Cerita ini keluar dari tema. Hanya sekedar hiburan yang Aii dapat idenya tiba-tiba pas habis hujan hwhwhwh—-—-—-—-—–—–—–—–—–—-—–—-—-—-—
'DREESSSS...'
Hujan yang hampir menyerupai badai tengah merintih ke dasar bumi. Suara kilat menyambar kadang terdengar sangat kuat. Membuat seorang pemuda biru yang lumayan 'penakut' ini lelah harus terkejut berkali-kali saat ia sedang berteduh dikelasnya.
'CTAARRRR!!!'
"IORIN!" Tamaki— Refleks memeluk Iori disampingnya. Membuat yang dipeluk jadi ikut terkejut. Padahal tadinya ia sibuk mengerjakan PR Fisika yang baru diberikan oleh guru Mapel dua jam yang lalu.
"Yotsuba-San! Bisa ngga, gak usah tiba-tiba lompat kaya' gitu?! Yang jantungan malah aku jadinya!" kesal Iori.
"Ha-habis... Petirnya ngeri..." gerutu Tamaki.
Beberapa saat kemudian, keadaan kembali hening. Tamaki pun kembali melihat-lihat keluar melalui jendela di sampingnya. Berkabut. Di mata Tamaki, pemandangan dihadapan nya itu adalah badai yang mengerikan. Sampai pada akhirnya ia menoleh ke seseorang yang sedang memojok di sudut kelas. Ntahlah, sedang apa dia disana? Nonton 'kucing peduli' diam-diam? Mending cuz cekidot!
"Isumin ngapain disitu?"
"Bukan urusanmu! Pergi sama!" Bentaknya sambil masih pundung tak mau menoleh ke arahnya.
Tamaki menghela nafas. Lalu diam-diam mengintip. Oh!
Setelah tahu apa yang ia lihat, Tamaki tersenyum penuh makna. Dan kembali menghampiri Iori.
"Iorin, pulang, yuk! Aku capek disini, pengen cepat pulang..." keluhnya.
Iori menangkup dagu, menatap datar Tamaki yang mengeluh di depannya. "Aku juga, Yotsuba-San. Tapi gimana cara pulang nya? Wong daritadi hujan terus..."
Tamaki tampak berpikir. "Kan kita kaya' biasanya, naik bus? Cuma lari sebentar ke halte nya, kok!"
Iori menepuk jidat. "D.E.R.A.S. Kau mungkin bakal sampai disana, tapi basah kuyup. Yang ada kau demam nanti..."
Tamaki ber-ooh ria. Lalu Iori menoleh ke belakangnya, mencari keberadaan Haruka. "Berhubung mood ku lagi baik... Isumi-San, kau mau pulang bareng kita, ngga? Nanti kami antar ke dorm ZOO—"
"Nggak! Aku ngga perlu ditemani, aku mandiri—"
"Bacot." cicit Tamaki.
Iori menghela nafas malas. "Bukan masalah itu, disini 'kan sedang hujan deras, kami cuma mau bantu—"
"Dibilangin nggaaakk! Ngga usah sok baik, deh." Dih, julid amat dek.
"Oh! Isumin, 'kan orangnya introvert . Biarin aja, sad boy pulak."
'KRETEK' Kaya' ada yang patah. Tapi bukan kayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOLiSH7 : We're Halal Brader
FanfictionNasihat disertai bukti dalil/sumber hadits. Ngelawak dikit, biar bawaannya ngga serius amat:vvv Buat ini cuma gegara bosan pas puasa. (Padahal tugas banyak, apalagi amaliyah ramadhannya ngeribetin TwT). Jadi Aii ngetiknya pas punya ide dari dal...