26. Talked about It

1.2K 160 173
                                    

Hari kedua Julian pulang—pulang yang tak sebenar-benar pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari kedua Julian pulang—pulang yang tak sebenar-benar pulang. Waktu berlalu, dibarengi kejaran paparazzi yang lebih mengerikan dari hantu seram. Meneror, mengejar Julian dan Trysta bagai hewan buruan, berharap dapat menerobos pertahanan. Wajah-wajah mereka beringas. Lari-larinya menakutkan. Setiap langkah bak pembunuhan, padahal hanya meminta berita. Kamera-kamera terlihat seperti pedang, siap menghunus karakter mereka di hadapan dunia.

Di lantai 19, sendirian di dapur gelap unit apartemennya. Duduk di kursi tinggi depan mini bar, Julian mengunyah telur rebus keduanya. Ada tiga butir tadi di dalam mangkuk merah.

Otak berpikir tanpa jeda. Selama hidup, tak pernah sepusing sekarang. Julian kerap merindukan adik-adik dan kawan-kawannya di Dreamingland. Merindukan aktivitas lama: Mengajari anak-anak panti menghitung, membaca, juga pelajaran-pelajaran sekolah yang masih mudah. Membuat anak-anak itu tertawa. Membantu Sophia bekerja, apa saja. Menemani Sophia bercerita berjam-jam. Bahkan, Julian merindukan ForBread, tempat kerja pertamanya, merindukan Alice, rekan kerja pertamanya.

Namun, tugas berat di depan matanya kini. Julian tak bisa lari, dan memang tak mau lari. Hanya… kadang rasa takut menghantui.

Dua hari lalu, di atas ranjang rumah sakit Julian, cerita terkubur itu terpaksa digali demi mendapat kejelasan.

Tentang 173 akun, Julian tidak memaksa walau sangat ingin tahu. Namun dengan wajah pias dan nada ragu, terbata-bata Trysta mengaku. Kisah yang membuat Julian kelu, bingung apa itu tindakan salah apa betul. Kabur layaknya awan kelabu.

"Itu… itu jumlah akun yang pernah aku buat."

"Akun apa?"

Trysta menjeda dulu sambil menunduk. Kerutan di dahi Julian tampak jelas kala itu, menunggu penjelasan yang belum rampung.

"Aku pernah membuat 173 akun berbeda… untuk mengirim hinaan dan ancaman-ancaman palsu ke media sosial Darius dan ibuku. Itu… usahaku agar mereka tidak jadi menikah."

Tercengang bukan kepalang. 173 akun kebencian? Julian tak mau menanyakan bagaimana Trysta mampu membuat 173 akun dan mengoperasikannya. Entahlah. Mungkin Trysta punya anak-anak buah.

"Sebelum membuat akun, aku sudah mengatakan baik-baik pada ibuku. Waktu itu dia baru beberapa minggu berkencan dengan Darius. Aku sangat kaget saat mengetahuinya dan segera mengatakan bahwa Darius menyukaiku lumayan lama, tetapi selalu kutolak karena dia sering berkata kurang ajar, jadi bisa saja Darius hanya memanfaatkan ibuku… tapi ibuku tidak percaya. Dia bilang, Darius baik dan tidak mungkin menyukaiku karena sudah berumur 40 tahun. Kalaupun menyukai, itu karena aku penyanyi terkenal, bukan menyukai sebagai wanita yang ingin dia miliki. Jawaban itu membuatku frustrasi, aku bingung sekali," jelas Trysta panjang lebar kala itu.

"Ya Tuhan. Lalu, apa kejadian itu sebelum kau…." Julian tidak enak menyebutnya.

"Ya. Itu sebelum aku dihamili…." Trysta tampak menunduk sambil menjawabnya.

SCANDALOUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang