🏳️8🏴

547 66 14
                                    

Baikan

"Maaf han, aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi."

"Oke aku maafkan. Lagipun mana bisa aku marah padamu"

★★★

Jaehan berjalan memasuki kelas dengan langkah gontai?

Dia mendudukkan bokongnya di kursi dan menyembunyikan wajahnya di lipatan tangannya.

Sementara Hwichan, Hangyeom, Kevin, dan Sebin hanya menatap prihatin pada Jaehan. Temannya itu terlihat kacau, sepertinya dia kurang tidur dan menangis semalaman?

Terbukti dari matanya yang sembab dan kantung mata di wajahnya, mereka mengumpati Yechan dalam hati.

"Sialan!" Kevin menggebrak meja, dia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja Yechan yang di mana ada Yechan dan Guanlin yang sedang main entahlah. Tapi mereka tertawa terbahak-bahak. Tanpa peduli dengan mereka yang kini menjadi pusat perhatian.

Kevin menghampiri meja Yechan dan menggebrak nya.

BRAK!

"Heh sialan!!" Yechan dan Guanlin berhenti tertawa dan menatap Kevin dengan tatapan bertanya.

"Kenapa vin?" Tanya Guanlin, sementara Yechan tampak acuh.

Kevin yang kesal menarik telinga Yechan dan menyeret pemuda itu ke meja Jaehan.

"Minta maaf! Karena kau temanku ini tidak tidur!" Yechan menatap Jaehan yang masih menumpu? wajah dengan tangan.dia mendudukkan bokongnya di kursi sebelah Jaehan kemudian mengambil bahu pemuda manis itu dan menatapnya lekat.

Jaehan menunduk, dia tidak mau bertatapan dengan Yechan. Hatinya sakit setiap kali melihat Yechan.

"Hey, bisakah ikut aku sebentar? Aku ingin bicara. Plis..." Pinta Yechan dengan wajah memelas membuat Jaehan tidak tega.

Jaehan mengangguk dan mulai beranjak dari duduknya, tapi kakinya tiba-tiba terasa sedikit sakit, entahlah, tapi dia tetap memaksakan untuk berjalan dengan Yechan yang membuntuti di belakangnya.

.
.
.

Sekitar 15 menit akhirnya mereka sampai di taman belakang sekolah, biar saja, persetan dengan guru yang mungkin sudah datang. Sekali-kali membolos tidak apa-apakan?

Yechan mendudukkan bokongnya di sebuah batu besar yang menghadap ke kolam, Jaehan juga melakukan hal yang sama.

Mereka memandangi kolam dengan pikiran masing-masing. Membiarkan keheningan diantara mereka tanpa seorangpun yang berniat membuka suara.

Cukup lama mereka berdiam-diaman, sampai Yechan membuka suara,

"Jaehanie, maafkan aku... Aku hanya kesal, mengingat kau yang menyalahkan winter begitu saja, aku juga kesal memikirkan kau adalah seorang gay? Aku tidak suka, aku tidak terima. Kau tidak boleh menjadi seorang gay." Jaehan tersenyum kecut.

"Haha, bolehkah aku bertanya Chan?" Yechan menatap Jaehan yang juga menatapnya.

Dia mengangguk, "tentu."

Jaehan tersenyum,
"Tidak bisakah kau menerimaku apa adanya? Apakah begitu menjijikkan jika aku seorang gay?" Tanya Jaehan, seketika wajah Yechan berubah datar,

"Apa-apaan dengan pertanyaan mu itu?apakah kau bercanda? Jangan seperti itu han, itu tidak lucu." Jaehan menghela nafas, sepertinya Yechan memang tidak bisa menerimanya apa adanya.

"Haha, Iyah, aku bercanda. Maaf candaan ku membuat mu tegang, jangan tegang begitu, ayok serius." Yechan tersenyum manis, dia mengusap pipi sahabatnya itu dan mengecupnya,

Yechan menggenggam tangan kecil milik pemuda manis itu, matanya menatap tepat pada mata Jaehan, "Maaf han, aku berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi."

Jaehan tersenyum, menampilkan gigi uniknya, "Oke aku maafkan. Lagipun mana bisa aku marah padamu" Yechan tersenyum dia hendak memeluk sahabatnya itu tapi Jaehan lebih dulu mendorong dadanya,

"Tapi dengan satu syarat!" Yechan mengerucutkan bibirnya, tapi tetap mengangguk,

"Baiklah apa?!" Tanyanya kesal.

Jaehan tersenyum, "syaratnya adalah tepati janjimu yang tadi, jangan ingkari itu. Kita akan terus bersama selamanya mengerti?" Yechan mengangguk,

"Humm!!" Jaehan mengusak surai hitam pemuda Shin itu,

"Baiklah, Yechan berjanji tidak akan mengecewakanmu lagi hanie." Jaehan tersenyum, dia mengangguk,

"Tentu, sudah seharusnya seperti itu." Mereka terlalu sibuk pada dunianya Tanpa peduli keadaan sekitar,

Seseorang mengepalkan tangannya, dia menatap kesal ke arah Jaehan dan Yechan yang sekarang sudah berinteraksi kembali,

"Awas saja kau Kim Jaehan, lihat pembalasanku nanti!" Dia berjalan meninggalkan taman untuk menuju suatu tempat.

.
.
.

Woahhh, mataku sakit, maaf gak nyambung,
Ini draft ternyata cuma sepotong, jadi sepotongnya terpaksa kudu ku tulis manual,

Mwehehehehe:)
Spoiler next chapter 🤠↓

Ini belum ku revisi, namanya jg belum ku ganti:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini belum ku revisi, namanya jg belum ku ganti:)

Oke,
Makasih udah baca
Salam tetet markutet 😝😜🤪

🏳️ ꯱ׁׅ֒tׁׅꭈׁׅɑׁׅ֮ꪱׁׅᧁׁhׁׅ֮tׁׅ 🏴 (Yechanjaehan) |End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang