FOKUS PADA DIRI SENDIRI

4 1 0
                                    

Takdir kehidupan terkadang mengejutkan, setiap pertemuan akan berujung perpisahan, entah itu cepat atau lambat. Berupa keputusan dalam mengambil jalan hidup atau bahkan kematian yang akan memisahkan dua insan.

Renzzar Mahesa seorang pria yang memilih untuk mengambil keputusan dalam hidupnya secara cepat di kurun waktu kurang dari setahun ia dua kali mengubah statusnya, tidak ada yang salah dari sebuah keputusan. Namun, pria berusia 26 tahun itu harus terima konsekuensinya.

"Kenapa sih? Jadi Duda kan Loe?!"

"Kalau Duda memangnya kenapa? Salah? Dosa?" Renzzar tidak tinggal diam dengan semua komentar rekan kerjanya.

"Bukan gitu! Loe sebagai suami harusnya lebih sabar dan bisa mengambil jalan tengah, emang nggak bisa dipertahankan?" seorang teman yang sudah lama menjalani rumah tangga mencoba memberikan pengarahan kepada Renzzar, hanya saja setiap orang punya titik lelahnya sendiri dan memiliki pola pikir serta perasaan yang berbeda-beda.

"Ngomong gampang! Gue yang jalani, jadi loe semua yang nggak tahu apa-apa mending diam!" Pria berkacamata itu naik pitam dan memilih meninggalkan teman-temannya yang sedang menikmati makan siang di kantin perusahaan.

***

Logika seorang laki-laki mungkin akan terus jalan, mereka tidak terlalu mengedepankan perasaan. Hanya saja, merasa kehilangan calon anaknya itu menjadi tekanan tersendiri bagi Renzzar. Kini hidupnya tidak akan sama lagi, mungkin tidak akan terlihat mencolok. Ia merasa bersalah pada Ilnessa, bagaimana wanita itu akan menjalani kehidupannya setelah menyandang status janda?

"Sar, gue bisa ngobrol sama Nessa nggak?" Renzzar mencoba menghubungi Sarah, sahabat Nessa itu belum bisa memastikan kalau Nessa mau berbicara dengan Renzzar. Kondisi psikisnya masih kacau pasca keguguran, emosinya masih naik turun. Luka batin yang didapat dari awal pernikahan tentang kejujurannya dan ditambah kehamilan yang tidak dipercaya serta banyaknya tuntutan itu membuat wanita berpipi cubby itu merasa bahwa dia sudah tidak mau mengenal mantan suaminya itu lagi.

Tetap saja Renzzar mencoba memperbaiki dirinya, ia fokus melakukan pekerjaannya dan mencoba untuk terus profesional dalam menjalankan studionya. Kini ia terus belajar banyak hal untuk lebih mengenal dirinya sendiri, karena terkadang manusia tidak sadar apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan ini bermula dari masalah apa yang tidak kita pahami dalam diri sendiri.

"Renz, Ilnessa butuh waktu. Gue minta loe jangan hubungi dia dulu ya, Loe juga butuh waktu buat introspeksi diri." Ujar Sarah.

***

Psikolog bahkan tempat ruqyah didatangi oleh Renzzar, pria itu merasa bahwa hijrah yang belum sempurna kemarin membuatnya gagal dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Banyak sekali nilai-nilai islam yang belum ia pahami, pria berkacamata itu bahkan beberapa kali menemui guru atau ustadz untuk meminta pengarahan.

"Pak, Saya memang salah! Saya tidak bisa menjadi suami yang baik!" keluhnya pada sang guru.

"Tenang, Nak! Waktunya saja mungkin kurang tepat, kamu masih bisa belajar lebih baik dulu sebelum nantinya memilih seorang wanita lain di hidupmu. Itulah pentingnya memilih pasangan, Nak!" Sang Guru mencoba memberikan pengertian yang mengarah pada, seharusnya Renzzar jangan buru-buru keluar pesantren saat itu, pembelajarannya tentang islam setelah kecewa pada pernikahan Alessa sebenarnya bukanlah alasan yang kuat.

Makanya ia goyah ketika bertemu dengan wanita lain yang menarik perhatiannya, meski wanita itu memiliki masa lalu yang kelam sebagai pekerja di sebuah Bar.

***

Penyesalan selalu datang diakhir, hanya saja seiiring berjalannya waktu Renzzar percaya bahwa selama ia menyesali yang sudah terjadi maka ia akan terus berkutat pada trauma yang ada. Pria yang sebentar lagi menginjak usia 27 tahun itu memilih melanjutkan hidup dengan menjalin komunikasi dengan beberapa teman lama.

Kisah hidup Renzzar coba dijadikan pelajaran, begitupun dengan Alessa Basenda yang hidup terlihat baik-baik saja. Mazaya putri kecilnya tumbuh besar dengan penuh kasih sayang dari Ayah dan Ibunya yang menjalani hidup sederhana.

"Assalamualaikum, Renz, Apa kabar?" tanya Alessa di chat WhatsApp.

"Waalaikumsalam warhamatullahi wabarakatuh, Hai, Bawel. Alhamdulillah, baik kamu gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah, kamu masih di Jakarta?"

"Iya, masih, kenapa?" Renzzar kaget setelah kurang lebih dua tahun ia tidak mendengar kabar Alessa, setelah pernikahan dan kini waktu berlalu begitu cepat dengan kesendiriannya Renzzar tidak pernah berkomunikasi dengan si Bawel.

"Aku mau photoshoot dong, sekeluarga, bisa?"

"Oh bisa banget! Kapan ke sini?" dengan senang hati, Renzzar akan menyambut kedatangan Alessa beserta keluarganya.

Mungkinkah pertemuan itu terjadi biasa saja jika si Bawel tahu tentang keadaan Renzzar yang sekarang? Apakah tidak ada banyak pertanyaan dari wanita berusia 28 tahun dan ibu satu anak itu tentang laki-laki yang pernah ia cintai?

BESTAI (JELEK DAN BAWEL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang