14| Cieee ... Calon Jodoh!

293 59 7
                                    

Assalamualaikum.
Apa kabar? Semoga baik, ya.
Langsung di-vote aja, janglup komen juga biar aku lebih semangat lagi buat upadate-nya.

WARNING!⚠️
Disarankan membacanya dalam kondisi dan suasana yang tenang.

Selamat menyelam!

***(♡)***
"Kita gak boleh membenci sesuatu secara berlebihan dan gak boleh juga menyukai sesuatu secara berlebihan. Karena semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu."
Zara Almahyra Hanifah
***(♡)***

"Maaf, Wil, aku keberatan dengan keputusan kamu. Aku mohon, ini demi kebaikan Gojo, Mak Tini, dan warga desa ini juga. Walaupun Gojo tidak menyerang dan melakukan hal yang berbahaya, tapi dia sering membuat warga ketakutan. Bisa aja sewaktu-waktu dia hilang kendali. Apalagi Gojo sering neror anak aku, Wil. Aku mohon." Haris berharap saran dan permohonannya bisa diterima oleh Wilson, si Kepala Desa.

Mereka saling berhadapan di sofa, berdialog private di Ruang Kepala Desa. Banyak berkas-berkas bertebaran dan betumpuk di meja kerjanya di sana.

"Ris, aku kasihan dengan uwakku, Ris. Mak Tini gak rela dipisahkan dengan Gojo. Dia itu anak satu-satunya yang menjadi kesayangannya. Tidak mungkin aku tega memisahkan mereka," kata Wilson seraya memijit pelipisnya.

"Tapi, Wil, kamu harus pikirkan bagaimana perasaan anakku juga, perasaan aku dan keluargaku. Aku sebagai seorang ayah, tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada anak-anakku!" tegas Haris.

"Menurutku, itu cuma kejadian biasa aja, Ris. Gojo adik sepupuku tidak akan macam-macam, kok. Kamu tenang aja. Dia sebenarnya baik. Hanya butuh penyembuhan."

"Ini tidak bisa dibiarkan, Wil. Kasian anakku trauma," protes Haris.

Wilson menghela napas panjang. "Santai aja, Ris. Akan kupikirkan nanti," balasnya. Lalu, ia bangun dan kembali ke meja kerjanya. "Udah gak ada yang mau dibicarakan lagi, kan?" tanyanya tanpa memandang lawan bicara.

Haris tak menjawab. Ia mengusap wajah dengan kasar.

"Ya, sudah, kalau begitu kamu kembali saja ke ruanganmu," titah Wilson padanya. "Banyak yang harus diselesailkan."

Usai Wilson berkata dengan seenaknya, tangan Haris mengepal kuat. Ia menghampiri Wilson dan langsung menggebrak meja.

"Aku masih ingin bicara denganmu, Wilson! Algojo harus dibawa ke RSJ dan jauh dari desa ini! Apa kamu ingin menunggu anakku jadi korban dulu?! Kalau sampai itu terjadi dan anak-anakku mengalami hal buruk, aku tidak akan tinggal diam dan tak akan memaafkan kepala desa payah seperti kamu! Kepala desa yang pandang bulu! Tidak adil! Tidak cekatan dan haus kekuasaan!" ucap Haris sangat geram. Urat-urat di leher dan pelipisnya terlihat tegang.

Wilson memukul meja dengan keras. "Jaga mulutmu, Haris!" Telunjuknya mengarah ke wajah Haris sehingga otot-otot di wajahnya menegang.

"Dasar egois! Bilang aja kamu malas mengurusinya. Yang kamu tau hanya anggaran dana saja, soal kesejahteraan masyarakat dinomorsekiankan. Kades egois!" sindir Haris penuh penekanan. "Maaf, telah mengganggu waktunya dengan perkataanku yang tidak penting." Setelahnya, Haris keluar ruangan.

"Sial!" sungut Wilson memukul mejanya lagi.

*****

Abel, Zara, Eunchi, dan Keissa sedang makan di kantin sekolah. Mereka berempat memesan bakso yang sama-sama menyukai pedas kecuali Abel. Gadis itu tidak minat dengan makanan pedas. Misalnya, seblak yang tak sengaja dibuat pedas oleh ibu kantin, Abel akan menambahkan teh manis ke dalamnya sebagai penghilang rasa pedas. Jadilah seblak teh manis ala Abel.

(Alhamdulillah) Cieee ... Jodoh!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang