"Sayang" Chika mengelus lembut pipi Ara. Ara menggeliat seperti bayi, "eunghh..." Lenguhannya.
"Bangun, mandi, sarapan, Kaka tunggu di bawah." Ucap Chika, lalu membantu Ara untuk mendudukkan badannya, dan bersandar di hardboard kasur.
"Ara masih ngantuk, nanti ya, Kaka?" Mohon Ara menunjukkan wajah gemasnya.
"Ga, Gaada. Cepet bangun, Kaka tinggal kamu" Tegas Chika pada Ara, lalu Ara langsung memajukan bibir bawahnya, Pout.
"Ka Chikaa, Ara masih ngantuukk" Rengek Ara, Chika langsung menggendongnya ala koala, menuju kamar mandi.
"Buka bajunya, Kaka mandiin, cepet." Ara membesarkan matanya, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Ara." Ara menurut apa kata Chika, membiarkan untuk memandikannya.
"Stop looking at me with those eyes, kaka" Ucap Ara saat Chika berhenti mengguyurnya dengan air hangat, dan menatapnya lama.
Chika mengerutkan keningnya, "What eyes, baby?"
"Ur flirting eyes, Kaka. Hurry up, I'm cold." Ujar Ara, memegang lengan Chika yang sedang memegang Shower.
"Iya iya, sabar"
Breakfast
"Kamu mau ikut Kaka ngga?" Tanya Chika, lalu tersenyum saat melihat kedua pipi Ara penuh dengan makanan.
"Too cute" Gumamnya.
"Hum? Kaka mau kemana?"
"Mau jalan aja sebentar" Ara mengangguk, "Ara mau ikut, mau cari cemilan"
"Oke, habis ini siap siap ya" Ucap Chika, "Um-hum"
"Jangan pakai baju yang terbuka."
Ara menghadap ke arah Chika, "Ngga mau, panas" Chika Langsung menatap tajam ke arah Ara, itu membuatnya menjadi gelagapan, "A-apa, panas diluar ka Chika"
"Nurut sama Kaka, pakai baju yang tertutup" Ujarnya sambil beranjak dari kursi. "Ngga mau ka Chika, panas diluar. Kaka mau kemana, kok berdiri?"
"Kalau gitu gausah ikut aja sekalian. Mau naruh piring." Jawab Chika, Ara membulatkan matanya, masa dia akan di tinggal keluar sendirian.
"Ara ikut, ka Chika." Ara ikut beranjak dari kursinya, dan berjalan membuntuti Chika.
Tanpa menengok kearah Ara, "Kalau ngga nurut, gausah ikut" Tegasnya. "Tapi Ara takut di rumah sendiri, bibi lagi keluar ka" Ara menyamakan langkah nya dengan Chika, lalu menggandeng tangan orang disebelah nya itu.
"Nurut sama Kaka, Ara" Jawab Chika saat pertama kali mereka berdua memasuki kamar, dan Chika bergegas mengganti bajunya, Ara di tinggal.
"Ka Chika ih! Tungguin Araa!" Rengeknya, ia pun akhirnya menurut, ia menggunakan pakaian yang tertutup.
Di mobil
Ara sedari tadi di diamkan oleh Chika, "Ka Chika... Jangan diem aja dong, Ara kan udah pakai pakaian yang tertutup, ka Chika marah sama Ara?" Ucap Ara yang tidak tahan lagi saat Chika mendiaminya.
Ara terus menatap side profile milik Chika, Chika tetap saja mendiaminya, ia tidak menjawab pertanyaan dari Ara tersebut, yang akhirnya membuat Ara memanyunkan bibir bawah nya, matanya yang mulai berkaca-kaca.
"Ka Chika... Hiks... Jangan diemin Ara kayak gitu... Hiks... Ara ga suka di diemin... Hiks" Pecah sudah tangisan Ara, Chika yang mendengar suara tangisan dari bocah nya itu langsung membulatkan matanya, dan melihat kearah bocah yang sedang menangis sambil menunduk.
Ia bergegas meminggirkan mobilnya, lalu menenangkan Ara, "Ara, hey... Ssstt. Don't cry, baby, maafin Kaka ya? Ngeyel sih kalau di bilangin, Kaka tadi kesel sama kamu sayang, tapi sekarang udah engga, udah ya? Jangan nangis lagi, forgive me, baby" Chika mengangkat tubuh Ara ke atas pangkuannya, sedikit memundurkan kursi mobilnya agar sedikit longgar.
Chika menghapus air mata yang berjatuhan mengotori pipi tembem milik Ara, "Maafin Kaka ya? Cup cup cup" Chika mengelus kepala Ara, dan membawanya kedalam dekapan miliknya, Ara langsung bersembunyi di ceruk leher milik Chika.
Chika yang merasa Ara sudah tenang, ia melanjutkan perjalanannya sambil memangku Ara.
Hey! How's ur today?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silly Baby [END]
AcakBocah SMA yang tadinya cuek berubah jadi sangat manja ketika menemukan orang yang dapat memanjakannya, namun orang itu sayangnya sangat agresif, posesif padanya. This fake story was end.