2 - Siuman -

1.5K 126 0
                                    

Kenzie mengerjapkan matanya, membukanya perlahan hingga mata itu terbuka sempurna. Dan hal yang pertama kali ia lihat adalah ruangan bernuansa putih. "Eunghh.. Gw dimana..?" lenguh Kenzie. Dia pun melihat sekitarnya yang dipenuhi alat medis. "Rumah sakit ya.." gumam Kenzie.

Cklek

"TUAN MUDA!" teriak seorang wanita. Wanita itu pun menghampiri Kenzie dan segera memencet tombol pemanggil dokter. "Emm.. Permisi, tapi anda siapa ya? Dimana keluarga saya?" tanya Kenzie bingung. "T-tuan muda.. Anda lupa dengan saya..?" lirih wanita itu yang tak bisa membendung air matanya. Ia terlihat sangat kaget dan khawatir.

Cklek

Pintu kembali terbuka, nampaklah seorang lelaki memakai setelan dokter dengan kedua perawat dibelakangnya. "Permisi, tolong keluar sebentar, saya akan memeriksa tuan muda" ujar dokter itu yang diangguki wanita itu. "Apakah anda merasakan sakit?" tanya dokter itu. "Kepalanya pusing" balas Kenzie. "Baik, anda silahkan beristrahat dulu. Saya akan membawakan obat" ujar dokter itu. Lalu dokter itu pun menghampiri wanita tadi. "Permisi, apakah bisa berbicara diluar?" tanya dokter itu yang diangguki wanita tadi. Mereka pun pergi keluar ruangan itu.

"Haahh.. bunda dimana sih? Kakak sama papa juga dimana coba? Masa anaknya kayak gini gak dijengukin?" ujar Kenzie menghela napas. Setelah itu, wanita itu pun masuk kembali dan menghampiri Kenzie. "Tuan muda.. kenapa hal ini terjadi kepada anda..." lirih wanita itu. "Permisi bu, ibu ini siapa ya? Kok daritadi anda kayak kenal gitu sama saya" tanya Kenzie yang dari tadi penasaran. Wanita itu pun tersenyum sedih, "Saya bi Ririn, bibinya tuan muda" ujar wanita itu. "Bibi? Saya gak punya bibi" ujar Kenzie. "Anda memang amnesia ya.." lirih bi Ririn.

"Amnesia?" cengo Kenzie. Dia tuh gak amnesia sama sekali! Dia ingat dengan jelas siapa dirinya dan semuanya. Bagaimana bisa dia amnesia?

"Maksudnya apa ya bu?" tanya Kenzie lagi. "Ah, baiklah akan saya jelaskan. Anda adalah Kenzie Alvaro Genandra anak dari tuan Jendra Genandra" saat mendengar nama tersebut, tiba-tiba saja kepala Kenzie berdenyut, rasanya sakit sekali. "Tuan muda?! Ada apa??!" ujar bi Ririn khawatir. Segera dia memencet tombol pemanggil dokter. 'Ingatan siapa ini?!' batin Kenzie.

"Bocah culun kayak lo ngapain sekolah sih?? Gak guna bangett hahahahahaha"

"Keluarga Genandra tidak ada yang lemah sepertimu!"

"Lo emang pantes dibully!"

"Orang goblok kayak lo gak pantes idup!"

"Ihh liat tuh dia, benalunya keluarga Genandra"

"Aku kasihan terhadap tuan Jendra karena memiliki anak parasit seperti dia"

"Najis gw deket-deket sama lo"

"Jangan pernah memanggilku kakakmu"

"AKU CAPEK!"

"Aaaangghhh...." Kenzie pun menangis, rasanya sakit. Dia tidak bisa menahan rasa sakit yang luar biasa ini. Dan ingatan siapa pula itu?!

"Tuan muda.. tuan muda.. TUAN MUDA!" panggil dokter itu. "Eghh.. Hehh.. kenapahh..? Ack, sakit.." Kenzie benar-benar tidak fokus, kepalanya sangat sakit, benar-benar sakit. Dan tiba-tiba, matanya memburam.

"D-DOKTER?! APA YANG TERJADI?!" ujar bi Ririn khawatir. "Tuan muda mengalami serangan panik, saya telah memberikan obat bius. Biarkan dia beristrahat" ujar dokter itu, sementara itu bi Ririn hanya menangis tersedu-sedu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eunghh.. ini dimana lagi?" lenguh seorang lelaki, ya, dia adalah Kenzie. "Kenzie" panggil seseorang. Kenzie yang dipanggil pun menengok. "Lo.. lo siapa?" Kenzie bingung, sangat bingung. Apa lagi sekarang..?

"Aku adalah raga yang akan kamu tempati, namaku juga Kenzie. Sama sepertimu" ujar pemuda berwajah manis itu. Kenzie yang emang gak ngerti cuman bisa cengo. 'Ni orang gila apa gimana dah?' batin Kenzie. "Mon maap nih ya, lo siapa sih? Sokab bener" julid Kenzie kepada pemuda itu sedangkan pemuda manis itu hanya tersenyum teduh. Kenzie yang melihat itu entah kenapa jadi merinding.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu. Ah, sebelum itu aku akan perkenalkan diri dulu. Perkenalkan aku Kenzie Alvaro Genandra kamu dapat memanggilku Al" ujar pemuda itu. "Lo.. LO YANG ADA DI INGATAN ITU YA?! MAU APA LO ANJING?!" ujar Kenzie menarik kerah pemuda tadi. "Maafkan aku, tolong, tolong bantu aku" tunduk pemuda itu, jika tidak ditahan Kenzie mungkin pemuda itu sudah mensujudtinya. "Eh, b-bangun lo! Jelasin sebenarnya ini kenapa" ujar Kenzie kepada pemuda itu.

"Ah, baiklah. Akan aku ceritakan. Seperti yang kamu tahu, aku adalah Kenzie Alvaro Genandra, anak bungsu dari keluarga Genandra. Ya, walaupun disebut anak bungsu, tapi keluargaku tidak pernah memedulikanku" ujar pemuda dengan tatapan sendu. "Maksudnya? Kenapa bisa mereka gak peduli sama lo? Emang kenapa?" tanya Kenzie penasaran. "Karena aku ini lemah, aku juga bodoh. Aku sering dibully oleh orang-orang karena itu. Dan karena itu pula keluargaku mengacuhkanku dan juga mengabaikanku" ujar pemuda itu yang membuat Kenzie iba. Gini-gini Kenzie juga mempunyai hati nurani.

"Terus, lo mau gw bantuin apa?" tanya Kenzie. "Tolong buat keluargaku menyayangiku. Walaupun bukan aku yang merasakan itu, tapi kumohon, buat mereka peduli padaku" ujar pemuda itu. "Tapi.. kenapa harus gw? Lagian, gimana coba caranya" tanya Kenzie bingung. "Karena hanya kamulah yang bisa, kamu akan tahu nanti" ujar pemuda itu dengan senyuman sendunya. "Ck. Jadi, lo mau gw buat keluarga lo jadi peduli gitu ama lo?" ujar Kenzie. "Iya, jadi, tolong aku ya. Aku mohon" melas pemuda itu. "Yaudah, gw bakal bantuin lo. Tapi, jangan ngalangin gw buat berbuat apapun sama raga lo. Deal?" ujar Kenzie dengan seringainya. "Ya, lakukan sesukamu" ujar pemuda.

"Ok, lo cuman tinggal nunggu aja" ujarnya dengan smirk yang terpampang diwajah tampannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Kok rasanya alay yah༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

Up kl votenya lbh dari 5😋

Pencet bintang inih dongg(・∀・)
⬇️⬇️

𝐊𝐄𝐑𝐎𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang