5. The Agreement

1.8K 202 125
                                    

Lincoln, Nebraska

Julian terkejut bukan main. Aneh bin ajaib. Sekali lagi, ia tercengang setengah mati setelah membaca apa yang tertulis. Perjanjian gila yang tak pernah ia khayalkan seumur hidup 25 tahunnya ini. Jumlah uang super fantastis. Ludah Julian hampir keluar dari mulut, tetapi syarat yang mesti ditempuh pun tidak masuk akal sama sekali!

"Tapi du-du-dua ratus lima puluh ribu dolar? Ini, ini serius?" Mata Julian mendadak besar. Jantungnya berdentum-dentum keras.

Tiga halaman kertas, berisi puluhan nomor yang terkandung peraturan-peraturan dan syarat-syarat. Julian golongan orang malas membaca, tetapi karena kop surat perjanjian itu sudah gila duluan, Persetujuan Setahun Menjadi Kekasih Trysta Moretz, Julian pun habis membaca 27 nomor yang mesti dipatuhinya jika ingin mendapat uang 250.000 dollar tersebut.

"Ya, itu yang akan kau peroleh. Jika kau setuju menandatanganinya, kami akan langsung memberikan 20% dari 250.000 dolar. Sisanya akan dibayar setiap dua bulan sekali," jelas Kathy dengan wajah bangga—menyugestikan agar pemuda itu menerima tawaran.

Julian menelan ludah, matanya masih lebar, jantungnya masih berdebar-debar.

"Kontraknya satu tahun," Kathy menyesap rokoknya, "karena setelah Trysta melahirkan, terlalu tidak masuk akal bila kalian langsung dikabarkan putus. Maka, sebaiknya mengulur beberapa bulan setelah bayi Trysta lahir, kemudian kita buat satu masalah masuk akal yang menjadi penyebab kalian berdua putus."

Julian mengerjap-ngerjap. Tercengangnya belum selesai. Dunia ini sangat gila ternyata.

"Itu... berapa usia kandungan Trysta sekarang?" Julian bertanya.

"Dua bulan."

Sisa tujuh bulan. Dua belas kurang tujuh... lima. Jadi harus putus setelah lima bulan Trysta Moretz melahirkan. Julian menghitung dalam hatinya.

"Kau tidak usah khawatir," Kathy mendistraksi pikiran Julian, "kami bisa memalsukan identitasmu, alamatmu, juga asal-usulmu yang sebenarnya."

"Maaf? Bagaimana?" Pemuda itu seolah salah dengar, padahal tidak.

"Julian." Maurice, pemilik kafe dan toko roti tiba-tiba datang.

Yang punya nama menengok cepat, lalu mendongak. Ibu-ibu gemuk berkulit hitam itu menatapnya dingin dan horor.

Maurice lalu menatap Kathy, kemudian tersenyum. "Maaf, apa kau teman Julian? Sekarang adalah jam kerjanya, dia harus—"

"Nyonya, maaf aku potong," Kathy tersenyum manis, "sebenarnya aku manajer Trysta Moretz."

"Trysta... Moretz? Kaukah?" Maurice tampak kaget dengan mata membola.

"Ya, dan Julian yang manis ini ada urusan sangat penting denganku. Boleh aku meminjamnya sekitar satu jam? Akan kuberi tip yang lumayan untuk itu," negosiasi Kathy sambil memasang ekspresi terbaik.

Maurice menatap Julian. Pemuda itu tersenyum masam, mengangguk kecil minta kemakluman. Lalu, wanita itu kembali menatap Kathy. "Baiklah, terima kasih untuk itu. Kau bisa memberikan tipnya pada Julian. Nanti dia akan memberikannya padaku," pungkasnya jadi lebih ramah. Ia bahkan tersenyum lebar.

Kathy terkekeh pura-pura. "Ah baiklah, iya, sama-sama."

Lalu, Maurice meninggalkan keduanya dengan senyuman lebar. Tidak menyangka ForBread miliknya kedatangan manajer artis terkenal. Urusan dengan Julian, entahlah. Maurice akan menanyakan kepada yang bersangkutan setelah obrolan mereka usai. Jiwa penasarannya yang besar tak bisa dipancing dengan hal beginian.

Kekehan palsu Kathy dan senyuman Julian luntur, berubah datar, lalu kembali bersitatap berdua. "Jadi, sampai di mana kita? Oh, sampai di memalsukan identitas," ujar Kathy kembali.

SCANDALOUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang