9 - Belok -

1.1K 82 8
                                    

"Argara Denantyo Genandra, your cousin baby.."
.
.
.
.
.

"Babi? Lo ngatain gw babi?" ujar Kenzie agak kesal, baru kenal masa sudah mengatai babi?! Pikir Kenzie...
Hening, tidak ada yang bersuara.

"Pffftt.. BAHAHHAHAHHAHAHA" Zian dan Elang sudah tidak bisa menahan tawanya lagi, sedangkan yang lainnya hanya bisa menghela napas atas ke'tololan' seorang Kenzie. Padahal Kenzie termasuk jago berbahasa inggris, mungkin pendengarannya yang agak rusak.

Sedangkan Kenzie kebingungan mengapa mereka tertawa seperti orang gila begitu. "Bukan seperti itu sayang, maksudnya itu baby bukan babi" jelas Aska lembut. Oh, dia salah. "....."

Flushh!

Segera saja wajah dan telinga Kenzie memerah malu, Kenzie benar-benar malu karena ia salah paham. 'Kntl kntl kntl kntl kntl kntl kntl kntl' batin Kenzie mengumpat. "Tidak perlu malu" ujar Gara lembut yang dapat membuat kaum hawa meleleh, begitupun saya:)

Kruk!

Kenzie segera bangun dari tempat duduknya dan berlari entah kemana. "Adek kalian lucu banget sih, bolehlah bagi dikit" ujar Elang yang diangguki oleh yang lainnya. "Bener, coba aja gw punya adek kek gitu. Udah gw jailin tuh" kikik Lendra yang disetujui oleh yang lainnya. Sedangkan Genandra bersaudara hanya diam malas menanggapi teman-temannya itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Anjing, kenapa gw lari coba? Kan jadi kek cewek taiii" ujar Kenzie frustasi karena malu tadi. "Tolol tolol tolol tolol tolol tolol tolol" Kenzie terus saja mengumpat sampai tidak sadar jika dibelakangnya ada orang.

"Sayang~"

"HUWAAAAAA!!!!" Kenzie terlonjak kaget saat mendengar bisikan itu. Dia pun menetralkan napasnya yang terengah-engah. Sedangkan sang pelaku hanya tersenyum sembari menatap Kenzie. "Bangsat" umpatnya terhadap sang pelaku, sedangkan si pelaku malah terkekeh.

"Gw denger lo amnesia" ujar Gerald, yup, sang pelaku adalah Gerald pembullynya. "Mau apa lo?" ujar Kenzie ketus. Gerald menyeringai tipis, "lo, gw mau lo" ujarnya dengan senyum miring yang membuat Kenzie merinding.

"Lo belok?" ujar Kenzie waspada. Kalau memang benar, Kenzie takutnya bakalan diajak belok juga sama ni orang. Gerald terkekeh, "Mungkin" seringainya. Kenzie mendorong tubuh Gerald yang berusaha mendekatinya. "Gila lo ya?!" ujar Kenzie jengkel.

Gerald menjauhkan tubuhnya, "Bercanda" ujar Gerald santai. "Gak lucu!" bentak Kenzie, dia muak dengan sikap Gerald. "Soalnya yang lucu cuman lo" goda Gerald. "Najis" ujar Kenzie lalu beranjak pergi meninggalkan Gerald.

"Lo manis banget sih Zie"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sialan, Kenzie benar-benar sial hari ini. Mulai dari dia mengalami hal yang memalukan, sampai dia pun bertemu dengan orang gila yang aneh. Ugh, dia benar-benar ingin muntah karena perlakuan Gerald tadi. Kenzie bukan homophobic atau semacamnya, tapi perlakuan Gerald tadi benar-benar membuatnya jijik. Hei, dia itu tetap pria normal yang masih menyukai gunung melon ketimbang terong besar.

"Ihhh.. gak nyangka gw bakalan ketemu orang gak waras kek gitu, mana belok lagi" ujarnya masih merinding dengan tingkah Gerald.

Bel masuk telah berbunyi, menandakan waktu istirahat telah usai. Kenzie segera menelungkupkan kepalanya dimeja karena ia malas mendengarkan pelajaran, apalagi sekarang pelajaran matematika. Tapi sialnya, dia harus duduk berdekatan dengan pembullynya itu. Mana daritadi kerjaannya hanya mengganggu Kenzie. Kalau tahu seperti ini, rasanya ia ingin cepat pulang..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐊𝐄𝐑𝐎𝐍𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang