"Maksudnya?!", tanya Nico pada Jeremi dengan wajah yang kaget serta jantungnya yang berdegup cepat
"Kamu bisa anggep aku temen mulai sekarang, jadi jangan nangis lagi.
Besok senin waktu kita masuk sekolah dan setiap istirahat aku bakal tunggu Nico di depan kelasku, kita bakal kekantin bareng temen-temenku, oke?", jawab Jeremi bersamaan dengan melepaskan tangannya dari rahang Nico"Benerann?!??, wahhh makasih, akhirnya nanti aku punya temen di sekolah ≧▽≦ "
Jeremi yang melihat ekpresi lucu Nico saat itu memberikan usapan lembut di rambut kepala milik Nico
"Ni bocah udah SMA tapi
kaya bocah smp, polos
dan keliatan lemah banget,
Kita baru kenal beberapa hari
dan bahkan itupun gak deket, tapi dia
berani buat cerita hal begitu ke gw"
Batin jeremi"Oh ya, btw mungkin ini mendadak tapi besok sabtu, dirumahku juga nggak ada siapa-siapa dan tadi di sekolah waktu jamkos aku liat film horror bareng anak-anak, aku takut kepikiran, boleh nggak kalo semalem ini aja aku tidur disini, besok pagi aku bakal langsung pulang, gimana?",
(mungkin benar kalo dirumah Jeremi tak ada siapa-siapa, tapi bohong kalo dia takut dengan hal seperti itu, hal ini bertujuan agar dia bisa menginap di rumah Nico)"Bolehhh,
Kata mama aku boleh bawa temen ke rumah dan dia boleh tidur disini asalkan dia cewek""Ah begitu ya, okeydeh,
ngomong-ngomong ini udah mau magrib, gimana kalo kita keluar beli minum, makanan atau snack gitu, mau?""Iyaa boleh banget, tapi aku mau mandi sama ganti baju dulu ya, Jeremi tunggu dulu mungkin ini agak lama"
"Iya santai aja",
Mendengar ucapan Jeremi, Nico pun langsung bergegas mandi dan membersihkan diri.
Karena jenuh menunggu Nico yang sedang mandi dan bersiap-siap Jeremi sesekali memainkan ponselnya, sampai akhirnya dia bangkit dari sofa itu dan bertujuan untuk melihat sekeliling ruang tamu rumah Nico, sambil melihat ruangan itu yang dipenuhi dengan lukisan dan foto-foto anggota keluarga di rumah itu,"Bahkan dirumah gw gak ada
pajangan foto sebanyak gini"
Batin Jeremi sambil melihat foto-foto
di setiap sudut ruang tamu rumah ituTiba saatnya dia melihat foto di dalam figura bewarna coklat dengan motif kayu di tepinya, yang letaknya berada di dekat lukisan kuda putih yang amat indah.
'Yovano Nicolas Diego'
155 cm"The both of them is so beautiful", ucap Jeremi dengan lirih
"Jeremi?", panggil Nico dari belakang Jeremi yang tengah kebingungan melihat apa yang sedang dilakukan Jeremi
Perbedaan style baju yang mereka kenakan sangat terlihat seperti tertukar?,
Nico dengan style pakaiannya yang soft dan Jeremi yang terlihat maskulin"Ohh kamu udah siap ya, maaf aku lancang aku cuma mau lihat-lihat lukisan disini"
"Ah gitu, nggak papa kok, ayahku memang suka sama lukisan kadang kita juga ngelukis bareng"
"I see, seru banget ya,
yaudah kita pergi sekarang aja"Akhirnya mereka berdua pun berangkat dari rumah Nico untuk pergi mencari makanan yang berada di sepanjang jalan dekat Monumen Kota,
Sampai akhirnya mereka kembali ke rumah Nico dengan membawa sejumlah makan."Yeyy akhirnya kita sampai, makasih bangett ya kamu udah beliin aku banyak makanan, sama susu di tempat favoritku padahal tempatnya beda arah, aku kan jadi sungkan"
"Santai aja"
Merekapun memakan makanan yang sudah mereka beli tadi.
Jeremi yang sedang meminum es kopi itu melihat anak didepannya terlihat sangat menyukai dengan setiap apa yang dia makan."Kalo kamu lagi sendiri dirumah, apa yang biasa kamu lakuin?", tanya Jeremi pada Nico yang sedang makan dengan lahap
"Aku biasanya cuma rebahan di kamar dan kadang aku bakal pergi ke dapur buat bikin susu atau makanan ringan. Sebenernya jarang banget kalo aku sendirian di rumah, karena biasanya selalu ada mama di rumah meski ayah lagi ke luar kota"
Jeremi membalas jawaban Nico dengan menggunakan isyarat mulut,
Jam menunjukkan pukul 21.30 malam dan melihat bahwa makanan yang Nico makan sudah akan habis, Jeremi pun memiliki ide"Kamu biasa tidur jam berapa?"
"Jam 10 sampai 11 malam"
"Kamu mau lihat film horror?"
"Eum.. boleh", jawab Nico dengan sedikit ragu, karena sebenarnya dia tak berani melihat film horror di malah hari, karena nantinya dia akan takut untuk tidur karena terus mengingat setiap jumpscare yang keluar di film itu. Namun Nico meng-iyakan hal itu dikarenakan Jeremi adalah teman pertamanya"
Jeremipun mengeluarkan ponselnya lalu menayangkan film horror yang dia liat tadi siang di sekolah. Yumna bilang inu adalah film horror yang mampu membuat setiap orang yang takut horror menjadi terus terbayang-bayang,
Film pun diputar namun baru berjalan selama 45 menit, Nico menyela sesi menonton mereka dan mengatakan,
"Jeremi, aku takut, aku nggak kuat buat nonton lama lagi, maaf"
"Kenapa?"
"Aku nggak kuat, ini ngeri banget, aku belum pernah liat yang se-ngeri ini"
"Ohh gitu, yaudah gapapa", Jeremi sebenarnya tau bahwa Nico sudah terlihat sangat takut sejak jumpscare awal dimulai
"Lagian ini udah malem gimana kalo kita tidur aja?""Ahh iyaa, yaudah ayo aku anterin ke kamarnya"
Akhirnya mereka berdua berjalan menuju kamar yang nantinya akan digunakan Jeremi untuk beristirahat.
"Ini kamarnya, kamar ini biasanya digunakan saudaraku dari luar kota yang mampir kesini, semoga nyaman yaa", ucap Jeremi sembari membuka pintu kamar itu
"Oke, makasih ya", jawab Jeremi yang tak lama disusul dengan suarah gemuruh langit
"Ehh?
Gemuruh?,
Hujann angin?!?", ucap Nico yang kaget mendengar suara gemuruh serta rintikan hujan yang berubah menjadi butiran besar dan deras disertai angin"Cuaca akhir-akhir ini memang sedikit agak aneh, kadang cerah kadang tiba-tiba hujan. Yaudah bye, semoga tidur mu nyenyak"
"Jeremi juga", jawab Nico seraya meninggalkan kamar itu
Jeremipun segera pergi ke kasur itu untuk meletakkan tubuhnya pada pulau kapuk yang nyaman itu.
"Ahh, akhirnya...
Huftt sebenernya gw gak biasa tidur jam segini, mungkin gw bakal chat anak-anak di grub aja deh"Satu jam berlalu Jeremi belum tidur dan tengah asik memainkan ponselnya dengan menggunakan airpods di telinganya,?dikarenakan malam hari dan hujan yang deras disertai gemuruh suara petir,
Tak selang beberapa lama Jeremi mendengar ada suara ketok-an pintu dari luar kamar, sontak membuat Jeremi melepas airpods miliknya dan berjalan untuk membuka pintu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute of Mine | GxB
RomansaTak kusangka aku akan bertemu dengan anak seperti itu, seorang anak laki-laki introvert dengan tubuh ramping yang tak lebih tinggi dariku, berkulit halus, serta suara yang lembut. Matanya yang indah serta senyumnya yang manis kala itu benar-benar m...