HAMBAR!

3 0 0
                                    

Happy Reading

Sekitar 1 jam perjalanan akhirnya mereka sampai didepan rumah besar berwarna putih. Gerbang besar terbuka dengan lebar untuk mobil mereka masuk kedalam halaman rumah.

Nara perempuan itu turun terlebih dulu dari mobil. Ia melihat sekeliling rumah nya yang sangat ia rindukan. Jika bukan karena dara dan hani yang dengan cepat membawanya ke rumah sakit pasti ia tidak akan bisa kembali kerumah ini dengan keadaan sehat walafiat.

"Ayo guys masuk"ajak Nara.

Pintu kayu putih terbuka. Terlihat wanita paruh baya disana dengan wajah bahagia melihat putri semata wayangnya sudah kembali kerumah.

"Ara, sayang bunda kangen nak"ucap bunda dina. Bunda nya Nara.

Nara memeluk hangat tubuh bunda dina. Ia sangat rindu dengan orangtuanya itu.

"Hiks.. Hiks... Maafin bunda nak. Bunda gagal menjadi seorang ibu yang baik untukmu"tangis dina pecah saat tahu putri nya hampir bunuh diri. Namun dirinya tidak mengetahui hal itu. Dan baru saja tahu saat ia kembali kerumah beberapa hari yang lalu.

Nara tersenyum hangat. "Bunda ga salah kok. Ini semua ara yang salah" Ucap Nara.

"Yaudah yuk masuk semua nya" Ucap dina mempersilahkan semuanya masuk.

Dara merasa masih merasa bersalah dengan kejadian ini. Walaupun, Nara sudah memaafkannya tapi tetap saja ia masih diselimuti rasa bersalah.

"Ra, kalo gitu aku pamit ya..."ucap dara sambil tersenyum kecil.

"iya ra, aku juga pamit udah ditelfon ortu hehe..."timpal hani lalu mereka berpamitan dengan bundanya Nara.

Nara merebahkan dirinya diatas kasur yang lembut setelah beberapa hari ia dirawat di bangkar rumah sakit. Huhh..hembusan nafas nara meluapkan semua rasa kekecewaannya. Ia memang sudah memaafkan sahabatnya Namun, disisi lain ia masih mengharapkan sosok Dimas yang menerima nya tapi apa daya Dimas hanya suka sama dara bukan dirinya.

KEESOKAN HARINYA..

Nara kembali masuk ke sekolah. Ia dianter oleh bundanya.
"Bunda, Nara masuk ya Assalamualaikum" pamit Nara sambil mencium tangan Dina (bundanya).

"Iya nak, hati-hati ya" sahut bunda Dina.

Nara turun dari mobil Mersi hitam milik bundanya. Ia melihat dari kejauhan sana dara berangkat sekolah bersama Dimas bahkan Dimas membukakan helm dara dan Merapikan rambut dara yang sedikit berantakan.

Sakit itulah yang dirasakan Nara melihat seseorang yang dia suka jalan dengan sahabat nya sendiri.

Dara melihat Nara yang sedang memperhatikannya. Ia dan Dimas langsung menghampiri Nara.

"Nar.." ucap dara sambil melambaikan tangannya.

Nara memasang wajah senyum kecil. Ia tidak mau terlihat lemah didepan dara dan juga Dimas.

"Eh kalian?! Kalian makin Deket aja nihh" celutuk Nara sambil tertawa hambar.

" Ah enggak ko kebetulan aja bareng" timpal dara yang merasa tidak enak dengan Nara. Ia tahu Nara sedang menyembunyikan perasaan nya.

" Udah yuk masuk udah mau bel" ucap Dimas. Ia menggenggam tangan dara dan menariknya masuk ke sekolah.

Lagi lagi Nara harus melihat ini, perilaku Dimas yang manis dengan dara membuatnya sakit hati. Nara setelah kejadian kemarin kebanyakan diam tidak seperti biasanya.

Nara jalan memasuki koridor kelas. banyak ejekan dari siswa-siswi yang berlalu lalang.

"Ihh itu Nara ya yang kemaren bunuh diri?!lebay banget?!!" Celutuk salah satu siswi.

Nara tidak mempedulikannya. Ia tidak sengaja melihat Hani yang sedang bersama Rayhan.

"Perasaan Hani gasuka Rayhan ko jalan bareng??"batin Nara.

Hani belum menyadari bahwa perempuan yang jalan didepan mereka adalah Nara.

"Han, Lo makin hari makin cakep aja"gombal Rayhan membuat hani terbang ke langit.

"Apaan si gombal buaya darat!!" Celutuk Hani sambil tertawa terbahak-bahak begitupun Rayhan cowok cool itu.

Nara hanya tersenyum hambar melihat kedua sahabat nya sudah bahagia dengan pasangan nya masing-masing sedangkan ia harus merasakan perasaan ini sendirian. Sampai kapan ia harus merasakan ini?!!

"Pokoknya aku harus move-on!!"batin Nara.

.
.
.
.
.
.
.
.
....

Hallooo dara and Nara friends:)
Baru up lagi nihh

Jangan lupa vote+komen yaa

MAKASIHH•_•

DARA & NARA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang