My Bed

8.8K 149 8
                                        

Keesokan paginya, tidak seperti pengalaman pertama di mana Haechan harus bangun secara rusuh, kali ini pagi mereka pun berlangsung dengan cukup damai. Haechan bangun lebih dulu lalu mandi, saat sudah selesai mandi ternyata ada Mark yang juga sama sudah bangun. Ia perintahkan pria itu agar segera beranjak dan mandi di dalam ruangan jacuzzi, di mana ia telah mengganti airnya dengan air hangat yang baru.

"Apa waktu liburanmu masih lama?" Haechan bertanya ketika Mark telah selesai dengan mandinya, pria itu mengenakan pakaian yang sama dengan semalam.

Mark menarik rambutnya ke belakang, menilik pada kaca untuk melihat beberapa bekas ciuman serta gigitan yang ditinggalkan oleh Haechan pada lehernya. Banyak sekali dan sangat mustahil untuk bisa ia tutupi. Jika ia pikirkan, sebenarnya semalam yang lebih agresif itu Haechan daripada dirinya.

"Kenapa?" Mark menoleh, melihat Haechan sudah rapi dengan penampilannya. Kaos berwarna jingga dilapis jaket denim, rambut tersisir namun tidak nampak terlalu rapi sebab angin pantai mulai berhembus melalui jendela dan menerbangkan helai surai kecokelatan itu. Untuk celananya, Haechan memakai celana sejenis kulot yang cukup kebesaran sampai bisa ia lihat Haechan harus melipat bagian longgar itu di balik punggung.

Tapi bagaimanapun, pinggang itu memang terlalu kecil jadi tak heran bahwa hendak sekecil apapun celana yang dipakai, maka itu tetap akan menjadi kebesaran ketika dipakai oleh Haechan.

"Aku memiliki banyak waktu luang, bila kau mau menghabiskan waktu liburanmu itu, aku berharap sekali kau tidak akan keberatan bila aku juga ingin mengikutsertakan diri bersamamu." Ucap Haechan, ia terulur meraih tasnya untuk mengambil parfum. Bukannya Mark beraroma tidak enak, ia hanya ingin sesekali membaui Mark dengan aroma miliknya. Apakah itu akan cocok dengan pria itu atau tidak.

"Parfummu wangi sekali, aku yakin ini pasti mahal." Komentar Mark sambil mengendus-endus pakaiannya sendiri, namun siapa sangka bahwa hal itu juga diikuti oleh Haechan. Sosok itu berada di depannya, memajukan wajah untuk mengendus lengan, bahu, ceruk leher lalu kembali ke bahu, sedikit bagian dada, Mark gemas sendiri astaga sebenarnya ada apa dengan sosok ini.

"Hei, Haechan sebenarnya kau ini kenapa?" Mark menegur sambil terkekeh dan tangannya terulur secara otomatis untuk mengusak belakang kepala sosok tersebut, membelainya pelan merasakan bahwa rambut itu masih sedikit basah.

"Tidak apa-apa. Aromanya cukup cocok juga denganmu. Akan aku beri satu nanti." Ucap Haechan lalu menarik diri dari Mark dan menyimpan kembali parfumnya ke dalam tas. Ia sedikit berkaca, menata rambutnya untuk memastikan bahwa itu sudah dalam keadaan paling rapi.

"Tidak perlu repot-repot, tapi jika itu darimu maka siapa juga yang mau menolak." Mark setia sekali mengekor di belakang Haechan, selayaknya sepasang magnet yang berbeda kutub, Haechan memang memiliki daya tarik yang kuat baginya sampai ia enggan untuk memberi jarak.

Ha... baiklah, sebenarnya hanya dirinya saja yang terlalu mudah untuk terperdaya dan terpancing terhadap sosoknya.

"Sudah rapi belum?" Haechan berbalik, meminta pendapat pada Mark yang mana sekarang malah sedang berusaha mengurung tubuhnya. Anak ini sangat suka sekali bermain-main, lebih bodohnya lagi dia juga sangat senang sekali meladeninya.

"Sudah. Tidak rapi juga tetap akan terlihat bagus jika itu dirimu. Apa aku boleh menciummu?" Tanya Mark dan sudah tidak sabar untuk mendaratkan ciuman di pipi milik Haechan.

"Tidak boleh." Sebelum sempat bibir itu mendarat di pipinya, Haechan terlebih dahulu telah berbalik, mempermainkannya hingga ia dapat mendengar suara hela napas halus melantun di belakang telinga. Ia jelas tidak dapat menahan kekehan tawanya, ia mendongak ke belakang lalu mengusap-usap dagu itu halus sembari memberinya sebuah kecupan.

PEACHY BE*CHY {MARKHYUCK} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang