NARA?!!

5 2 0
                                    


🌸HAPPY READING GUYS🌸
LOPE YOU...

"NARA... "teriak dara membuat Hani berlari menghampiri nya.

" Ada apa dar.."belum selesai Hani bicara ia melihat Nara yang terbaring lemas dengan tangannya yang berlumuran darah.

Dara meneteskan airmatanya. Dara menjatuhkan dirinya. Ia merasa bersalah dengan apa yang terjadi.

"Hiks.. Hiks.. Nara bangun ra..,"seru dara menggoyangkan tubuh Nara.

" Dar, gua telpon ambulans sekarang,"seru Hani mengeluarkan benda pipihnya dan menelpon tenaga kesehatan.

"Ra, lo kenapa bisa gini,"tanya hani sambil mengelus puncak kepala sahabatnya.

Flasback on.

" Hiks.. Hiks..."isak tangis Nara pecah saat dimas mengatakan hal yang sangat menyakitkan untuknya.

Nara pergi menggunakan motornya. Nara mengendarai nya dengan kecepatan diatas rata-rata. Nara memberhentikan motornya di gedung yang tempat biasa dia suka kesini. Nara pergi ke rooftop.

"Gua benci sama lo dimas," teriak Nara mencoba menenangkan dirinya.

Tetapi Nara melihat sebuah serpihan kaca. Nara mengambil kaca tersebut. Dengan penuh keyakinan Nara menggoreskan kaca tersebut di bagian pergelangan tangannya.

"Mending gue pergi aja dim,"gumam nya sambil menahan sakit dari goresan kaca tersebut.

Nara membiarkan darah nya mengalir begitu saja. Hingga ia merasa tubuhnya lemas.

Bruk...

Nara tidak sadarkan diri dan darah ditangannya terus mengalir.

Flasback of.

Dirumah sakit...

" Ra, lo harus kuat ya,"ucap dara. Dan hani sedari tadi mengelus punggung dara menenangkan nya.

"Nara pasti kuat kok ra, gua tau dia,"sahut hani. Mereka berdua berpelukan dengan tangisnya melihat sahabatnya seperti ini.

" Gua benci lo dimas,"batin Hani.

Setelah beberapa saat dokter keluar dari ruangan UGD.

"Permisi, dengan keluarga pasien?"tanya dokter Nia.

" Saya temennya dok, gimana keadaan Nara?"tanya Hani.

"Pasien kekurangan banyak darah. Dia membutuhkan donor darah secepatnya. Kalo bisa hubungi orang tuanya ya,"jelas dokter Nia.

" Kalo boleh tau golongan darah Nara apa ya dok?"tanya dara.

"Golongan darah pasien B+. Dan disini persediaan golongan darah tersebut habis,"ucap dokter Nia yang pergi meninggalkan mereka berdua.

" Harus gimana ini dar?! Orangtua nara kan lagi keluar negri. Gamungkin kita kasih tau,"ucap hani panik dan khawatir dengan keadaan nara.

Dara berfikir keras siapa kira-kira yang golongan darahnya B+.
"Argh... Gue gatau han,"ucap dara mengacak rambut nya frustasi. Dia sangat khawatir dengan nara , tapi dia juga gatau siapa yang bisa bantu nara.

Tak lama kemudian Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan mau mendonorkan darahnya untuk nara.

" Saya mau mendonorkan darah saya untuk perempuan bernama nara sus,"ucap lelaki itu.

"Oh iya mas mari ikut saya, "ucap salah satu suster disana.

Data mendengar suara seseorang ingin mendonorkan darah untuk nara. Ia mendongak kepala sedikit. Ia melihat Dimas? Dimas donorin darah?

" Dimas, lo ngapain?!"tanya dara memecahkan keheningan.

"Kebetulan golongan darah gue sama. Jadi gue mau donorin buat nara," Ucap dimas berlalu pergi mengikuti suster keruangan pengambilan darah.

Beberapa saat kemudian...

Dimas datang dengan tangan di perban sedikit usai pengambilan darah.

"Dim, lo gapapa,"tanya dara sedikit khawatir dengan Dimas karena wajah nya terlihat pucat.

" Iy.."

"Ya gapapa lah dar. Ini semua juga salah dia!!! Nara begini juga salah dia dar, dia harus tanggung jawab lah,"sahut hani sinis yang memotong ucapan dimas.

" Hani!!"seru dara.

"Kenapa ga suka cowoknya gue bilang gitu hah! Dar, lo tau nara itu kurang baik apa si sama lo! Sampe lo pacaran sama cowok nih. Kenapa ga lo ikhlasin aja si buat nara! Lo inget dulu waktu lo di bully? Siapa yang nolong hah?! SIAPA?!!"bentak hani. Ia sangat emosi dengan dara. Walaupun ini bukan sepenuhnya kesalahan dimas. Seharusnya nara bisa menerima ini semua dengan lapang dada.

"Cukup han?!"sentak dimas.

" Kenapa hah?! Lo marah cewek lo gue bentak? Iya?! Hm..."celutuk hani.

Tes... Air mata dara pecah begitu saja. Ia merasa bersalah atas kejadian ini.

"hiks.. Hiks... Maafin gue han. Gue juga gamau kaya gini.."lirih dara.

" Jangan nangis ya, lo ga salah."ucap dimas seraya mengusap air mata yang mengalir di pipi dara dan menarik dara dalam pelukannya.

"Dasar,"umpat Hani yang ingin mengeluarkan kata-kata kasar namun terhenti usai seorang lelaki yang menarik tangan hani begitu saja.

" Lo bang..."ucap hani yang langsung ditarik oleh rayhan.

Rayhan? Inget ga? Cowok kulkas. Dia menarik tangan hani menjauh dari mereka.

"Ihhh, lepasin. Lo apa-apain si?!"sentak hani melepaskan pegangan nya.

" Han, cukup salahin dara. Gue udah bilang lo jangan pernah ikut campur urusan mereka han. Lo gatau yang sebenarnya..."jelas Rayhan dengan raut wajah khawatir.

"Kenapa emang?kalo Lo ga peduli sama nara gausah ngajak gue buat bersikap seolah-olah gue gatau apa-apa. Lo tau nara cerita segalanya sama gue. Dan gue tau gimana perasaan nara, mulai sekarang gausah ikut campur urusan gue RAYHAN?!!"jelas hani meninggalkan Rayhan namun tangannya dicekal oleh Rayhan dan Rayhan menariknya dalam dekapan nya?

Hani menelan silivanya. Jarak mereka kini begitu dekat. Bahkan hembusan nafas mereka bisa dirasakan satu sama lain. Hani mencoba menjauh tetapi dekapan Rayhan lebih kuat dibanding nya.

"Kalo lo masih ngeyel, gue ga segan-segan buat nikahin lo han,"ucap Rayhan.

Plak.

" Awsh... Sakit han,"ucap Rayhan memegang pipi bekas tamparan Hani.

"Biarin?! Lo pikir gue takut lo ancem kaya gitu hah?! Nikah?! Kita masih SMP ga mungkin nikah!"ucap Hani yang berlalu pergi dari sana.

" Kok gue jadi deh degan ya liat muka rayhan,"batin Hani.

......................
.
.........
.
..
......
...
.
.
.
.
...
.
....


Sory y guys baru up sekarang. Oh iya jangan lupa baca "LO JAHAT SYA!"

SERU LOH ITU CERITA BARU KARYA AKU GUYS..

THANKS FOR READING...
JANGAN LUPA VOTE...

DARA & NARA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang