Bagian 46

5.3K 778 43
                                    

Happy reading....

Enjoyyy....

****

"Nih kotak obat-obatan. Langsung masukin ke dalam tas. Buat jaga-jaga di sana." Maura menyerahkan kantong berisi obat-obatan untuk Kaura.

Rencananya besok Kaura akan ikut Gathering yang diselenggarakan oleh kantornya. Lumayan juga untuk me-refresh  otaknya dari segala tugas dan tuntutan kerjaan. Untungnya Kaura termasuk manusia yang diberikan otak yang pintar sehingga tugas kampus bisa dia kerjakan dengan lancar meski sambil bilang, "Ya Allah, pusing banget."

Motonya Kaura saat ini 'akan kuhadapi dunia ini walaupun sambil bilang Ya Tuhan, Ya Tuhan' terus.

"Udah masukin jaket juga belum?" Lagi-lagi Maura bertanya. Wajar saja Maura akan cerewet jika para  saudari kembarnya akan jalan-jalan. Karena jika tidak dibantu untuk packing, pasti ada saja yang ketinggalan. Apalagi Kaura, yang orangnya termasuk teledor dan pelupa.

Pernah suatu waktu ketika mereka family trip  ke Lombok, bisa-bisanya Kaura tidak membawa pakaian dalamnya! Akhirnya mau tidak mau, Jay dan Lana membeli beberapa potong underwear  dan bra baru.

"Udah. Gue pinjem jaketnya Mas."

"Jaket lo sendiri kemana?"

"Ada. Tapi dari kemarin gue naksir jaket Mas yang ini. Jadi gue colong dari lemari dia," ucapnya sambil menunjukkan jaket Jay pada Kaura.

"Mas, jaketnya dicolong Kaura nih!" Teriak Maura.

"Diem, anjiiir!"

Jay yang kebetulan lewat sambil menggendong Cia langsung masuk ke dalam kamar Kaura. Dapat ia lihat Hoodie berwarna soft green berada di tangan sang adik. Semenjak menikah, koleksi pakaian Jay sudah bukan hitam putih lagi. Sekarang berbagai warna ada didalam lemarinya.

Jay memang suka mengkoleksi baju berwarna gelap, selain hitam, biasanya dia akan membeli baju berwarna navy atau warna gelap lainnya. Lama-lama Yumna kesal sendiri. Katanya baju warna gelap lebih gampang di nyamukin kalau sedang berada diluar ruangan.

"Heh! Kenapa jaket Mas ada di kamu?" tanyanya.

"Pinjem, mas! Jaket aku gak ada yang tebel."

"Ya, beli baru dong!" sungut Jay.

"Pinjem doang, ih! Pelit banget sama adik sendiri."

"Awas kalo sampe rusak. Kamu, kekkk!" ancam Jay sambil membuat tanda garis lurus di lehernya.

"Kekkk!" Cia yang ada di gendongan Jay mengikuti apa yang baru saja sang ayah lakukan membuat Jay tertawa.

Selepasnya Jay pergi, Kaura kembali mengemas perlengkapan yang akan dibawanya. Dia sudah merasa tidak sabar untuk besok. Pasti akan menyenangkan rasanya liburan. Apalagi ada Zafran yang dari kemarin sudah antusias sekali.

'besok waktunya untuk beraksi'

****

Keesokkan harinya, Kaura sudah duduk manis di dalam bus. Rencananya mereka akan menginap dua hari. Dan perjalanan kesana menggunakan empat unit bus. Karyawan di perusahaan Kaura bekerja memang cukup banyak. Kalau dihitung-hitung mungkin ada sekitar dua ratusan.

"Lo mau duduk deket jendela, Ra?" tanya Mala.

"Boleh, kak?"

"Boleh dong."

Kaura langsung bergeser ke kursi dekat jendela dan Mala duduk di sebelahnya. Zafran dan Panji tepat dibelakang mereka. Selama di perjalanan, semuanya sibuk masing-masing. Ada yang berbincang, ada yang bersolek, ada yang tidur juga.

FamilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang