"Harusnya kau tidak perlu menanggapinya, kau jadi terluka begini."
"Bagaimana aku bisa begitu, dia nyaris menyeretmu dan kau akan terluka jika aku tak mencegahnya."
"Harusnya kau balas pukul dia dengan keras, payah sekali baru begitu saja sudah terluka begitu."
"Rora, bisa-bisanya bicara begitu?" Haechan menoleh pada anak tunggal kesayangannya dengan raut tidak percaya. Bukannya berempati pada seseorang yang sudah mau membantu mereka tapi malah berceletuk asal begitu.
Mark juga menoleh pada Rora, tega sekali bocah ini. Melihat ia terluka begini, bukannya sedikit saja khawatir atau minimal bertanya bagaimana keadaannya, tapi malah berkata begitu.
"Pa, dia lemah sekali. Jangan mau sama dia. Jika tak yakin bisa lawan dia, harusnya jangan sok maju, nah liat babak belur kan kau-Papaaaa!" Rora menyentuh dahinya sendiri yang mendapat sentilan keras dari Papanya. Memberengut dengan sebal, lagi-lagi Papanya lebih memilih untuk berpihak pada Kakak ini jika dibandingkan dengan dirinya.
Haechan membereskan kotak obatnya setelah selesai mengurus luka yang dialami oleh Mark akibat telah berusaha membantunya tadi. Tidak parah, hanya sedikit lebam di sudut bibir yang beruntungnya itu tidak sampai robek parah, darah yang keluar pun hanya setitik berkas merah.
Haechan sungguh akan merasa begitu menyesal dan bersalah bila Mark mendapatkan luka yang lebih parah dari ini. Padahal ia sudah berusaha menghindari ajakan berdebat dari Daniel, sebisa mungkin, tapi kenyataannya ia malah terlalu hanyut pada luapan emosinya, sampai akhirnya keluar kata dengan nada meledak-ledak. Mark yang mendengarnya seperti itu jelas langsung semakin maju, sungguh memasang diri untuk melindungi serta menjauhkannya dari Daniel. Saat ia hendak abai untuk masuk ke dalam rumah, Daniel terus mendesak dan ingin ikut masuk, begitu ia mendorong dan melarangnya masuk, pria itu malah bersikap cukup kasar dengan hampir menggeretnya kasar. Seandainya tidak ada Mark, mungkin saja ia telah terjatuh dan terluka.
"Kau sendiri, apa yang kau bicarakan dengannya tadi kenapa tak ikut menyusul masuk segera?" Haechan menoleh pada Rora yang duduk di belakangnya. Mereka duduk bertiga di sofa, Mark di sebelah kanannya sudah selesai ia obati lukanya, dan Rora ada di sisi tubuhnya yang lain -nampak sangat senang menempelinya.
Rora mengendikan bahu.
"Jangan ganggu aku, jangan ganggu Papa sama pacarnya-"
"Apa?" Haechan memekik tidak percaya.
Mark yang sejak tadi sibuk meresapi rasa sakitnya segera terperanjat begitu mendengar kalimat yang diucapkan oleh bocah 14 tahun itu. Ada kalimat yang menariknya untuk menumbuhkan rasa bahagia, tentu saja ia langsung merasa sangat berantusias untuk memastikan soal kebenarannya.
"Coba ulangi sekali lagi tadi bilang apa?" Mark melongok sambil pamer senyum lebar, mengabaikan rasa sakit yang hinggap pada sudut bibirnya saat ia paksa untuk mengembang naik.
Haechan mengulurkan tangan di depan Mark, menoleh pada pria itu kemudian mendorongnya agar mundur -diam dan tenang di posisi.
"Kau serius bicara seperti itu?" Haechan memberi atensi penuh kepadanya. Bukan karena ia kesal apalagi senang karena ini terasa seperti Rora memberi restu pada Mark -padahal masih teringat jelas di ingatan betapa anaknya tadi sangat menolak keras Mark untuk mendekatinya. Namun hanya dalam satu malam saja, ucapannya tersebut telah berubah.
"Tidaklah. Ih, lihat Kakak tingkahnya sangat percaya diri sekali. Tapi maaf ya, Papa punyaku. Tidak akan pernah sekalipun aku berniat membaginya denganmu." Rora menarik Haechan ke dalam pelukan erat, melirik pada Mark lalu memamerinya juluran lidah -sangat meledek.
"Jangan bercanda seperti itu. Sekarang katakan yang sebenarnya, apa yang kau bicarakan dengannya." Haechan membiarkan pingganya dipeluk oleh sang anak, ia usap dahi itu pelan sambil menata rambutnya dengan sayang. Nampak sudah sangat panjang, ia jadi berpikir untuk mengajaknya ke salon untuk potong rambut bersama karena sekarang rambutnya pun sama-sama panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
PEACHY BE*CHY {MARKHYUCK}
FanfictionI'll take you home, my peachy. BxB Markhyuck olderHc Mpreg smut explicit age gap