6. Penthouse

1.7K 207 112
                                    

Julian
Sophie...
Aku pindah ke New York. Aku dapat pekerjaan bagus di sana, lebih baik dari ForBread. Aku sudah diizinkan oleh Maurice

Sophie
Ah benarkah?😍 tapi itu sangat jauh, kau masih punya uang?😥 akan kutransfer kalau kau butuh uang

Julian
Punya, Sophie... jangan khawatir. Ada yang berbaik hati memberiku tumpangan☺️

Sophie
Syukurlah. Apa pekerjaanmu di sana, Sayang?

Julian
Pokoknya aku akan menghasilkan uang banyak. Aku ingin membantumu, aku benar-benar melakukan ini untukmu dan Dreamingland.
Kau percaya padaku, ya

Sophie
Juls🥺🥺 aku sayang padamu. Sehatlah selalu, Tuhan memberkatimu❤️❤️
Aku merindukanmu❤️❤️

Julian
Aku juga merindukanmu❤️🌻

Julian menghela napas, lalu mengembuskan. Bingung harus memberi tahu Sophia atau tidak. Kadang Julian merasa keputusannya ini terlalu cepat. Semalaman ia galau, tak bisa tidur hingga pagi menjelang. Ia memikirkan banyak hal. Bagaimana jika Sophia marah? Tapi mereka butuh uang. Lagi pula, Julian bukan menjadi pekerja seks komersial. Ia hanya disuruh jadi pacar bohong-bohongan. Jangankan dibayar untuk berhububgan seks, Julian bahkan ragu Trysta mau menatapnya.

Kalau Trysta tidak menyukaiku, ya... aku tidak rugi juga, sih. Paling mereka akan membatalkan kontrak, lalu aku akan kembali ke Lincoln untuk mencari pekerjaan atau mencoba mencari di New York ini? Ah, terlalu berisiko. Jika Maurice sudah tidak mau menerimaku, tidak apa. Aku akan mencari pekerjaan baru. Aku yakin pasti bisa!

Di balik kacamata hitam, Julian menatap ke luar jendela mobil. Dari tadi ia bicara sendiri dalam hati. Dilema membantai sengit. Namun, seperti ada dorongan tak waras, ia tak bisa menolak tawaran ini. Menggiurkan sekali.

Siapa pun dia, sialan sekali pacarnya Trysta itu. Bajingan. Dia dan kelamin menggelantungnya sangat pecundang. Aku berdoa dia mendapat ganjaran setimpal! Gara-gara dia orang-orang jadi kesusahan, bahkan aku termasuk yang sedang kesusahan sekarang!

Julian di dalam mobil mewah milik keluarga Trysta. Ia dan Kathy dijemput tentu saja. Sejak pergi bersama Kathy mulai dari Bandara Lincoln, pesawat, Bandara John F. Kennedy, lalu kini dalam kendaraan, Julian banyak diam. Oh ya, Kathy di sebelahnya-yang pulang kampung sudah membawa orang baru yaitu dirinya.

....

Setelah perjalanan puluhan menit, mobil itu berhenti di basemen apartemen mewah yang salah satu unitnya milik keluarga Trysta. Baru basemennya saja sudah sangat besar, pastilah unit-unit di dalamnya sangat besar. Julian belum pernah mengunjungi apartemen sebagus dan sebesar ini seumur hidupnya.

Julian dan Kathy pun keluar mobil. Keduanya membawa koper masing-masing, bedanya koper Julian murah sedangkan koper Kathy cukup selangit.

Mereka mulai berjalan bersama. Posisi Kathy sedikit di depan sebagai pimpinan. Julian membuka kacamata hitam, menyangkutkan benda itu di leher kausnya. Jaket denim cokelat andalan melekat jadi luaran. Berharap penampilan pas-pasannya tak membuat kekuarga Trysta mual. Pasalnya, Julian tidak tahu apa-apa tentang fashion.

"Trysta dan orangtuanya tinggal di penthouse," ujar Kathy tanpa Julian bertanya.

Julian mengangguk mengerti. Ia tahu penthouse merupakan unit di puncak bangunan sebuah apartemen. Menyuguhkan pemandangan langit dan kota yang jadi kecil-kecil. Adalah unit termewah, terbesar, dan terbagus yang dimiliki sebuah apartemen. Pastinya karena Trysta banyak uang dan mementingkan privasi.

SCANDALOUS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang