2. TRAUMA?

54 14 0
                                    

Masa Orientasi Sekolah pun berjalan lancar selama 4 hari dan sekarang adalah hari dimana siswa baru mendapat kelasnya masing-masing.

Ruang kelas 10 IPA 2.

Tya memasuki ruangan kelas itu.

Gadis itu menaruh tas ranselnya di salah satu kursi kosong tapi di sebelah kursinya ada tas ransel hitam lain.

Tidak tau punya siapa.

Gracia yang baru datang pun segera menaruh tas ranselnya di kursi yang ia pilih. "Tya, ikut ayo temenin gue sarapan di kantin"

Gadis itu pun bergegas menyusul.

Di saat ketiga gadis itu keluar kelas ada tiga pemuda yang memasuki kelas itu tetapi salah satu dari mereka tidak membawa ranselnya.

Sesampainya di suatu meja.

"Lo sebangku sama siapa?" ucap salah satu pemuda berambut coklat.

Ia mengambil barisan paling depan dengan temannya yang selalu mengunyah permen karet.

Pemuda itu tidak menjawab melainkan hanya mengedikkan bahunya sendiri.

Kemudian tidak lupa melirik sekilas tas ransel hitam dengan keychain sunflowers yang berada di kursi sebelah nya.

Teman pemuda itu seketika menatap selidik ke arah tas ransel hitam yang berada di sebelah kursi temannya. "Menurut gue cewe"

"Apa peduli gue?" jawab pemuda itu tak acuh.

Lalu pemuda itu mengeluarkan satu buku komik dari tas ranselnya dan mulai membacanya.

"Aih! kebiasaan nih bocah" Pemuda berambut coklat itu pun berbalik dan mulai mengobrol dengan teman di sampingnya.

---------

"Gimana, udah?" ucap Shafira.

"Udah, ayo ke kelas" ujar Gracia segera bangkit dengan riang.

Gracia melirik seorang gadis yang berjalan di sebelah kirinya, ia pun mulai beraksi menjentikkan jarinya. "Tya! jangan ngelamun, masih pagi juga"

Gadis itu pun akhirnya tersadar dari lamunan nya. "Eh! iya Cia,"

Shafira pun ikut menatap gadis itu. "Are you okay?"

Tya mengangguk pelan lalu terdiam kembali dalam langkah kecilnya.

Ck. kebiasaan buruk.

---------

Gadis itu mendapati seorang pemuda sebayanya duduk di sebelah kursinya, yang terlihat sedang membaca sebuah buku komik.

Gracia dan Shafira pun menatap bertanya ke arah gadis itu.

Tya hanya mengedikkan bahunya.

Tya pun mendudukkan diri di kursinya dan mencoba ber-deham pelan agar bisa memecahkan suasana.

Hening. Tidak ada respon dari sang empu.

Tya pun mulai menghela nafasnya perlahan untuk mencoba berucap dengan sangat amat hati-hati. "Hai! gue boleh duduk disini kan?"

Pemuda itu pun menoleh dan menutup buku komiknya. "Boleh! kenalin, gue Daffa"

Pemuda itu mengulurkan tangannya setelah menatap mata coklat milik gadis itu.

Tya pun membalas uluran tangan pemuda itu dan tersenyum. "Tya."

"Yuhuu! Ada cewe nih," pemuda berambut cokelat itu pun memutar tubuhnya menghadap ke belakang.

I NEED A HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang