[END]Setelah Dipaksa Membesarkan Anjing Perah Gila, Aku Jadi Harum

43-44

Bab 43 cukup mudah untuk diberi makan

Apa yang dia lakukan?

  Jangan tidur di tengah malam, tinggal di luar kamar wanita dan pergi ke Tuhan.

  Setiap kali, dia tidak terlihat seperti dirinya lagi.

  Puzo menggelengkan kepalanya dan tidak bisa menahan tawa karena kelakuannya barusan.

   Tapi melihat pintu yang tertutup, dia merasa lega sejenak.

   Dia ada di sini, dia akan aman.

  Dia akan melindunginya, ini adalah janjinya padanya.

  ...

   Langit menampakkan cahaya pagi, dan baling-baling helikopter menyebarkan awan dan kabut.

   Gadis di tempat tidur tertidur lelap, tetapi mengerutkan kening dengan tidak sabar mendengar kebisingan itu.

  Boom boom boom-

   Ketukan di pintu harus menarik Cen Qing keluar dari tempat tidur yang hangat dan nyaman.

   Mengenakan pakaian olahraga yang diletakkan di sofa, Cen Qing berjalan dengan malas dan membuka pintu.

   Kemarahan karena kurang tidur tertulis di seluruh wajahnya.

   "7:40, waktunya sarapan."

  Pu Zuo melirik arlojinya, dan mengerutkan kening pada kebiasaan kerja dan istirahat Cen Qing yang tidak teratur.

  Kebugaran jasmani yang baik tidak dapat dipisahkan dari rutinitas yang sehat.

  Masalahnya harus diperbaiki!

   "Saya bisa melewatkan sarapan, bisakah Anda membiarkan saya tidur sebentar?"

   Cen Qing, yang baru saja bangun, terlihat sangat mudah diganggu, dan bahkan nadanya jarang lembut.

  Hidup tidak mudah, dia hanya ingin tidur lebih banyak.

"Tidak bisa."

  Puzo langsung menolaknya.

   Sadar akan nada tumpulnya, tambahnya,

   "Melewatkan sarapan tidak baik untuk kesehatan Anda, tidurlah setelah makan."

   Selama dia bisa tidur sebentar, Cen Qing berpikir dia bisa diterima.

   Setelah mandi secepat mungkin, keduanya datang ke kafetaria.

  Meskipun akhir dunia akan datang, pasokan material ke militer tidak terganggu.

   Oleh karena itu, sarapan di sini cukup kaya.

  Cen Qing tidak bermaksud memperlakukan dirinya dengan buruk, jadi dia mengambil tiga roti besar dan beberapa acar kecil.

   Begitu dia menemukan tempat duduk yang bagus, Puzo datang dengan dua cangkir susu panas.

   Mendorong secangkir itu ke Cen Qing, dan pada saat yang sama mengambil telur rebus dari piring makannya untuknya.