#11 : Harapan, Berdamai

1.1K 139 4
                                    

+ ─━─━─ +

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+ ─━─━─ +

"Kayaknya lebih baik kamu tidur lagi aja. Besok pagi aku bangunkan."
Jeno menganggukkan kepala.

Kemudian, Mark berjalan keluar guna membiarkan Jeno sendirian setelah mereka saling mengobrol beberapa menit.

Jeno memilih berbaring dan menatap langit-langit kamar hotel, entah kenapa perasaannya mendadak tidak tenang sama sekali.

Dia memikirkan Jaemin dari tadi, pemuda itu jelas tidak akan diam begitu tahu dia tidak ada di apartemen. Sekarang mungkin dia bisa merasa aman, tapi perasaan gelisah yang datang tiba-tiba jelas membuat Jeno meragukan kembali perasaan aman tadi.

Apakah dia sudah aman? Benar-benar aman?

Mark juga tidak bisa dipercaya sepenuhnya, apalagi rasanya seperti pepatah 'lepas dari mulut harimau masuk ke mulut buaya'.

Obrolan mereka sebelumnya jelas bertujuan supaya Jeno bisa percaya pada Mark saat ini ditambah dengan situasi yang mendukung.

Situasi dimana Mark datang sebagai penyelamat walau sebelumnya dia juga hampir seperti Lucas dan Jaemin. Tidak ada bedanya diantara mereka bertiga.

"Ugh... Harus apa aku sekarang? Apa yang mereka inginkan dariku sampai harus berlebihan seperti itu?"
Jeno bergumam kecil.

Bolehkah Jeno sedikit berharap jika dia bisa bebas dari orang yang tergila-gila padanya?

Dia tidak mau kembali trauma dalam ketakutan karena merasa diawasi seperti dulu. Jeno ingin berdamai dengan masa lalunya.

Diam. Jeno terdiam beberapa detik sebelum menyadari apa yang baru saja dia ungkapkan.

Berdamai dengan masa lalunya. Haruskah??

Tangan Jeno terangkat bersamaan dengan ponsel pintarnya. Jeno memasuki aplikasi pengirim pesan dan mengetikkan beberapa kalimat kepada seseorang.

━━━━━━
-
━━━━━━

Nomor 21 di lantai 3

━━━━━━

Semoga keputusanku benar.

Ponsel pintar itu diletakkan di samping kepalanya, dan sepertinya Jeno hanya perlu menunggu saja.









+










Mark tersentak mendengar suara nyaring dari lorong. Dia terdiam dengan perasaan was-was ketika suara itu menghilang.

Kakinya melangkah perlahan mendekati pintu. Mark menempelkan telinganya untuk mencari tahu apakah suara itu akan terdengar lagi atau tidak.

Keheningan yang mendadak membuat Mark sedikit menghembuskan napas lega. Mungkin ada seseorang yang masuk ke kamar yang lain.

Dia memilih berbalik dari pintu, dan suara itu tersengar yang lagi terlebih suaranya seperti berada di depan pintu kamar hotelnya.

SEE YOU  [ JAEMJEN | JENO!HAREM ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang