Kini, Kenzie telah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit dia juga telah didiagnosa amnesia oleh dokter, dan menurutnya itu adalah kondisis yang menguntungkannya. Semenjak kejadian waktu itu, Kenzie telah benar-benar memasuki tubuh Kenzie Alvaro Genandra. Seperti yang ia bilang, ia setuju untuk memasuki tubuh Alvaro(kita manggilnya Alvaro aja ya) dengan syarat dia boleh melakukan apapun kepada tubuh ini. Asalkan jangan jual diri aja.
"Bi, ini kita kemana dah? Perasaan daritadi gak nyampe-nyampe" ujar Kenzie yang udah bosen kelewat mampus. Gimana gak bosen coba? Daritadi dia cuman duduk aja gak ngapa-ngapain. Kalo ada handphone mah enak, tapi ini masalahnya hp nya ada dirumah dia katanya. Makanya dia bosen.
"Ini kita sudah sampai kok tuan" ujar bi Ririn. 'Anjir, orang kaya ternyata cok. Enak kali ya gw hambur-hamburin tu duit buat foya-foya' batin Kenzie dengan seringainya yang membuat bi Ririn bingung sekaligus takut(?). "Ayo tuan muda kita turun" ujar bi Ririn membukakan pintu Kenzie. Ini bukannya harusnya Kenzie ya yang bukain pintunya bi Ririn? Tapi bodo amatlah, Kenzie juga gak peduli.
Brak!
Pintu mansion itu terbuka. Manampakkan sekelompok lelaki tampan yang sedang duduk di ruang keluarga. Lelaki-lelaki yang mendengar pintu itu terbuka pun mengalihkan atensinya kepada Kenzie, ya, Kenzie yang mendobrak pintu mansion keluarga 'Genandra'. Keluarga dari tubuh yang ia tempati sekarang. "T-tuan muda, tunggu!" ujar seorang wanita yang tergesa-gesa memasuki mansion tersebut. Sedangkan yang dipanggil hanya jalan santai sambil ngorek-ngorek kuping tanpa memedulikan tatapan-tatapan yang sedari tadi menatapnya.
"Kenzie Alvaro Genandra" panggil seorang pria padanya dengan penuh penakanan, pria itu adalah ayah dari Kenzie, Jendra Alaron Genandra. "Ha? Apaan? Manggil gw?" Kenzie yang dipanggil cuman bisa cengo kebingungan. "Perbaiki kata-katamu itu" Kenzie yang diberi tahu begitu menatap sinis kepada mereka. "Apasih, baru pulang udah ngajak ribut. Udah ah, gw males adu bacot" baru saja ingin pergi, tangannya telah dicengkram dengan sangat kuat oleh salah satu dari mereka. "Kamu tidak pantas berbicara seperti itu Kenzie Alvaro Genandra" ujar Askala Qeenandi Genandra, kakak ketiga dari Kenzie.
Kenzie memiliki 4 kakak laki-laki. Yang pertama bernama Reandra Zerio Genandra, yang kedua bernama Giordano Relavin Genandra, yang ketiga Askala Qeenandi Genandra, dan yang terakhir adalah Dileo Taraka Genandra. Serta ayahnya yang bernama Jendra Alaron Genandra. Kenzie tentunya juga mempunyai ibu, tetapi sayangnya ia telah meninggal. Ibunya bernama Madison Galea Genandra.
Kenzie yang udah kelewat jengkel langsung menghempaskan tangan lelaki itu. "Apaan sih lo?! Nyari ribut lo ama gw?! Gakenal aja udah sokab, gajelas lo anjing" ujar Kenzie dengan tatapan sinisnya. Bi Ririn yang sedari tadi diam dan takut pun memberanikan untuk berbicara, "P-permisi tuan, tetapi saya ingin memberi tahu sesuatu" ujar bi Ririn mengawali perkataannya. "Ada apa ini? Jelaskan" ujar Jendra. "I-itu tuan, tuan muda Kenzie telah mengalami amnesia" jelas bi Ririn yang membuat seisi mansion itu terkejut. "Tuh, udah dikasih tau kan! Gw gakenal ama lo karena gw amesia eh amnesia! Jadi gausah gangguin gw deh" ujar Kenzie dan segera meninggalkan ruangan itu, sedangkan yang lainnya masih tertegun. Kenzie.. Amnesia?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kini, Kenzie telah berada didalam kamarnya. Awalnya dia sempat kebingungan kamarnya yang mana, untung saja bi Ririn segera datang dan memberitahu dimana kamar Kenzie. Setelah drama tadi, Kenzie menjadi sangat kesal. Ya bayangkan saja, baru juga pulang dari rumah sakit bukannya disambut malah diperlakukan seperti itu. Sejujurnya Kenzie tidak lupa sama sekali dan mengenali semua orang yang berada disana. Tapi Kenzie gapeduli dengan hal itu. Saat sedang kesal-kesalnya Kenzie pun melihat sesuatu. Kekesalannya itu pun sirna ketika ia melihat sebuah hp yang tergeletak. Tidak salah lagi, itu pasti handphone Alvaro.
"Anjayyy ipong cok hapenya. Dari dulu gw pen banget punya ni handphone, emang ya orang kaya mah enak" ujar Kenzie kegirangan. Memang sejak dulu ia ingin sekali membeli handphone ipong, tapi masalahnya uangnya tidak mencukupi keinginannya itu. Apalagi dengan keadaan keluarganya yang lebih penting daripada sebuah handphone. "Nah, sekarang waktunya cek ni hape. Kali aja ada video nganu-nganu" ujar Kenzie dengan senyum usilnya. Tapi nihil, video yang ia cari-cari malah tidak ada. Sedih rasanya, padahal ia pengen ngo-
"Yaelah, ni orang kelewat ansos atau gimana dah. Masa kontaknya cuman bapaknya, kakak-kakaknya ama bi Ririn doang. Gapunya temen beneran ni bocah" geleng Kenzie tidak percaya. "Gila juga ni orang, gimana ya dia bisa idup kek gini? Oh, mungkin karena duit kali ya?" gumam Kenzie. "Bomatlah, yang penting mah duit dulu" ujar Kenzie dengan seringai yang tercetak diwajah manisnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC
Gatau ah gaje bgt
Bakal up kl voteny lbh dari 12! 0v0
Pencet bintang inih dongg(・∀・)
⬇️⬇️
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐄𝐑𝐎𝐍𝐀
Random[𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝘿𝙐𝙇𝙐 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼 𝙔𝘼 𝙎𝘼𝙔𝘼𝙉𝙆😋] Kenzie Nathaniel Rahmanto itulah namanya, lelaki tampan yang memiliki sifat tidak tahu aturan, pembangkang, bar-bar, kasar, dan bermulut pedas tetapi sangat menyayangi ibunya...