Setelah dua hari libur dan istirahat di rumah pasca olimpiade di Bogor waktu itu, kini Aira kembali ke sekolah dengan suasana hati yang gembira.
Aira berangkat sendiri dengan membawa mobil miliknya. Jangan tanya Evellyn, gadis itu sudah berangkat pagi-pagi sekali bersama sang kekasih. Mungkin mereka akan sarapan di luar, makanya berangkat pagi.
Aira menghirup dalam-dalam udara segar di sekolahnya. Setelah pengumuman hasil olimpiade kemarin yang menyatakan bahwa mereka lolos ke babak selanjutnya, ia benar-benar merasa lega.
"AIIRAA!!" teriak Ziva menyambut kedatangan Aira di kelas. Gadis itu berlari dan memeluk Aira erat seraya menggoyang-goyangkan tubuhnya.
"Ziva-Zivaaa!" Aira berusaha melepaskan diri dari pelukan temanya yang satu itu.
"Ih, sumpah ya lo keren banget kemaren!" ucap Ziva penuh semangat.
Aira sedikit terkekeh melihat ekspresi wajah Ziva.
"Oh iya! Gue lupa!" Aira memekik menepuk dahinya.
"Apaan?" Ziva mengernyitkan dahi.
"Gue janjian mau ketemu sama Pak Ardi pagi ini." jelasnya lalu berlari pergi meninggalkan Ziva.
Sesampainya di ruangan Pak Ardi, Aira di kejutkan dengan keberadaan Arfa dan juga Revan.
"Ngapain mereka disini? Kata Pak Ardi pagi ini kosong." gumam Aira.
Setelah mengetahui keberadaan Aira diambang pintu, Arfa dan Revan segera berpamitan hendak pergi.
"Kenapa mau pergi?" sergah Aira.
"Emang kenapa?" Arfa balik bertanya.
Aira mendengus kesal pada jawaban Arfa, lalu beralih menatap Revan. "Ada apa sih, kok buru-buru? Mau kemana? Emang kalian nggak sekolah, kok nggak pakek seragam?"
Revan tersenyum. "nggak ada apa-apa kok. Kita kesini emang mau izin nggak sekolah dan sekaligus nggak bisa ikut latihan. Pak Ardi kan wali kelas kita." jelasnya.
Aira mengangguk. "hmm... Terus, sampai kapan izinnya?"
Revan menggeleng. "nggak tau. Mungkin sekitar seminggu."
"Tapi Bara sama Dyo mana? Mereka izin juga?"
Arfa mendesah kesal. "Ssh... Tck! Kepo banget sih!"
"Ih, apaan sih?! Sewot aja!" balas Aira sarkas lalu pergi meninggalkan keduanya.
*****
Dua minggu telah berlalu dengan ketidakadaan The Perfect Boys. Sekolah kini mulai ada desas-desus tentang perusahaan keluarga Dyo yang terancam di tutup karena adanya perdagangan ilegal, namun Aira tidak mau mempercayai semua itu sebelum ia mendengar dari The Perfect Boys sendiri.
"Ra. Lo nggak bisa apa, tanya ke The Perfect Boys kebenaran tentang isu ini?" tanya Ziva mulai jengah mendengar bisik-bisik para siswi di bangku belakangnya.
"Hhh! Pengennya sih gitu, Zi." Aira memberi jeda ucapannya. "Tapi, chat gue aja nggak dibales sama mereka." Aira tertunduk lesu.
"Masa?! Termasuk Revan juga?!" Ziva membuka lebar matanya.
Aira mengangguk lalu menelusupkan wajahnya pada lipatan tangannya di atas meja.
Sepulang sekolah, Aira mampir untuk menjemput Zhafran di sekolahnya.
"Hai Kak!" sapa Zhafran begitu memasuki mobil Kakaknya."Wiih... dilihat-lihat kayaknya wajah kamu cerah banget nih. Ada apa gerangan?" tanya Aira sembari tersenyum melihat tingkah sang Adik.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZATARFA (Tamat)
Fiksi Remaja"perihal masa putih abu-abu yang tak akan pernah terlupakan" ••••• Zunaira Linka Alivia. "Gue? Suka sama salah satu dari mereka? No way!!" ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• Zatarfa Cadfael Adijaya. "Gue bakal dapetin apapun yang gue mau, termasu...