Omaha, Nebraska
09.00 AM
"Tadi malam, peristiwa mengerikan terjadi. Julian, pacar Princess of Pop, Trysta Moretz ditembak oleh ayah tiri Trysta, Darius. Julian kehilangan banyak darah. Sambil menangis dan panik luar biasa, Trysta menghubungi 911 di pukul 11 malam waktu New York. Trysta begitu ketakutan untuk turun ke bawah rumah mencari bantuan karena khawatir bertemu Darius yang bisa saja kembali menyerang. Kabar terbaru mengatakan, Trysta yang disinyalir berkandungan lemah mengalami keguguran karena peristiwa tersebut, sedangkan Julian belum sadarkan diri sejak tertembak pada perut kiri hingga tembus ke punggung kirinya tadi malam. Pihak kepolisian masih mencari jejak Darius yang kabur setelah penembakan yang dilakukannya. Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai—"
Sophia mengunci layar ponsel kekasihnya, tidak mampu melanjutkan. Video pembawa berita yang sedang menyampaikan kabar terkini itu berasal dari ponsel Jay.
Seketika, bayang semu Julian seakan nyata di depan mata. Isak sesal sang anak memenuhi rungu, sebenarnya berasal dari kepala. Julian yang mengemis maaf, tapi belum ia maafkan. Julian yang ingin menjelaskan kisah selama di New York, tapi tak mau ia dengarkan. Lalu, tiba-tiba anak itu ditembak orang….
"Sof, apa yang harus kita…." Jay terhenti, bingung sendiri harus berkomentar apa tentang ini.
Jay dan Sophia berada di tengah kamar mereka berdua. Sophia baru saja ingin pergi bekerja ketika Jay tiba-tiba menunjukkan video dari ponselnya.
"Jay… is that my Julian…?" tanya Sophia kaku, mengawang pandangannya ke arah lurus.
Ditembak. Kena tembak. Peluru tembus. Perut kiri. Punggung kiri. Belum sadar sejak semalam. Kata-kata menyeramkan itu berkumpul di otak Sophia. Saling tindih, membuat dadanya tertekan. Sesak. Kepalanya berat, tak kuasa mencerna.
The Julian on the TV is not my Julian. It’s another Julian from another universe. Tak bisa lagi. Sophia tak bisa menanamkan prinsip itu lagi. Yang tertembak parah itu Julian-nya, yang belum sadar itu Julian-nya, yang sendiri dalam kesakitan itu Julian-nya.
Lantas… Sophia melunglai. Kelebihan muatan. Dunianya gelap berputar, kemudian jatuh sambil menutup mata.
"Sophie!" Jay terperanjat. Tubuh Sophia sudah di atas lantai. Cepat-cepat diangkatnya ke atas ranjang. Dibaringkan di atas bantal, dimiringkan ke kanan agar napas lebih lega. Membuka tiga kancing baju sang wanita agar tidak menambah sesak, kemudian Jay menunggu saja sambil memijat-mijat perlahan.
Tak sampai lima menit, Sophia pun sadar. Merasakan Jay duduk di belakangnya, Sophia menelentangkan tubuh tuk bertatapan, lantas mulai menangis, sebab apa lagi kalau bukan menangis akhirnya. "Jay… mengapa Darius melakukan itu padanya?" lirihnya begitu lara.
"Mereka belum menemukan penyebabnya, karena Julian dan Trysta belum bisa memberikan keterangan," jawab Jay lembut apa adanya.
Sophia makin kalut saja. Ia pun duduk perlahan, berujar lirih sarat air mata, "Tapi, Jay… Julian anak yang baik, dia tidak jahat. He's a sweet boy, you know it right… he's not a bad person…." Sophia menggeleng-geleng lemah, suara lembutnya pecah. Kumpulan air mata jatuh ke bawah.
Jay tidak tahu harus berkata apa. Selain Sophia, hanya Jay yang tahu tentang terjebaknya Julian dalam kontrak gila dengan sang penyanyi papan atas. Kemudian, peristiwa ini timbul tiba-tiba, membuat tercengang, penasaran, kacau, dan gamang luar biasa.
"Jay, kita harus pergi ke New York. Aku ingin melihat keadaan Julian…." Sophia kembali berucap, meremas tangan Jay karena kesedihan dan kecemasan.
"Tidak, tidak bisa," Jay menggeleng cepat, "itu bahaya! Kita bisa saja mengacaukan keadaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDALOUS ✔️
General FictionJulian terlibat skandal besar dengan penyanyi terkenal, Trysta Moretz. Ia dibayar gila-gilaan tuk dijadikan kekasih bayaran Trysta karena kehamilan misterius yang sungguh memalukan bagi keluarga dan karirnya. Trysta dengan sejuta pesona, rahasia, ke...