5. MAIN BARENG

48 12 4
                                    

HAPPY READING!

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Suara ayam jantan pun terdengar dan Matahari pun tidak sungkan lagi untuk memperlihatkan dirinya kepada semesta.

Malam telah berganti pagi tetapi, gadis itu masih saja tertidur pulas di atas tempat tidurnya.

Tokk...tokk...tokkk..

Karina menghela nafas karena tidak mendapatkan jawaban dari dalam sana.

Ceklek.

Karina pun membuka pintu kamar itu lalu memperlihatkan seorang gadis yang sedang tertidur pulas dengan guling di pelukannya.

Karina pun menggeleng melihatnya.

"Nak bangun nak, Tya udah jam enam ini.." ujar Karina seraya menepuk-nepuk pipi anaknya secara perlahan.

Tya yang mendengar kata angka yang di ucapkan ibunya itu pun langsung terkejut dibuatnya. "Bunda serius?"

Karina mengangguk.

"Ya udah, kalo gitu Tya siap-siap dulu sebentar nanti Tya ke bawah" ujarnya terburu-buru seraya memasuki toiletnya.

Karina pun tersenyum menanggapinya.

Sebenarnya, Karina sangat merindukan sekali tingkah lucu dari Putrinya yang satu itu.

Tidak tau apa yang ia pikirkan saat itu, mengapa dia bisa membiarkan anaknya untuk tinggal dengan tantenya hanya karena ia tak percaya dengan Bara yang saat itu ada di rumah dan karena perjalanan bisnis yang saat itu masih ia tekuni bersama Kiehl (suaminya) membuat mereka berdua memutuskan meninggalkan kedua anaknya untuk sementara waktu.

---------

"Lo ngapain si dek? lama bener." ujar bara
Kakaknya itu ternyata sudah sarapan sedari tadi.

Gadis itu pun tersenyum misterius lalu duduk.

Tya pun mengernyit setelah mendapati seseorang yang duduk di samping Bara. "Wait, Kak Gavin?"

Gavin pun menatap gadis itu.

"Kenapa Ga-" ujar gadis itu terpotong.

Karina pun seketika menggenggam tangan putrinya. "Memangnya kenapa sayang, kalo Kak Gavin kesini?"

Bara pun mengangguk.

"Nggak apa-apa si sebenernya, ini kan juga rumah ayah.." Gadis itu pun menatap Kiehl.

Kiehl tersenyum mendengarnya.

Gadis itu pun memakan sarapannya kembali, namun seketika ia mengingat sesuatu lalu melihat ke arah jam dinding. "Oh iya! Ayah! Bunda! Tya harus berangkat! ini udah hampir siang,"

I NEED A HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang