"Ara" Panggil Chika yang sama sekali tidak di gubris oleh orang yang memiliki nama Ara itu.
"Ara, udah dong. Maafin Ka Chika ya? Kaka ga sengaja, sayang. Ayo lah" Ara yang mendengar itu langsung mematikan handphone nya, dan memejamkan matanya, ia sama sekali tidak menggubris orang yang ada di sebelah nya ini.
"Hey, malah tidur. Kaka di maafin dulu dong Dede Ara, nanti Kaka beliin ice cream yang banyak, semau kamu" Bujuk Chika, saat Ara mendengar kata 'ice cream' ia sedikit mengintip dan berfikir sejenak sebelum akhirnya ia membuka seluruh matanya.
"Yang bener?" Tanya Ara
"Iya Ara, maafin dulu Kaka ya?"
"Eum... U-hum, Ara maafin. Tapi janji ga ngulangin lagi ya? Sakit tauu, ih" Ucap Ara sambil memegang pipi nya, itu membuat Chika menjadi gemas kepadanya.
"Iya sayang, gemes banget sih"
Chup...
Chika mengecup pipi Ara
"Diem ah. Ada utang ice cream Lo sama gua"
"Hahaha, iya iya oke oke. Ayo pergi, beli ice cream sepuas Ara" Jawab Chika, beranjak dari kasur lalu mengulur kan tangannya. Ara melirik ke arah tangan Chika, lalu ke Chika.
"I want hold ur hand, Ara, here." Chika mengerti apa yang Ara fikirkan, ia sangat merindukan moment ini, moment dimana saat ia bersama Ara, ia akan selalu menggandeng tangan Ara, untuk berjaga-jaga agar tidak hilang, bocil nya.
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Ara menggenggam tangan Chika dan beranjak dari kasur, tersenyum sembari melihatkan eyes smile nya. "Ayo ka"
"Ya Tuhan, gemes banget sih." Ucap Chika dalam hati.
"Kaka! Ayo ih, malah melamun."
"Iya, ayo ayo."
Supermarket
"Ice cream ice cream ice cream, mam ice cream yang banyak" Suara girang Ara di supermarket sambil berlari-lari kecil mencari tempat dimana ice cream berada.
Chika tersenyum gemas melihat kelakuan Ara, "Bocah"
"Ka Chikaa! Siniii" Menyuruh Chika untuk menghampiri nya.
"Kenapa Ara?" Tanya Chika, Ara menunjuk beberapa ice yang ia mau.
"Mau ini, boleh?"
"Ara Ara, Kaka udah bilang sama kamu, beli ice cream semau kamu, ambil lah, Kaka yang bayar" Jawaban Chika membuat Ara tersenyum sumringah, itu membuat nya reflek mencium pipi Chika.
Chup...
Chika sesaat mematung.
"Hehe, maaf ka... Reflek, lagi seneng soalnya" Ucap Ara setelah menyadari apa yang telah ia lakukan kepada Chika, sehingga membuat Chika membeku seperti itu.
Chika hanya tersenyum gemas, lalu mengelus pucuk kepala Ara dengan lembut, "Ambil yang banyak"
Skip
Saat di dalam perjalanan, Ara merasa sangat ngantuk, sehingga ia memilih untuk memejamkan matanya sebentar selama berjalanan.
Sedangkan Chika yang sedang fokus menyetir melihat kearah Ara, ternyata Ara sudah tertidur pulas sembari menghisap jempolnya.
"Buset, nih bocah satu haus apa gimana. Ngempong in jempol begitu, mau nyusu kali ya? Kayak bayi, emang bayi Ara." Gumam Chika dalam hati nya.
Beberapa menit kemudian, mereka telah sampai di rumah, tepatnya rumah Chika, karena memang ia sengaja dari awal untuk membawanya pulang kerumah nya.
Karena ia merasa kasihan kalau membangunkan Ara, ia memilih untuk menggendong bocah kesayangan nya itu.
"Om, tolong bawain belanjaan saya di mobil ya, kesayangan saya tidur." Ucap Chika menyuruh salah satu orang yang menjaga rumahnya untuk membawakan barang belanjaan miliknya.
"Siap non."
Chika merebahkan tubuh Ara di kasur, dan mengelus pipi Ara sebentar, karena pergerakan yang ia buat sedikit membuat Ara terusik, "sstt, tidur sayang."
TBC
Hai all, wkwk. Back gua njing, ke gantung sama cerita sendiri gaenak ternyata
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silly Baby [END]
RandomBocah SMA yang tadinya cuek berubah jadi sangat manja ketika menemukan orang yang dapat memanjakannya, namun orang itu sayangnya sangat agresif, posesif padanya. This fake story was end.