Bab 7: Bersedia

168 26 2
                                    

-•-•-•- -•-•-•-

"NEIN"

A "BoBoiBoy" fanfiction by kurohimeNoir

Commission for Roux Marlet

Disclaimer: Monsta©

-•-•-•- -•-•-•-

.

.

.

.

.

NEIN

Bab 7. Bersedia

.

.

.

.

.

Topi dino jingga melayang dalam cahaya lembut keemasan. Sepasang netra cokelat madu BoBoiBoy berkaca-kaca menatapnya hingga detik demi detik berlalu sunyi. Sang pemuda mengulurkan tangan, lantas meraih topi itu ke dalam genggaman.

Tentu, ia dan 'dirinya yang lain' memiliki benda berharga yang sama. Topi dino ini, yang merupakan pemberian sang ayah. Namun, berbeda dengan BoBoiBoy, sang adiwira elemental di dimensi lain memiliki hubungan yang tetap terjaga baik dengan ayahnya, walaupun mereka juga terpisah jarak yang begitu jauhnya.

BoBoiBoy mengusap emblem petir kuning elektrik berbentuk huruf 'B' di bagian belakang topi. Ia teringat, bagaimana dirinya dulu melepaskan emblem yang sama dari bagian depan topi miliknya. Lantas memindahkannya ke bagian belakang. Sama seperti 'dirinya yang lain', ia pun gemar memakai topinya dengan bagian lidah menghadap ke belakang.

Pada akhirnya, BoBoiBoy terus memakai topi itu sampai waktu yang lama. Kemudian menyimpannya ketika sudah tak muat lagi di kepala. BoBoiBoy tak mungkin bisa menyangkal, bahwa sesungguhnya ia sangat merindukan kedua orang tuanya. Bahkan sampai detik ini.

"Ayah sama Ibu jahat! BoBoiBoy benci Ayah sama Ibu!"

Pemuda itu menggeretakkan rahang, demi teringat kata-kata yang telah diucapkannya kepada sang ayah dan ibu bertahun-tahun lalu. Bahkan mengingatnya sekarang pun masih terasa bagai menggores hatinya sendiri dengan sembilu.

Gara-gara dua kalimat itu, BoBoiBoy merasa dirinya telah membangun tembok yang tak bisa dirobohkan di antara dirinya dan kedua orang tuanya. Hanya dua kalimat, yang sayangnya takkan pernah bisa ditarik kembali.

"Hmm ... Sepertinya kau mendapatkan satu kesempatan lagi."

Suara Kaizo menyentak BoBoiBoy yang sekali lagi terbenam di alam kenangan. Pemuda itu berbalik ke belakang, hingga berhadapan dengan Kaizo. Sama seperti nada suaranya barusan, di dalam ekspresi pria bermata merah itu pun, kali ini BoBoiBoy tak sedikit pun menemukan kesinisan.

"Aku akan berbaik hati memberimu satu informasi lagi."

BoBoiBoy sontak ingin menarik kembali ucapannya tadi. Ternyata Kaizo masih sama saja menyebalkannya.

"Sebelum dirimu, aku pun telah mengambil peluang untuk mengubah garis takdir," Kaizo melanjutkan kata-katanya. "Dan aku telah mendapatkan sembilan kali kesempatan untuk melakukan alterasi."

"Sembilan ... kesempatan?"

Kaizo mengangkat bahunya sedikit. "Seperti yang sudah kukatakan padamu, aku tetap tidak bisa memastikan apakah kita berdua akan mendapatkan jumlah kesempatan yang sama. Cuma itu yang bisa kukatakan untuk saat ini."

NEINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang