[END]Setelah Dipaksa Membesarkan Anjing Perah Gila, Aku Jadi Harum

02

Bab 2 Apakah anak itu tidak patuh? Ini mungkin pemukulan

   Begitu kata-kata itu jatuh, pintu laboratorium rusak, dan ratusan zombie bergegas masuk dengan mulut berdarah terbuka.

  Mereka memang jenisnya sebelumnya, tetapi sekarang mereka telah direduksi menjadi roh jahat yang didorong oleh daging dan darah.

  Melihat zombie bergegas menuju Jiang Ci di sampingnya, Cen Qing mengambil pipa baja dan menghancurkannya dengan keras di kepala.

  Benda putih mengalir keluar dari rongga matanya, dan darah hitam berceceran menodai jas lab putih Jiang Ci.

   "Mulai, mengerti?"

   Mengambil pipa baja lain, dan Cen Qing langsung melemparkannya.

   Bagaimanapun, itu juga merupakan pembunuh besar yang dibuat oleh pemilik aslinya, jadi sepertinya tidak bisa berbuat apa-apa.

   Tapi ternyata dia benar-benar tidak tahu apa-apa.

   "Mereka akan sakit jika dimulai dengan kepala."

   Wajah kecil Jiang Ci berkerut, dan dia tidak bisa mengambil atau meletakkan pipa baja yang dipegangnya.

   Menendang zombie menjijikkan di depannya, Cen Qing berharap dia bisa menendang kepala kecil Jiang Ci yang lucu.

   Jam berapa sekarang, bagaimana kalau mengembalikan Hati Maria?

   "Jika kamu tidak memukulnya, aku akan memukulmu!"

   Memegang pipa baja berlumuran darah, Cen Qing mengertakkan gigi, ancamannya jelas.

   Apa yang harus dilakukan jika anak tidak patuh, kemungkinan besar pemukulannya ringan.

   "Itu tidak akan berhasil."

  Jiang Ci menggelengkan kepalanya.

   "Jika kamu memukulku, tangan ibuku akan sakit."

  Dia tidak ingin dia terluka, jadi dia hanya bisa menghilangkan hal-hal ini.

  Meskipun dia sangat enggan berpisah dengan para imut ini, dia harus mendengarkan ibunya dan bekerja keras untuk menjadi anak yang baik.

  Membuang pipa baja di tangannya, Jiang Ci merentangkan telapak tangannya, secara bertahap mengumpulkan bola cahaya.

merusak-

  Bola cahaya langsung berubah menjadi bilah cahaya dan terlempar keluar dari telapak tangannya Ke mana pun ia pergi, zombie dipotong menjadi dua.

  Darah berceceran di dinding seputih salju, dan tanah penuh dengan anggota tubuh yang terputus.

  Bau busuk mayat membuat Cen Qing ingin muntah.

   Seperti yang diharapkan dari pembunuh besar, permainan berakhir segera setelah ditembak.

  Tapi memikirkan tragedi terakhir pemilik aslinya, Cen Qing menatap Jiang Ci dengan mata gelap.