"Ka Chika!" Panggil Ara sembari jalan menuruni tangga. Chika yang sedang menyiapkan makan malam bersama ART nya langsung menengok ke arah sumber suara.
"Eh, udah bangun. Kenapa Ara? Sini, waktunya makan malam" Ucap Chika menghampiri Ara, "Jangan di kucek gitu matanya, nanti iritasi"
"Ka, laper"
"Iya Ara, sini duduk. Kaka suapin ya?" Ara mengangguk, lalu duduk di kursi yang berada di sebelah Chika.
Skip
"Ka Chika ih! Jangan di gituin, males ah" Chika yang telah membuat Ara kesal pun hanya tertawa, dan melanjutkan aksi nya untuk membuat nya lebih kesal. Karena menurutnya, kalau Ara sedang kesal, kegemasannya bertambah.
"Ka Chikaaaaaaaa! Aihh, apa sihh. Jahat, masa gituin anak kecil" Ucap Ara saat pipinya di cubiti oleh Chika.
"Habisnya kamu gemesin Ara, jangan gemes gemes makanya kalau gamau Kaka giniin" Jawab Chika, lalu menarik Ara untuk lebih dekat dengannya.
"Apa liat liat"
"Kenapa? Gaboleh?" Jawab Chika.
"Ka, Ara mau pulang... Ara ngantuk, mau bobo" Ara mendekatkan tubuh nya ke tubuh Chika, dan menaruh dagunya di bahu milik Chika, dengan begitu Chika reflek mengelus punggung Ara dan tersenyum.
"Ngantuk? Tidur sini aja ya? Udah malam, tidur sama Kaka nanti."
"Ngantuk, Kaka"
Chika melepaskan pelukan nya, lalu ia menangkup pipi Ara, mengelusnya menggunakan jari jempol miliknya, "Sikat gigi, cuci muka, baru tidur, gih, Kaka tunggu disini" Ara menggelengkan kepala nya
"Kenapa gamau, sayang?" Tanya Chika, "Ara takut, temenin... Hehe" Jawabannya membuat Chika Tak tahan dengan kegemasan Ara, ia langsung menggendong Ara ala koala, dan berkali kali mencium bibir milik Ara.
"Hum! Ka Chikaa!! Turuin Ara, jangan cium cium!" Ara memukul mukul bahu Chika.
"Kaka temenin ke kamar mandi sayang, udah diem, jangan pukul pukul. Mau tidur ga?" Chika berjalan menuju kamar mandi, "He,eum... Mau, tapi ya ngga di cium cium juga doongg"
"Jangan gemes gemes makanya" Chika mendudukkan Ara di wastafel kamar mandi, menatapnya dalam, "Perlu Kaka sikatin, hm?"
"Halah, mangnya bisa?" Tanya Ara meremehkan Chika, "Bisa, pakai lidah. Sini kalau mau coba"
"Apaan, gama-" Chika menarik tengkuk Ara, dan mulai mencium bibir milik Ara.
Yang awalnya hanya saling menempelkan bibir, menjadi lumatan yang lembut.
"Ahh, Ka Chikaa!!" Ara mendorong bahu Chika menjauh darinya, "Ka Chika jelek! Gasuka! Awas ah, keluar sana. Dasar ka Chika mesum!" Kesal Ara.
"Gausah ngeremehin makanya, udah cepet, Kaka tunggu di luar." Ucap Chika yang di balas dengan deheman.
Kasur
Chika yang sedang memainkan handphone menoleh ke orang yang baru saja keluar dari kamar mandi, Ara. "Udah kelar?" Tanya Chika, "Menurut Lo?"
"Udah" Jawab Chika.
"Tuh tau, ngapain nanya" Judes Ara, lalu ia menduduki dirinya di ranjang besar milik Chika.
"Kan, judesnya keluar. Mana hantu anak kecil di tubuh Lo, suruh balik ke tubuh Lo sana"
"Lo kira gua kesurupan?" Chika mengangguk, "Iya lah, beda gitu sifatnya"
"Sialan Lo Chika. Gua mau tidur, jangan berisik" Ara merebahkan tubuhnya, dan menarik selimut sampai menutupi hampir seluruh tubuhnya.
Chika mendekati Ara, "Sayang" panggil nya tepat di telinga Ara, membuat nya merinding, namun ia mengabaikan panggilan itu.
"Ara, sayang" Ara masih menghiraukan panggilan Chika, dan berusaha untuk tetap memejamkan matanya.
"Sayang" Karena masih di hiraukan, akhirnya Chika mencoba untuk mengecup daun telinga milik Ara.
"Sshh. Apa sih Chika!! Gaada habisnya gangguin gua Mulu. Gausah cium cium, gausah manggil manggil, dan satu lagi, tangan Lo jaga dengan baik ya bangsat, gausah raba raba perut gua, sialan!"
"Jaga omongan." Singkat padat dan jelas, membuat Ara merinding. "Lagian Lo nya ganggu gua Mulu, kan kesel gua nya, Chikaa!"
"Pakai ka."
"Iya kakaaa Chikaaaaaaaa, puas Lo?" Ucap Ara, lalu kembali memejamkan matanya.
TBC
Bingung, akhirnya gimana ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Silly Baby [END]
RandomBocah SMA yang tadinya cuek berubah jadi sangat manja ketika menemukan orang yang dapat memanjakannya, namun orang itu sayangnya sangat agresif, posesif padanya. This fake story was end.