5 - Sorry -

1.3K 103 1
                                    

Kini, Kenzie telah sampai dimansion. Cukup lama ia pergi hingga menghabiskan waktu 3 jam, bahkan sekarang sudah tengah malam. Kini, ia tengah mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh ayah dan kakak-kakaknya. Dia sedang malas mempermasalahkan hal ini.

"Gak ada orang kan yah? Duh, kok jadi deg-degan gini gw" ujar Kenzie pelan. Dia celingak-celinguk untuk memastikan tidak ada orang. "Sip, kagak ada orang. Beruntunh banget gw hwhwhaheheh" ujar Kenzie sambil cekikikan tidak jelas. "Ekhem" terdengar suara batukan dari arah belakang Kenzie, dan itu adalah kakak pertama Kenzie, Reandra.

"Dari mana saja kau?" ujar Reandra dingin. 'Anjir, sial banget anjing' batin Kenzie misuh-misuh. "Jawab kakak" ujar Reandra dengan penuh penakanan. "Hah..? Itu, tadi abis dari.. em.. itu, tukang nasi goreng. Tadi abis beli nasi goreng" ujar Kenzie agak gugup. Entah mengapa ia gugup. "Kenapa makan-makanan kayak gitu? Itu tidak sehat" ujar Reandra. "Ya abisnya tadi gw mau makan malah ngajak ribut" ujar Kenzie ketus.

Terlihat raut wajah menyesal dari wajah Reandra, "Maaf, maafkan aku.." lirihnya. Kenzie tidak percaya, dia benar-benar tidak percaya kata-kata itu bisa keluar dari mulut kakaknya itu. "Hah? Lo benaran minta maaf?" ujar Kenzie masih tidak percaya. "Ya, maaf untuk tadi, maaf untuk selama ini. Kakak benar-benar minta maaf untuk apa yang telah kakak perbuat zie" ujarnya. Wah, Kenzie speechless, kesambet apaan ini orang sampai minta maaf tiba-tiba begini pikirnya. Tanpa sadar ia tersenyum. Rasanya 'lumayan' menyenangkan. "Jadi, lo benaran minta maaf?" ujar Kenzie dengan seringai yang tercetak jelas diwajahnya.

"Ya, do you want to forgive me?" ujarnya lirih. "Hmm.. gw pikir-pikir dulu" ujar Kenzie mempermainkan Reandra. Wajah Reandra terlihat murung. Kenzie menyeringai, "Ok, gw maafin. Tapi dengan satu syarat!" ujar Kenzie dengan seringai yang tidak pernah luntur. "Anything" ujar Reandra dengan senyum hangatnya yang tidak pernah ia perlihatkan. Kenzie memajukan wajahnya, "Turutin semua permintaan gw" ujarnya dengan seringainya itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah acara permintaan maaf waktu itu, kini Reandra menjadi sangat menempel terhadap Kenzie. Reandra bahkan tidak memperbolehkan Kenzie menjauh darinya. Aneh bukan?

"Ih gila sumpah ya, jangan nempel-nempel mulu bisa ga si? Geli tau" ujar Kenzie sembari mendorong Reandra menjauh. "Kalau kakak melepaskanmu, kamu akan kabur" ujar Reandra semakin mengeratkan pelukannya. Ya, Reandra tengah memeluk Kenzie dengan posisi yang cukup 'ambigu'. Bahkan ia tidak segan-segan menciumi Kenzie.

Tentu saja Kenzie telah menolak, bahkan ia telah memukul Reandra. Tapi perbedaan kekuatan itulah yang menjadi masalahnya, Kenzie sejujurnya merasa risih. Apa kakaknya ini gay? Sweet home alabama gitu??!

"Jangan cium-cium mulu bisa gak sih?! Gasuka tau" ujar Kenzie berusaha melepaskan rengkuhan Reandra. "Gak bisa, kamu terlalu manis" ujarnya. Kenzie jadi merinding, jangan-jangan Reandra beneran gay?

"Lo gay ya?" ujar Kenzie dengan watados. Reandra terdiam, lalu setelahnya ia pun terkekeh. Senyumannya sangat indah, tampan pikir Kenzie. Bahkan Kenzie yang notabenenya seorang lelaki saja terpesona. Dia memang benar-benar tampan. "Sudah puas memandangi wajah kakak, hm?" ujar Reandra dengan terkekeh. "Dih, orang gw gak ngeliatin lo! Ke ge er an lo" ujar Kenzie memerah. Dia malu.

Reandra tersenyum hangat, "Kakak bukan gay, kakak masih menyukai perempuan" ujarnya. "Tadi daritadi lo nyiumin gw mulu! Mana pake peluk-peluk segala lagi" ujar Kenzie. "Itu hanya kepadamu, lagipula bukankah itu normal diantara adik-kakak?" ujarnya yang membuat Kenzie lagi-lagi memerah. Sekaligus merinding. Apanya yang normal coba? Sepertinya otak kakaknya yang satu ini memang gesrek.

Ah, mengapa adiknya ini sungguh manis? Rasanya Reandra ingin mengurung Kenzie hanya untuknya. "Apa liat-liat? Naksir lo ama gw?" ujar Kenzie ketus. "Mungkin iya" ujar Reandra. Kenzie lagi-lagi dibuat merinding oleh kakaknya ini. Dia beneran masih luruskan?

Tiba-tiba datanglah seorang lelaki, "Apa yang kalian lakukan?" selidik lelaki itu. Dia adalah Aska. "Aku hanya sedang bersamanya" ujar Reandra dengan muka datarnya seperti biasa. Aska pun menatap Kenzie, ada rasa tidak suka saat kakaknya itu dekat-dekat dengan Kenzie. "Apa lo liat-liat" ujar Kenzie ketus. "Sigh Kak, kau dipanggil ayah" ujar Aska. Reandra pun beranjak melepaskan Kenzie. "Kakak pergi sebentar, sebentar lagi kakak akan kembali" ujar Reandra lalu mengusap kepala Kenzie. "Agh! Rambut gw jadi berantakan nih" ujar Kenzie kesal yang dibalas senyuman oleh Reandra.

"Sejak kapan kalian dekat?" Aska memulai percakapan. "Tadi" ujar Kenzie singkat, dia malas berurusan dengan orang ini. Ada rasa sakit yang terasa saat Kenzie berbicara ketus seperti itu kepadanya. Senyap, tidak ada yang berbicara. Aska menghela napas, "Maaf soal kemarin" ujarnya. "Maaf buat apa?" tanya Kenzie ketus. Ia masih kesal dengan Aska karena kemarin. "Karena telah berbicara seperti itu padamu" ujarnya, ia menunduk merasa bersalah. Aska tidak mau menjadi egois dan malah tambah menjauhkan ia dari adiknya  "Cuman itu doang?" ujar Kenzie. "Maaf atas semua yang telah kuperbuat padamu. Maaf karena telah berbicara kasar, maaf karena telah mengabaikanmu, dan maaf karena telah menjadi kakak yang buruk" ujar Aska merasa bersalah. Jujur Kenzie bingung, mengapa mereka tiba-tiba jadi pada minta maaf begini? Aneh, pikirnya.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa gak dari dulu aja..? Kalian gak pernah mikirin perasaan aku?" lirih Kenzie, ia menangis. Aska semakin merasa bersalah, ia pun memeluk Kenzie. "Maaf, maafkan aku..." lirihnya. "Hiks... aku capek, aku sakit.. Kalian jahat hiks..." ujar Kenzie sesegukan. Ia mengeratkan pelukannya. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan melakukannya lagi" lirih Aska, hatinya benar-benar sakit mendengar penuturan Kenzie. "Bagaimana jika kalian meninggalku..? Aku takut, aku takut kalian seperti itu lagi padaku hiks" ujar Kenzie sesegukan. "Sorry... Maukah kau memaafkanku..?" ujarnya sembari menenangkan Kenzie. "Hmm.." Kenzie mengangguk, dia memaafkan Aska. Aska pun memeluk Kenzie, "Aku menyayangimu, maafkan aku.." ujarnya. "Hm..~ Aku juga" ujar Kenzie menyeringai dengan air mata yang terlinang dari matanya.

'Keren juga akting gw, tapi jujur najis anjing' batin Kenzie menyeringai.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Gatau rasanya aneh bngt kon

UP KALO VOTENY 25😋
Sekalian mampir gitu ke tt Veve(⁠・⁠∀⁠・⁠)
Kita mutualan hehehwhehheh
Nih yg mw mampir tiktok.com/@l04vey0u
Nanti aks polbek😋

Pencet bintang inih dongg(・∀・)
⬇️⬇️

𝐊𝐄𝐑𝐎𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang