Bagian 63

3.5K 388 28
                                    

Happy Reading

Enjoyyyy.....

****

"Aku masih harus jagain Maura, kamu gapapa kan jagain mereka sendiri?" tanya Jay sambil menatap wajah sang istri di layar ponselnya.

"Gapapa, kok. Kamu fokus aja dulu sama Maura. Dia masih belum sadar?"

"Tadi subuh udah sadar, tapi tidur lagi. Mama udah aku hubungi barusan. Dan baru bisa pulang nanti malem."

"Yah," panggil Cio. Layar ponsel itu sudah terisi sepenuhnya oleh wajah sang putra.

"Ya, mas."

"Yah, ndak puyang? (Ayah, gak pulang?)"

"Hari ini Ayah gak pulang dulu. Soalnya ayah mau temenin tante Maura. Tante Maura lagi sakit."

"Ateu moya akit ya, Yah? (Tante Maura sakit ya, Yah?)"

"Iya. Mas do'ain tante Maura lekas sembuh, ya."

"Iya, Yah."

"Mas dirumah jagain Bunda sama Cia, ya,"

"Iya, Yah. Mas, aga bunda ma ciya. (Iya, Yah. Mas jaga bunda sama Cia.)"

Jay ikut tersenyum melihat Cio tersenyum lebar. Cia sedang tertidur, jika anak itu bangun sudah pasti dia lebih banyak mengobrol dengan Cia dibanding istrinya.

Setelah mengobrol beberapa menit, sambungan keduanya terputus. Jay menoleh ke arah Maura yang menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Dengan segera Jay duduk di sebelah ranjang Maura yang mulai membuka mata. Gadis itu menatap ke segala arah hingga matanya bertatapan dengan kakak sulungnya.

"Mas..." Suaranya terdengar kecil dan lemah.

"Ya? Mas disini."

Air mata Maura jatuh perlahan dari sudut matanya.

"Kenapa nangis?" tanya Jay sambil mengusap air mata Maura dengan lembut.

"Maaf," jawab Maura.

"Maaf buat apa? Kamu kan gak salah."

"Mas..."

"Ya? Butuh sesuatu?"

"Dia... jahat, mas," ujar Maura.

Jay yang masih menggenggam ponselnya langsung memasang perekam suara saat sadar Maura akan menceritakan kejadiannya.

"Siapa yang jahat?"

"Dia.. mas. Dia, bilang... mau rusak aku... karena sakit hati."

"Dia... sering ikutin aku, terus ancam aku. Kalo aku gak nurut... dia pukul aku." Dengan pelan Maura terus berkata. Sesekali berhenti untuk menarik nafas.

"Dia sering sundut aku... pakai puntung rokok."

"Dia siapa, Mau?" tanya Jay.

"Dia bilang, Kaura sama Laura bakal jadi incaran dia, mas," ucap Maura.

Maura berusaha menarik nafas dalam. Sudut matanya tak henti-henti mengeluarkan air mata. Sementara Jay, berusaha menahan tangisnya. Matanya sudah memerah juga.

"Gapapa, gak usah paksain..."

"Gak, mas. Mas, harus tangkap dia. Aku, gak mau kalo Laura dan Kaura jadi korban selanjutnya," ujarnya. Jay langsung memeluk tubuh sang adik dengan lembut. Berusaha memberikan ketenangan bagi si bungsu. Bahkan tubuh adiknya bergetar.

"Gak usah takut, ya. Ada mas disini. Dia gak bakalan ganggu kamu lagi." Jay berusaha menenangkan.

"Bagas, mas. Namanya bagas, anak teknik di kampusku. Mantan Laura."

FamilleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang