01

1.8K 272 27
                                    

Silau Javero rasakan saat ia membuka matanya. Mata serupa rusa itu mengerjap dan mengamati sekitar dengan mata menyipit. Dahinya kemudian menyerngit setelah sadar bahwa saat ini ia sedang berada di perpustakaan.

Apa yang terjadi? Bukannya ia baru saja mengalami kecelakaan? Kenapa bangun bangun malah berada di perpustakaan?

"Kenapa gue disini?" gumamnya yang kebingungan. Ia mencoba mencari ponsel dengan meraba celana yang ia pakai.

"Lah? Kok—"

Javero mengerjap, ia kini baru sadar bahwa ia memakai seragam sekolahh.

"Ini gue kenapa pake baju sekolah?" Javero dibuat pusing sekarang. Semuanya benar benar membingungkan dan membuat kepala berdenyut.

"Ini gak masuk akal. Seharusnya gue bangun dirumah sakit, kenapa malah bangun di perpustakaan? Terus juga kenapa gue bisa pake seragam sekolah?"

"Nak Javero, gak mau pulang? Udah jam pulang loh." suara yang entah kenapa terdengar familiar menyapa telinga Javero yang masih dilanda kebingungan.

Javero lantas menoleh dan tersentak setelah melihat siapa yang baru saja berbicara padanya. Itu.. ibu penjaga perpustakaan saat ia masih dimasa SMA..

"Nakk? Kok malah bengong? Gih pulang, ibu udah mau ngunci perpus."

"H-hah i-iya." Javero beranjak dan dengan kikuk keluar dari perpustakaan. Dalam benaknya tak berhenti bertanya tanya, apa yang sebenarnya terjadi saat ini?

Apa ia.. kembali kemasa lalu? Tapi bagaimana bisa? Itu agak sedikit tidak masuk akal.

"Javerooooo!!" pekikan seorang pemuda yang kini berlari menghampiri Javero membuat si empunya menoleh. Matanya membulat seketika kala mengetahui siapa yang baru saja berhenti didepannya.

"Rain??"

Pemuda yang memiliki tubuh lebih pendek dari Javero itu tersenyum lebar. "Aku nyariin kamuu tauuu! Taunya kamu di perpustakaan, tadi aku ngira kamu udah pulang."

Javero masih membeku, menatap syok sosok didepannya. Apa pemuda didepannya benar benar Rain? Bukankah Rain sudah meninggal? Tapi, melihat seragam yang sama yang dikenakan Rain, Javero mendadak pening.

"Ini beneran gue balik kemasa lalu?"

"Jav! Kok bengong sihh!" Rain melambaikan tangannya didepan wajah Javero, bibirnya mengerucut karena Javero mengabaikannya.

"Ha-hah a-apa?"

"Kamu tuh kenapa sih? Udah ah, ayo pulang, kamu tadi udah iyain mau nganterin aku ya! Ga boleh ingkar!" kata Rain dengan nada tegas.

"Ya-yaudah ayo.."

Rain tersenyum, kemudian mengikuti Javero yang berjalan lebih dulu. Si mungil itu menatap punggung Javero yang berada didepannya dengan pandangan berbinar.

"Seneng deh hari ini Javero gak bentak bentak aku!"

"Sayang, aku nyariin kamu dari tadi, kamu kemana aja sihh?"

Langkah Rain mendadak terhenti kala melihat seorang perempuan yang baru saja datang dan langsung memeluk lengan Javero dan bergelayut manja. Raut wajahnya yang semula berseri berubah muram. Kenapa Shella harus datang sih? Kalau begitu Javero pasti tidak mau memberinya tumpangan pulang.

"Ini mah gue beneran balik kemasa lalu anjingg!" batin Javero dalam hati. Menatap Shella yang kini bergelayut pada lengannya.

"Ayo pulang, aku capek tau nyariin kamu." bibir Shella mengerucut. Javero tidak merasa gemas lagi melihat Shella yang bersifat lucu, ia malah muak mengingat apa yang perempuan itu lakukan dimasa depan.

Past || JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang