Jennie mendekat untuk mencium Jim, namun lelaki ini menahan dan segera mendorong Jennie dengan pelan untuk kembali duduk dengan normal,
"Jangan gila. Jennie kau tak pantas semudah itu menawarkan dirimu untuk tidur bersamaku, kau itu gadis, kau terlahir bukan untuk dirusak. Aku minta maaf, semua mungkin karna nafsuku saat mencium mu tadi" Jim berucap, ia benarkan rambut Jennie yang sedikit berantakan.
"Kau jangan semudah itu memberikan hal berhargamu, aku tak mau mengambil kegadisanmu hanya karna nafsu semata, " Jennie terdiam mendengar apa yang Jim ucap,
Jennie mendekat lantas memeluk dengan erat,
"Ini pertama kalinya aku diperlakukan baik oleh lelaki. Setelah apa yang kulakukan apakah aku sangat menjijikan?" Jim hendak melepas pelukan,
"Jangan dilepas biarkan seperti ini. Jawablah " Jim terdiam sejenak cukup kaget dengan apa yang Jennie ucap, apa gadis ini sering diperlakukan buruk oleh lelaki??? Jim tersenyum dan balas memeluk Jennie.
"Aku tidak pernah berkata jika kau menjijikan, hanya saja aku aneh dengan sikapmu, Jennie jujur saja kenapa kau sangat mudah menciumku?"
"Aku hanya percaya Jika kau adalah lelaki baik, aku ingin merasakan cinta."
"Apa kau tak pernah jatuh cinta sebelumnya? " Jim rasakan gelengen kepala Jennie,
Jim melepas pelukan perlahan, ia lihat wajah Jennie, ia baru menyadari sorot mata hampa kini telah berubah menjadi sorot yang menyimpan banyak luka,
"Aku tidak tau arti cinta yang sebenarnya, tapi setidaknya aku tau rasanya jatuh cinta. Jantungmu akan berdetak tak kharuan saat kau disamping dia yang bisa membuatmu tak menentu, Jennie. Cinta itu rumit dan begitu aneh, namun didekat dia yang kau cinta maka kau merasa jauh lebih baik."
"Jika begitu rasanya jatuh cinta, apakah sekarang kau rasakan itu?" Jim terdiam dengan pertanyaan Jennie, ia rasakan tangan Jennie memegang dada kirinya,
"Kau selalu berdetak kencang saat didekatku, apakah-" Jim segera menggenggam tangan Jennie didadanya dengan begitu erat,
"Jennie. Aku masih meragukan perasaan ini, namun jelas dan pasti aku merasa lebih baik bersamamu, aku tau aku munafik namun kali ini aku taakan lagi menghindar. " Jim tatap Jennie dengan dalam,
"Jennie. Kau pernah memintaku untuk mencintaimu bukan? Mulai hari ini dan seterusnya Aku akan mencoba untuk mencintaimu. Menjagamu dan selalu ada untukmu, aku akan memberikan kasih sayang ku padamu" Jennie terdiam beku, ia rasakan suatu kehangatan memeluk hatinya, seakan mendamaikan perasaan hampa yang hinggap.
Jim mendekat untuk mengecup singkat bibir Jennie.
"Aku akan membuatmu mengerti apa arti cinta. Ah tidak, lebih tepatnya kita berdua. Kau ingin kucintai maka kau cobalah untuk menerimaku sebagai orang yang kau sayangi, dan mungkin dengan begitu kau dan aku akan tau arti cinta yang sebenarnya."
Jennie hanya terdiam namun mata berkaca, Jim melihat itu mulai gelisah, apa dia melakukan hal yang salah?
"Je-Jennie kau kenapa menangis? Ak-"
"Aku tidak tau, aku tidak tau kenapa begini, aku hanya merasa senang dengan apa yang aku dengar," Jim tersenyum, ia memang tak mengerti Jennie. Dia hanya tau jika Jennie adalah gadis aneh yang memiliki Hati beku.
Jim peluk kembali Jennie, mengecup singkat lehernya lantas mengusap punggung Jennie,Q
"Aku akan mencintaimu Jennie. Tenanglah, denganku kau akan merasakan kehangatan yang mungkin tak pernah kau dapatkan."
•
•
•
Ibu Maria dan Minji menganga tak percaya, ah. Hanya Minji yang menganga, sedangkan ibu Maria sedikit kaget namun segera memasang wajah biasa dan memberi senyuman pada gadis yang Jim bawa kerumah.