil datang menghampirinya. Ia menjulurkan kakinya didepan pintu agar lino terjatuh

"ga lucu minju."

Minju diam tak bergerak seinci pun. Suara lino benar-benar menakutkan,bahkan lebih seram daripada biasanya kali ini jauh lebih menakutkan minju saja sampai berkeringat dingin.

"awasin kaki lo" perintah lino.

Minju langsung menurutinya dan sedikit menunduk. Hanya ribut sebentar dengan orang saja lino sudah menakutkan ini apalagi lebih daripada ribut.

"ayo pulang" ajaknya menarik tangan minju.

Sepanjang jalan menuju parkiran outdoor Minju hanya diam tak bersuara apalagi saat lino menggenggam tangan minju erat itu membuat minju merinding.

Lino yang menyadari tangan minju dingin dan gemetar berhenti berjalan.

"kenapa?...." lirih minju pelan dan masih setia menunduk.

"lo kenapa?" tanya balik lino

Minju diam tak bergeming. Tubuhnya malah semakin gemetar.

Setelah beberapa saat diam. Akhirnya lino paham kenapa minju bertingkah aneh,pasti karena takut padanya.

"maaf udah nakutin lo,gue kebawa emosi tadi" ujarnya sambil mengelus rambut minju

Minju masih diam,namun tubuhnya mulai kembali normal.

"jangan takut lagi ya" lino menarik minju kedalam dekapannya seraya mengusap-ngusap kepala minju

Minju terkejut,tapi malah memeluk lino balik. Melihatnya lino terkekeh gemas.

Minju sadar,kemudian menjauh dari lino.

"dih nangis lo?" ledek lino melihat mata minju sedikit memerah.

"ga ya!"

.

.

.

.

.

The FeelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang