7 - Wild Beast -

993 62 0
                                    

Hari ini Kenzie bangun lumayan pagi, untuk apa? Tentu saja untuk sekolah. Yup, sekolah. Sekolah yang bagi Kenzie asli atau Al adalah sebuah neraka. Disana Al selalu dibully, dicaci maki, dan juga dipukuli. Tapi bagi Kenzie, tempat itu adalah tempat yang sangat pas untuk pembalasan dendamnya. Lebih tepatnya sih pembalasan dendam Al, dia hanya membantu Al melaksanakan pembalasan dendamnya itu.

Kenzie memandangi dirinya dicermin, menurutnya wajahnya ini lumayan...
Cantik? Ugh, entah mengapa dia merasa seperti banci. Wajahnya yang sekarang sangat berbeda dengan wajahnya yang dulu. Jika dulu Kenzie memiliki wajah yang sangat tampan dengan rahang yang tegas, beda lagi dengan sekarang. Wajahnya yang sekarang ini bisa dibilang tampan tetapi nyerempet cantik. Jadi dia terlihat lebih feminim dengan wajahnya yang cantik dan manis itu.

"Ni muka mau gw apa-apain tetep aja kek gini anjing. Sebenernya gak kek banci sih, tapi muka lo tu kek cewek tau Al. Entar gw malah dikira banci, terus entar orang-orang pada ngira gw homo, abis tu cewek-cewek gamau ama gw. Nasib banget sih kon" ujar Kenzie overthinking. Kenzie kan masih lurus. Masih ya, gatau kalau nanti..

CANDA

Cklek

Terdengar pintu terbuka, menampakkan Aska yang mendekati Kenzie. "Apakah kamu sudah siap?" tanya Aska. "Udahlah, liat aja nih udah cakep sama ganteng gini" ujar Kenzie dengan bangga memperlihatkan tampilannya. 'Urak-urakan', itulah kata yang cocok untuk mendeskripsikan penampilan Kenzie. Penampilannya yang terlihat seperti bad boy tidak terlalu cocok dengan wajah Kenzie yang terlihat manis dan imut. Aska hanya bisa tersenyum dengan melihat penampilan adiknya itu, dia tidak ingin merusak kebahagiaan adiknya yang manis itu. "Ayo sarapan, yang lain sudah menunggu" ujar Aska lembut. Kenzie mengangguk, mereka pun pergi menuju meja makan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dapat terlihat tatapan dingin dari Gio dan Dileo, walaupun begitu mereka tetap saja terus menerus menatap Kenzie. Mereka masih belum bisa membuka diri kepada Kenzie, sejujurnya mereka sangat ingin dekat dengan Kenzie tetapi memang sifat mereka yang kelewat dingin sekaligus 'gengsi' untuk mengungkapkan itu. "Ekhem! Gak usah ngeliatin terus, risih" ujar Kenzie, Gio dan Dileo pun mengalihkan pandangan mereka. Mereka malu, mungkin?

Sedangkan Jendra, Reandra, dan Aska hanya menatap saja. Mereka enggan untuk membuka mulut, membiarkan Gio dan Dileo luluh sendiri. "Aku sudah selesai, aku duluan" ujar Gio dingin lalu pergi begitu saja. Memang diantara mereka semua, Gio lah yang paling acuh tak acuh serta dingin kepada semuanya termasuk pada Kenzie. "Aku juga" susul Dileo.

"Mereka kenapa sih" gumam Kenzie melihat kepergian kedua kakaknya itu. "Sudah, biarkan saja. Mereka memang seperti itu" ujar Jendra lembut. 'Keluarga aneh emang' batin Kenzie.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kini Kenzie telah berada disekolah, dibonceng oleh Aska. Sebenarnya ia tidak mau, tapi Aska memaksa jadi ia pun pasrah saja. Aska memakirkan motornya di parkiran khusus Wild Beast. Wild Beast adalah sebuah geng yang terkenal dengan kesadisan mereka saat berkelahi serta kuasa yang mereka miliki sangat kuat. Dan Aska dan Dileo adalah anggota inti Wild Beast. Inti Wild Beast beranggotakan Aska, Dileo, Alendra, Zian, Elang, dan Noah.

Baru saja ingin turun dari motor, Kenzie dan Aska telah dihampiri oleh sekelompok lelaki tampan. "Widih sama siapa tuh~? Punya cewek baru lo Ka?" ujar Alendra. Kenzie yang mendengar hal itu pun menjadi kesal. Masa dia udah ganteng-ganteng kayak gini malah dikira cewek?!

"Itu adek gw" ujar Aska. "Adek lo yang mana anjir? Masa Dileo? Lagian emang lo punya adek cewek?" tanya Zian penasaran. "Ck, gw bukan cewek anjing. Gw tuh punya kon jadi jangan sembarangan lo" ujar Kenzie ketus.

Semua(Alendra, Zian, Elang, Noah) yang berada disana terkejut. "Lo laki?" cengo mereka. Kenzie pun menunjuk kearah selangkangannya, Aska melotot, begitu juga dengan yang lainnya. "Kenzie" ujarnya penuh penakanan. "Maap maap" ujar Kenzie dengan *watados. "Siapa?" ujar Noah singkat, dia memang sedaritadi diam saja. "Kenalin, Kenzie Alvaro Genandra. Anak bungsu keluarga Genandra" ujar Kenzie menyeringai. Lagi-lagi mereka dibuat terkejut. "Njir, lo si cupu?" ujar Zian masih tidak percaya, begitupun dengan yang lainnya. "Ngomong cupunya biasa aja napa. Ati athu kan jadi atit" ujar Kenzie dramatis dan imut-imut yang dibuat-buat. "Adek lo imut amat sih, jadi pen gw culik" ujar Elang sambil mengunyel-unyel pipi Kenzie. "Apasih kon-" baru saja Kenzie ingin melepaskan unyelan Elang, tangan Elang sudah dipegang oleh Aska. "Lepas" ujarnya dingin. Elang segera melepaskan Kenzie. Di Wild Beast, Aska dan Noah adalah yang terkuat di anggota inti.

Suasana menegang, "OHOK OHOK EKHEM, udah ya. Gw pergi" ujar Kenzie meninggalkan mereka. "Tunggu" ujar Aska. "Apaan" balas Kenzie. "Memangnya kamu tau kelas kamu?" ujar Aska kepada Kenzie. Kenzie baru ingat, dia kan lagi amnesia!

"Eh iya, hehehheheh.. lupa" cengir Kenzie. "Gw anter adek gw dulu" ujar Aska meninggalkan teman-temannya. "Buset, si Aska serem banget njir" ujar Zian. "Iya cok, mana tadi dia nyengkrem gw keras bet lagi" ujar Elang merinding. "Ya lagian lu ngunyel-ngunyel pipi anak orang, mana kek pedo lagi" ujar Alendra menoyor kepala Elang. "Sakit anjing, lagian gw gak kayak pedo juga tod" ujar Elang mengusap-usap kepalanya yang ditoyor Alendra.

"Berisik" ujar Noah singkat dan meninggalkan tiga orang itu. "Udah ah, gw mau masuk" ujar Zian pergi meninggalkan kedua temannya itu. "Lah, kita ditinggalin nih?" ujar Elang cengo. "Lu kali yang ditinggalin" ujar Alendra melengos pergi dengan santai. "WOI, TUNGGUIN ANJING! PADA GAK SETIA KAWAN LO SEMUA!!" teriak Elang dramatis yang tidak dipedulikan oleh teman-temannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

*Note: Watados = Wajah tanpa dosa
Buat yg gatau:)

𝐊𝐄𝐑𝐎𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang