Sudah 2 minggu setelah hari itu, dan selama itu dia mengabaikanku, Aku tidak tau mengapa, apa yang dia pikirkan, aku tak pernah tau itu. Kenapa? Dia selalu saja sulit untuk ku mengerti,
Aku hanya bisa memandanginya dari jauh, Dibawah pohon samping lapang, ku perhatikan dia yang selalu berdiri diatas rooftop memandangi luas sekolah, Aku sempat menyapa dan meminta penjelasan namun dia hanya menjawab dengan 2 kalimat yang cukup menyakitkan.
Pergi dan jangan kembali.
Aku sungguh tak mengerti, sebenarnya apa kesalahanku, dalam 1 malam dia berubah begitu cepat, bahkan dia menyuruhku pergi, aku menghela nafasku, Menatap Jennie hanya membuatku sesak sendiri.
Aku berjalan menuju Leo yang sedang berjalan bersama Elgi. Well. Sejak dari Jeju aku mulai berteman dengan anak macan itu, awalnya aku tak mau namun dia adalah sahabat Leo dan Sifat gila Leo membuatku masuk dalam Lingkup persahabatan Bodoh ini.
Aku memang Bodoh dan pemalas tapi kenapa juga harus berteman dengan 2 orang bodoh? Ah.tidak. mungkin hanya ellgi dan Aku yang bodoh namun Leo? Lelaki itu sebenarnya sangat Pintar, hanya saja dia tak pernah mengerjakan tugas, dan lebih memilih gaduh dikelas, well secara kemalasan Leo dan aku rajanya dikelas.
Tapi sungguh. Leo itu sangat pintar. Bahkan aku pikir kecerdasan Minji terkalahkan. Otak Leo sangat encer seperti sungai yang mengalir namun saking encernya dia menjadi alien dikelas. Terlalu pintar memang tidak baik juga untuk kesehatan. Intinya begitu.
"Kau darimana Jim? " Elgi bertanya,
"Menatap masa depan yang suram" aku berucap asal,
"Jim, Suzy memberitahu jika kelas kita akan ada bimbel, Ujian kenaikan kelas sebentar lagi." Leo berucap dengan permen karet yang dia kunyah lantas ditelan. Aneh sekali.
"Iyakah? Aku sih tidak akan ikut, guys lebih baik kita bermain saja kewarnet? Main game online? " Elgi mengusulkam niat buruk namun ayolah. Bagi pemalas seperti kami, hal itu adalah Niat terbaik dan terbijak untuk hidup.
"Tentu saja! wooke hari ini mari kita bermain game online!" Leo berucap sedikit keras tanpa menyadari jika niat busuknya terdengar oleh Rosie yang sedang berjalan dari arah belakang,
Leo tak menyadari itu, namun aku dan Elgi tau akan macan yang akan mengamuk. Aku memilih pergi meninggalkan bersama Elgi tanpa memperdulikan Leo yang memanggil bingung, aku dan Elgi segera mempercepat langkah.
"Rosie???!!!!!"
•
Aku menghela nafasku setelah lama berlari, Elgi telah masuk lebih dulu kekelas dan aku sendiri mulai berjalan kearah kelas namun fokus mataku tertuju pada Jennie yang berjalan berlawanan arah, Dia melihat kearahku dengan tatap dinginnya.
Aku segera berjalan lebih cepat untuk mendekat pada dia sebelum dia masuk kelas, Bagaimana pun aku terlanjur menyayangi Jennie. Tidak semudah itu aku melepaskannya apalagi dengan alasannya yang tak jelas. Aku tidak suka dengan ketidakjelasan. Jika wanita butuh kepastian kenapa dia harus menggantungkan hubungan tanpa alasan yang jelas????
Aku segera menggenggam tangannya, menariknya menjauh dari kelas dan membawanya menuju ruang kesenian yang beruntung kelas ini sedang kosong, ku tutup pintu ruang dan menatap Jennie dengan tajam.
"Kau membawaku kesini untuk mencari alasan?" Dia berucap. Dia memang selalu taau apa yang ada dalam pikiranku,
"Jika kau tau, bisakah kau jelaskan semuanya? Kenapa kau ingin aku pergi darimu? Apa kesalahanku? Apa karna aku ragu-ragu dalam menjamahmu? " Jennie hanya diam menatapku dingin,
"Kau mempunyai mulut Jennie! Bicaralah! Kau baru menjadi kekasihku dan kau memintaku pergi begitu saja? Dan jika memang benar alasannya karna aku tidak menjamahmu bukan kah itu sangat Konyol??????? Apa sebenarnya kau ini penggila sex hah!" Ku beri sentakan membuatnya mendekat padaku,