Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Stay Calm with Uci...
***
"SADEWAAAAAAAAA..."
Teriakan membahana itu terdengar didalam Rumah keluarga Sadewa, siapa lagi pelakunya kalau Bukan Sinta.
"_Arek Hudang Moal Manehh! (Mau bangun gak kamu)"
Ceklek (suara pintu terbuka)
Sadewa yang baru saja bangun hanya menatap datar Sinta, membuat Sinta semakin meradang.
Byurr...
"Astagfirullah Mahhhh!" Teriak Sadewa saat Sinta mengguyurnya dengan air seember.
"Naon make istighfar, Muslim ge lain maneh. Mandi, sakola geus beurang! (Kenapa istighfar, muslim juga buka kamu. Mandi, sekolah udah siang)"
"Enya-enya, Gandeng wae isuk keneh ge (iya iya, berisik masih pagi juga)" ucap Sadewa, dan langsung menutup pintu kamarnya.
Sinta yang melihat itu menggelengkan kepalanya, "Untung anak, Mun lain, geus dipiceun siah Kana Walungan (untung anak, kalau bukan, sudah dibuang kesungai)" cerocosnya.
"Mah, Papa berangkat nya!" Pamit Seno.
"Enya!" Ketus Sinta.
"Kunaon atuh Istri Papa nu Cantik, nu Seksi? (Kenapa istri papa yang cantik, yang seksi?)"
"Tuh anakna pikasebeleun, wayah kie kakara Hudang (tuh anaknya nyebelin, jam segini baru bangun)" kesalnya.
Seno mencuri kecupan dibibir Sinta yang mengerucut, membuat sang empu mendelik tajam.
"Naon sih make cium-cium Sagala (apa sih pake cium cium segala)"