8. NIGHTMARES

22 4 0
                                        

HAPPY READING!

•••

•••

21.00

"Pah, gimana tadi di Kantor?" ucap Sora selaku istrinya.

Bryan pun meminum kopinya. "Lancar mah, cuma tadi ada beberapa kendala sedikit"

"Gimana kamu sama Tya, Gavin?" tanya Bryan seraya menatap putra semata wayangnya yang duduk di sebelahnya sedang menonton siaran bola di layar Tv.

Gavin sedikit jengkel mendengar pertanyaan papa nya yang akhir-akhir ini selalu di tanyakan kepadanya, kenapa setiap percakapan ada gadis itu di sela-selanya.

"Nggak gimana-gimana" ujarnya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar Tv.

"Bukannya kalian berdua dekat ya?" ucap Sora tak kalah penasaran.

Gavin tidak bergeming ia masih fokus menatap layar Tv di hadapannya.

"GAVIN MAMA KAMU BERTANYA" Sentak Bryan kepada putranya.

Habis sudah kesabaran Bryan.

Gavin sedikit terkejut mendengar bentakan Papa nya, tapi dia memang sengaja menghindari pertanyaan itu.

Bryan tipe orang yang tidak suka jika melihat orang yang sengaja atau tidak sengaja mengabaikan pertanyaan.

Sebab ia bisa semudah itu marah dengan Gavin.

Jadi siapa yang salah disini?

Gavin berdiri menatap Bryan. "Pah, Gavin nggak ada hubungan khusus apapun sama Tya, jadi tolong stop! jangan tanya lagi apapun itu tentang dia ke Gavin."

Gavin akhirnya meninggalkan keduanya, moodnya untuk menonton bola sudah hilang.

Padahal baru babak pertama dimulai.

"Apa maksud kamu Gavin?" tanya Bryan seketika Gavin menghentikan langkahnya.

"Kamu mau menolak perjodohan itu?" Ucap pria paruh baya itu lagi.

Gavin pun berbalik. "Perjodohan? bahkan Tya aja belum tau tentang perjodohan yang kalian buat udah dari tahun lalu"

Keduanya pun tertegun mendengarnya.

"Omong kosong. " ucap Gavin lagi ia pun berbalik melanjutkan keinginan awalnya tadi meninggalkan kedua orangtuanya.

"Kita tidak bermaksud begitu Gavin, kita hanya ingin-" ucapan Bryan pun mengambang di udara.

Gavin dengan tatapan kosong melangkah menuju kamarnya.

---------

"KAKK LEPAS, AKU MAU PULANG " Pekik seorang gadis dengan pemuda di hadapannya.

I NEED A HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang