4.

114 10 0
                                    

"KYAAAAAAAA"

"Ada apa Itachi??! "

"K-kaasan!! Tousann!!! Hiks hiks"

Deg.

"Mikoto.. "

Keesokan harinya pun, Mikoto Uchiha di makamkan. Semua orang sangat sedih. Bahkan sasuke, menma dan sarada yang baru baikan oleh kematian sang Ibu/istri sekarang malah di terkam oleh kematian sang Nenek/Ibu.

Hujan deras mengguyur di sana, banyak orang yang hujan-hujanan.

"Kaasan.. Kenapa hiks kenapa Kaasan hiks meninggalkan hiks Itachi, hiks Itachi kan belum hiks membanggakan Kaasan hiksss" isak kakak sasuke, Uchiha Itachi. Itachi sungguh terpukul dengan kematian ibunda tercinta.

Itachi belum bisa memenuhi keinginan sang ibu, belum bisa membanggakan sang ibu dan lebih parah lagi.. Itachi belum memberikan ibunya Cucu.

Itachi tak punya pegangan, sama sekali tidak punya.

Ayahnya Itachi dan Sasuke yaitu Fugaku. Hanya menatap makan istrinya, Fugaku berwajah datar di sana akhirnya menangis dalam diam.

Keadaan langka yang biasanya netizen pasti akan langsung memotret nya malah Membiarkan karena tau keadaan, keadaan yang buruk dan kacau.

Tangisan dan pilu mewarnai hari itu, begitu juga dengan tangisan di sebuah loteng gelap.

Bruk

Tubuh seorang gadis di lemparkan ke ranjang, "S-sai! Kendalikan diri mu!! " Ujar gadis itu ketakutan, gadis itu melihat kalau laki-laki yang ada di depannya itu sedang keadaan mabuk berat.

"Khekhe, Dasar Jalang berani sekali dirimu membunuh Naruku" ucap laki-laki bernama Sai dan bermarga Shimura.

Gadis itu bernama Shion, Shion ketakutan melihat Sai yang di butakan oleh dendam , cinta dan obsesi terhadap istri orang, "KARENA AKU TAK MENYUKAI NARUTO ! NARUTO SUDAH MEREBUT SASUKE-KUN DARIKU" bentak Shion, Sai menyeringai.

"Sepertinya, kau akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik daripada SASUKE MU itu, Shion" Sai menyeringai lebar dan perlahan..

Dak!

Suara itu terdengar keras, ternyata itu benturan antara kepala dengan dinding, Hah??

Sasuke, dia menjedotkan kepalanya di dinding rumahnya, dia sungguh Depresi dan Stress.

Sasuke butuh hiburan, mungkin ia akan ke bar nanti setelah Kedua anak kesayangannya itu tidur.

Perlahan darah segar muncul dari kening Sasuke

Sedangkan di sisi sasuke ada Naruto, Naruto?? Ya , Naruto. Kini Naruto bukan di pokok ruangan, melainkan di sisi sasuke.

Naruto merasa khawatir pada sasuke saat sasuke menjedotkan keningnya ke tembok, Naruto sedikit bingung. Kenapa ia mengkhawatirkan orang yang tidak ia kenal?? Apakah dia dan sasuke pernah bertemu sebelumnya?? Benak Naruto.

Perlahan air mata sasuke mengalir berbarengan dengan darah dari keningnya.

Sasuke menangis histeris, "Hiks.. Hiks.. Kaasan.. Naru.. Hiks.. Hiks.. Kenapa.. Hiks.. Kalian meninggalkanku.. Hiks.. Hiks.. " Isak sasuke, sungguh sasuke kini lelah dengan semua yang ada di dunia.

Mulai dari kehidupan, kematian dan segalanya. Ia lelah, ia letih dan ia ingin mati dan menyusul Ibu dan Istrinya.

"Papa? Papa sedang apa? " Tanya sarada dengan suara serak, sarada menggosok mata kanannya karena Lampunya terang.

Sasuke menengok, "sarada?? Kenapa?? Kok bangun?? " tanya sasuke lalu menghampiri sarada.

Sarada menggeleng, "Sarada gabisa tidur, em.. Ini papa kenapa? Kok berdarah?? " tanya Sarada lalu menyentuh kening sasuke yang berdarah, sasuke meringis sakit saat Sarada menyentuhnya.

"Sakit ya papa? Maaf ya" Kata Sarada dan mengusap pelan luka ayahnya.

"Kata mama, kalo Sarada sakit harus di usap biar sembuh"

Sasuke terkekeh, "baiklah, ayo kita tidur Sarada, sudah malam" Ajak sasuke. Sasuke mengangkat sarada dan menggendong sarada menuju kamarnya

Naruto bisa melihat punggung sasuke di makan oleh kegelapan, kegelapan yang begitu ia takuti selama ini. Naruto ada rasa-rasa sedikit panik tadi saat sasuke menjedotkan keningnya dan sarada yang matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Tapi ia ingat, kalau dia bukan siapa-siapa di kehidupan mereka.

Dia hanya roh gentayangan, yang mencari sebab ia mati, "Ini pasti akan sulit.. " Gumam naruto laku menghilang dari sana, menuju entah kemana.

Keesokan harinya.

Kini Sasuke, sarada dan menma sedang berada di kediaman Haruno.

Mereka sedang duduk di ruang tamu bersama Tuan Haruno, Nyonya Haruno dan Sakura Haruno.

"Jadi, ada apa Sasuke-kun kemari? " tanya Nyonya Haruno, Mebuki Haruno.

"Saya.. Ingin melamar Sakura putri anda menjadi Istri saya, Tuan dan Nyonya Haruno" Jelas sasuke, Semua orang terkejut. Bisa-bisanya sasuke menikahi anak orang padahal istrinya baru saja meninggal. Orang mana yang seperti sasuke?!!!

Menma menatap sasuke dengan tatapan tidak percaya, "papa.. " Gumam Menma, lalu menundukkan kepalanya. Menma kini sedang kecewa pada ayahnya. Ia tak masalah jika ayahnya mau menikah lagi, tapi.. Pikir-pikirlah.. Ini baru dua atau tiga hari ibunya meninggal. Ayahnya mencari pengganti ibunya dengan mudah.

Sarada menatap polos naruto yang berada di sebelah Sakura, "Mama?? " Gumam Sarada.

Naruto menatap sedu ke sasuke, entah mengapa hatinya merasa sakit ketika sasuke ingin berniat menikahi Sasuke, "padahal aku bukan siapa-siapa dia, dan aku tidak mengenalnya.. Tapi mengapa.. Rasanya sakit.. " Batin naruto. Dadanya sakit walau hantu ya hantu tidak bisa merasakan sakit, tapi.. Ini hanya pengecualian.

Kecewa.. 364 waktu lagi, untuk naruto memecahkan misteri kematiannya.

365 Days. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang