🤍🖤🤍🖤
Tak ada yang spesial, ini hanya kisah pemuda sederhana kekurangan uang yang berencana membiayai hidupnya sendiri setelah keluar dari panti asuhan nanti. Julian, tinggal di panti asuhan kurang lebih 25 tahun lamanya. Lantas, ia ingin memulai hidup lebih mandiri sekarang, tidak ingin terus bergantung pada pemasukan panti asuhan dan tentunya, pada Sophia."Apa yang akan kau makan nanti setelah keluar dari sini?" Sophia bertanya sangat lembut. Wanita berkulit cokelat itu menatap Julian begitu sendu.
"Makan apa pun yang bisa dimakan. Itu tidak akan sulit, percayalah padaku, Sophie." Julian berkata begitu percaya diri.
Sophia yang hatinya lembut itu masih ragu. Bagaimana jika Julian dijahati oleh orang-orang di luar sana? Pasalnya, Sophia sudah bersama Julian sejak pemuda itu bayi, rasanya berat berpisah dengan anak pantinya yang satu ini.
Wanita 45 tahun itu bernama Sophia Knowles, biasa dipanggil "Sophie" saja oleh anak-anak pantinya. Beliau menggantikan sang ibu yang telah wafat 18 tahun lalu sebagai pengurus panti asuhan. Benar, panti asuhan tempat Julian dibesarkan. Dreamingland namanya.
Dan pemuda itu, Julian... namanya cuma satu potong, Julian.
Ah, dan Julian yang ingin pamit begini, mengingatkan Sophia akan hari pertama mereka bertemu.
Dua puluh lima tahun yang lalu, di bulan Juli dan saat musim panas, Sophia muda sedang duduk di teras Dreamingland bersama tiga orang anak panti. Lalu, seorang wanita Asia-tidak tahu Asia bagian mana, datang menitipkan bayi lelakinya kepada Sophia. Wanita Asia itu, dengan aksen Inggris patah-patahnya, mengatakan ingin pergi sebentar membeli popok si bayi yang telah habis. Namun, bayi lelaki yang sungguh lucu itu berakhir tak diambil-ambil kembali.
"Namai Summer saja, Sophie!"
"Jangan. Bagaimana kalau Bright? Dia putih sekali seperti cahaya!"
"Wow, Brighty Bright!"
"Eum... tapi kurasa... Julian nama yang manis untuknya yang juga sangat manis," putus Sophia kala itu.
Sophia tersenyum, teringat pada saran tiga anak yang duduk bersamanya waktu itu. Ketiga anak itu sudah punya kehidupan masing-masing sekarang, tak lagi tinggal di Dreamingland.
"Hei, aku belum pergi, kau sudah senyum-senyum sendiri. Terlalu dini untuk menjadi stres dan mengingatku saat aku masih ada di sini, Sophie." Ocehan usil Julian mendistraksi kenangan Sophia.
"Sembarangan sekali kalau bicara!" Sophia memukul kepala Julian, lalu menjambak rambut cokelat agak ikal si pemuda.
"Aaargh. Iya, iya, ampun!" Julian terpejam merasakan jambakan Sophia.
Lalu, Sophia melepaskan rambut Julian. Pemuda itu mengusap-usap cepat kepalanya. Sophia pun kembali tersenyum untuk Julian. Senyum sayang, haru, bercampur sedih juga.
Menatap iris cokelat Sophia, Julian jadi ikut merasakan yang wanita itu rasakan akan dirinya. Julian sangat paham.
"Hei, ayolah... jangan menatapku seperti itu, Sof. Ini tidak seperti aku akan menghilang dari dunia. Aku akan rutin mengunjungi Dreamingland, mengunjungi anak-anak, juga mengunjungimu." Julian tersenyum lembut.
"Oh, Juls... kau membuatku ingin menangis. Kemarilah." Sophia membuka kedua tangannya, lantas Julian tersenyum dengan perasaan menghangat, mendekat dan mendekap Sophia yang selalu ada untuknya.
Julian tahu ini berat. Sejak dulu, Sophia selalu mengatakan Julian tidak bisa diadopsi siapa pun sebab Julian sudah diadopsi olehnya. Jadi, ini sangat menyedihkan untuk Sophia, tapi Julian pun ingin bekerja. Ia berjanji takkan meninggalkan Sophia dan membuat wanita itu bermuram dalam kesedihan.
"Sophie... walau kulitku tidak seseksi milikmu, tapi aku selalu menganggapmu ibu kandungku," ujar Julian di pelukan Sophia.
"Kata-katamu sangat bodoh, tapi aku suka itu," balas Sophie dengan nada mau menangisnya.
Julian tersenyum. "Dan kau tahu... seorang anak yang baik tidak akan meninggalkan ibunya. Aku... tidak akan meninggalkanmu lama-lama, Sophie. Aku berjanji, aku tidak akan membuatmu terlalu merindukanku."
Air mata Sophia mengalir dari dua mata bulat indahnya. "Ya Tuhan, mengapa kau membuatku menangis?" tanyanya kecil.
"Karena aku menyayangimu, apa lagi?" jawab Julian selalu bernada usil dan jail.
Trysta Moretz dikabarkan hamil. Meskipun masih simpang siur, kabar itu sepertinya benar. Dilihat dari gerak-gerik-
"Apa kau bilang, TMZ?" Sophia melepas cepat pelukannya dengan Julian, terkejut sekali dengan kabar yang dicuap-cuapkan televisinya.
Dahi Julian sontak berkerut menatap Sophia. Ia masih mau berpelukan, sudah dilepas saja gara-gara acara gosip TMZ yang seringnya adalah sampah-menurut Julian. Dasar ibu-ibu! Julian membatin sebal.
"Trysta Moretz hamil? Jesus, dia masih sangat muda. Tapi aku pikir dia tidak punya pacar?" Sophia masih dengan nada terkejutnya memandangi TV.
Julian menghela napas, menatap TV itu dengan malas. "Ya Tuhan, Sof. Kau pikir hanya kau dan si Jay saja yang berpacaran? Siapa tahu Trysta ini punya pacar juga, kan? Kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa hamil?" komentar Julian santai.
"Ya, itu masuk akal. Mungkin pacarnya bukan dari kalangan artis," imbuh Sophia. Intonasinya sudah lebih tenang, tidak semenegangkan sebelumnya.
Julian mengangguk-angguk dua kali. Kemudian, kembali memikirkan tentang rencananya yang lebih penting ketimbang kabar hamilnya seorang selebriti. Kapan waktu yang pas untuk benar-benar meninggalkan Omaha menuju Lincoln, ibu kota Nebraska, untuk mengadu nasib dan mencari pekerjaan yang dapat membuatnya jadi orang berhasil.
To be continued....
• CATATAN •
Haiii, Liya kembali dengan cerita baru. Rencananya akan dilanjutkan setelah revisi DADDY selesai. Sekitar akhir Mei, ya.
Gambar-gambar hanya visualisasi untuk memudahkan penulis berimajinasi. Silakan bayangkan visual orang lain jika tidak berkenan dengan visualisasi yang disediakan😉
Cerita ini murni buatan purpleliyy jika ada kesamaan dalam hal apa pun, itu hanya sebuah kebetulan😊 Jangan lupa VOTE kalau kamu suka dengan ceritanya & KOMENTAR apa saja💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDALOUS ✔️
Tiểu Thuyết ChungJulian terlibat skandal besar dengan penyanyi terkenal, Trysta Moretz. Ia dibayar gila-gilaan tuk dijadikan kekasih bayaran Trysta karena kehamilan misterius yang sungguh memalukan bagi keluarga dan karirnya. Trysta dengan sejuta pesona, rahasia, ke...