"Bee, kamu jangan terlalu capek ya kerja sambil ngurus studionya." Perhatian sekecil itu membuat hidup laki-laki yang akan menginjak usia 24 tahun itu merasa berharga.
"Iya, Mancungkuh!" karena hidungnya yang mancung itu menjadi panggilan kesayangan Renzzar kepada Dalenish. Ya, mereka memilih menjalin sebuah hubungan yang pernah kandas di masa lalu yang sangat lama. Masa putih abu-abu yang sebentar meninggalkan bekas kenangan yang tak mudah terlupakan.
Lalu bagaimana dengan nasib Alessa?
Alessa tetap menjadi Alessa Bawel yang terus akan ada di hidup Renzzar Mahesa, karena rasa itu lebih dari sekadar kata. Seakan mengalami de javu, Renzzar ada di posisi yang sama saat masa SMA.
***
Bandung, pertengahan tahun 2011
Dalenish dan Renzzar semakin dekat saat dikenalkan pertama kali oleh Amora, sikap Alessa yang mulai cuek dengan Renzzar dan fokus kepada pacarnya membuat benih cinta tumbuh di hati Renzzar, kala itu atlet basket sekolah Nusantara itu sangat dielukan banyak wanita, hanya saja ia merasa hidupnya mulai berubah saat mengenal cewek metropolitan yaitu Dalenish Rizky Wirawan.
"Kamu mau jadi pacarku?" to the point tanpa basa basi, Renzzar Mahesa mengungkapkan keinginannya menjalin hubungan dengan Dale di sebuah taman dekat alun-alun Bandung.
"Yakin? Mau jadi pacarku?" alih-alih menjawab iya atau tidak malah memberikan pertanyaan yang terksesan menantang. Dibalas dengan anggukkan karena sudah terlalu kagum Renzzar kepada Dalenish saat itu.
Tanpa menunggu lama mereka menjalin sebuah hubungan pacaran, baru beberapa minggu rasanya dunia milik berdua saja. Namun, ketika Dalenish harus melakukan kunjungan industri di daerah Bogor beberapa waktu ke depan hati Renzzar mulai goyah.
"Renz, kamu ke sini ya?" pinta Alessa kala itu, padahal kadar kedekatan mereka sudah berkurang sejak Renzzar dan Dalenish jadian, namun tetap saja Alessa punya tempat tersendiri di hati cowok basket itu.
"Iya, Bawel."
Renzzar mendatangi rumah Alessa yang saat itu sedang sepi, sang Ibu tidak berada di rumah. Tiba-tiba Alessa menyuruh Renzzar masuk ke ruang tamu dan memeluknya erat, "Kamu apa-apaan?!" mencoba melepas pelukan Alessa, lalu memegang kedua pundak kakak kelasnya itu.
"Aku kangen kamu, Jelek!" dengan suara manja dan raut wajah yang agak cemberut membuat Renzzar meleleh, cowok berkacamata itu mengusap pipi Alessa dan mengungkapkan hal yang sama.
Dari sana lah kemesraan terbangun, Dalenish yang sulit dihubungi bebeberapa hari belakangan menjadikan celah untuk cowoknya ini membangun kedekatan lebih dari sekadar kakak kelas dan adik kelas bersama Alessa Basenda.
Hubungan Alessa dengan Bojes masih terjalin dengan baik-baik saja, hanya saja kini ada kisah cinta Bawel dan Jelek yang menjadi ganjalan untuk keduanya.
"Kamu yakin kita mau begini?" tanya Renzzar sambil mengusap rambut panjang Alessa.
"Memangnya kenapa? Aku sayang sama kamu, Jelek! Kamu nggak sayang aku?!"
"Tapi, hubungan kita ini apa?"
Pertanyaan yang belum pernah mendapatkan jawaban.
***
Terbayang kilas masa lalu, saat kondisi Alessa sekarang sedang galau karena prosesi lamarannya tertunda. Sedangkan, hubungan yang baru dibangun lagi antara Renzzar dan Dalenish terancam hancur lagi kalau Alessa masih tetap mengharapkan perhatian lebih dari laki-laki berhobi fotografi itu.
"Kamu balikan sama Dalenish?!"
"Memangnya kenapa, Bawel?" tanya Renzzar dengan nada selembut mungkin agar tidak membuat cewek cadel itu marah.
"Bisa nggak sih jangan sama dia?! Memangnya nggak ada cewek lain apa?!" meski sehati-hati apapun Renzzar mengungkapkan sesuatu tentang Dalenish maka Alessa akan tetap naik pitam jika mendengar nama itu.
Wanita berhidung mancung, berambut panjang dan memiliki tubuh yang ideal bagaikan model itu akan terus menjadi masalah bagi wanita yang lebih tua dua tahun dari Renzzar Mahesa, karena Dalenish pernah menjadi sosok yang membayangi rasa sayang Renzzar Jelek kepada Alessa Bawel. Jika dikatakan lebih cantik mana maka bukan tipikal laki-laki yang suka membandingkan, Renzzar Mahesa punya pandangan sendiri untuk dua orang wanita di hidupnya itu.
***
"Esa! We need to talk! Please," menarik tangan halus penuh bulu lembut itu, Ardiansyah mencoba meraih perhatian Alessa calon istrinya.
"Apa?! Biarin aku sendiri dulu!" jawabnya ketus.
"Sendiri apa? Kamu beberapa hari ini jalan sama Renzzar kan?" ternyata Ardi tahu keberadaan Renzzar.
Alessa tidak suka dalam kondisi terpojok, dia akan selalu bisa menjadi orang yang lebih memojokkan lawan bicaranya. Beberapa kali ia meyakinkan Ardi kalau Renzzar hanya adik kelas bahkan sudah dianggap sebagai sepupunya, begitu pandai wanita cadel ini bersilat lidah.
Namun, Ardi tetap ingin bicara dan meluruskan tentang lamaran yang tempo hari ditunda. Ia ingin memperbaiki apa yang sudah ia rusak, sikap Alessa yang menjauh membuatnya gundah gulana entah tidak tahu harus berbuat apa, hari-hari bersama selama beberapa tahun terakhir sampai akhirnya memutuskan untuk melamar Alessa membuatnya yakin bahwa sudah saatnya dilanjutkan acara lamaran itu.
"Aku ulang sekali lagi lamaranku, 'Will you marry me, Sa?" sambil berlutut dengan satu kaki kebelakang dan tangannya menggenggam erat jemari mungil wanita berparas cantik itu, laki-laki dewasa dengan kulit sawo matang bermata sipit itu tersenyum lalu mencium tangan yang digenggamnya.
Perlakuan seperti itu yang sering kali membuat Alessa Basenda mabuk kepayang dibuatnya, itulah mengapa wanita dengan paras cantik itu mau menerima lamaran Ardiansyah. Meski begitu, selalu ada ganjalan dalam hatinya tentang kehadiran sosok Renzzar Mahesa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BESTAI (JELEK DAN BAWEL) [END]
RomanceBESTAI, sebuah cerita dari orang-orang yang menyembunyikan rasa cinta di balik kata persahabatan atau yang sering disebut 'Bestie' Berharap tidak saling menyakiti, namun kalimat "Cinta tidak harus memiliki" hanyalah sebuah Ilusi. Cinta adalah pengo...